BAB 3

Drama Completed 572

Dalam baringan di atas kasur aku melamunkan sesuatu. “Maafkan aku ibu, jika sikapku dulu pada Zafran telah menyakiti ibu.” Kata Rahmi sembari memeluk foto ibunya yang sudah meninggalkan ia. Ada penyesalan dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Keinginannya untuk hidup bahagia di masa tua hanyalah angan-angan. Anak mantunya, hanya menelantarkan ia di masa tuanya. Ia bahkan tak memiliki rasa hormat sekalipun terhadapnya. “Ibu, mungkin sebentar lagi aku akan menemuimu. Kita akan hidup bersama. Aku akan bahagia jika aku sudah bersama ibu, maafkan aku ibu. Maafkan aku sebelum aku bertemu denganmu, Bu.” Air mata Rahmi pecah dari persembunyiannya.

Aku seperti hidup di neraka dunia. Kejam dan penuh dengan beban. Anakku sendiri lebih mendengarkan apa kata istrinya dari pada aku, ibunya. Mataku selalu melihat kejahatan dan perilaku busuk Zafran . Aku kasihan melihat kerja keras Arman demi memebahagiakan anak dan juga istrinya. Seringnya ia keluar kota, membuat istrinya bermain api dengan tetangga sendiri. Tapi, Arman tak pernah mendengarkan aku. Istrinya selalu bilang, aku hanya wZafran tua yang tak tahu apa-apa. Dia bilang aku sudah pikun dan mengada-ada.

Tiba-tiba suara pintu depan terbuka, dan mengagetkan lamunan Rahmi. Ia pun langsung bangun, dan membuka sedikit pintu bilik nya dan melihat apa yang terjadi di luar sana. Matanya sangat terkejut, jantungnya berdebar kencang, kakinya seketika lemas, dan napas mulai terengah-engah. “Tenang saja, Mas Arman lagi keluar kota. Mungkin seminggu lagi baru pulang. Dia selalu bilang kalau mau pulang. Jadi, jangan khawatir ketahuan sama Mas Arman.” Kata Zafran pada Alex. Seorang duda yang ditinggal oleh istrinya yang bekerja sebagai bidan, lantaran ia mengangur. Ia tinggal dengan anaknya yang berumur 17 Tahun.
“Lalu, bagaimana dengan ibu mertuamu?” Tanya Alex. “Sudahlah, dia hanya wZafran kempot dan lemah. Dia tidak tahu apa-apa. Kalau dia ngadu sama Mas Arman, dia akan berhadapan denganku. Sudah tua sebentar lagi juga mati.” Kata Zafran . Sudahlah, lebih baik kita ke bilik saja, hari sudah larut malam. Nanti keburu pagi, gak ngapa-ngapain.” Kata Zafran dengan manja pada lelaki yang bukan suaminya, bukan mahramnya.

Rahmi lantas menutup pintu bilik nya. Ia berbaring kembali di kasurnya. Ia menangis tersedu-sedu. “Ya Allah, bukakanlah pintu Arman agar ia tahu siapa sebenarnya Zafran . WZafran yang sangat dicintainya, telah menghianatinya.” Kata Rahmi. Ia sedih melihat perjuangan anaknya, membeli rumah, membuat usaha, agar keluarganya menjadi hidup kecucupan. Semangat dan kerja kerasnya sungguh luar biasa. Kini, ia sukses dan punya segalanya. Tapi, Istrinya sangat biadab.

“Kerja kerasmu hanya sia-sia Arman. Pulanglah, pulanglah, Nak. Lihat Istrimu.” Teriak Rahmi. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Menasihati Zafran , tak ada artinya apa-apa. Dia tak menghormatinya, dan tak menghargainya. Rumah yang menjadi istana yang dihadiahkan Arman untukku, ternyata hanya membuatkan kandang bagi wZafran yang berperilaku seperti binatang itu. Rumah yang harusnya menjadi tertram dan damai. Sekarang, semuanya lenyap, rumah terasa panas dan pengap, kerena ulah istrinya yang biadab. Rumah Ini tak ubahnya seperti neraka.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience