BAB 9

Romance Completed 6190

“Baik saja Boris, kkenapa nangis sayang? Aku tak apa-apa, aku bahagia, setidaknya orang yang kucintai, ada di sisi, menemani aku di sisa-sisa akhir hayatku..”

“Tolong Alice, jangan cakap begitu, kau pasti sembuh, aku nak kau sembuh. Kau harus sembuh ya, aku nak kita teruskan hidup bersama kita yang bahagia seperti dulu. Aku ingin keluarga kecil kita bahagia bersama selalu.”

“Boris, kita tak boleh lari dari hakikat, ini adalah reality. Yang hidup pasti akan merasa mati. Aku sendiri sedari umurku sudah tak lama lagi. Boleh jadi sebentar lagi, besok, atau lusa. Itu semua boleh terjadi.”

Aku terkesima dan bisu tanpa kata sebentar mendengar perkataan Alice. Ya memang benar, saat ini memang keadaanya seperti itu. Aku sendiri tidak boleh mengelak.

Aku hanya boleh merasakan penyesalan, kekecewaan yang berat di dalam hatiku. Haruskah aku secepat ini akan kehilangan wanita yang sangat kucintai? Haruskan pengakhirannya begini untuk kami.

“Aku masih ingat kata-kata yang kau ucapkan kepadaku saat kali pertama berkenalan dulu. Masih ingatkah kau?” Tiba-tiba Alice bertanya ke arahku sambil terseyum.

“Ohh itu, ya dah tentu aku masih ingat itu, kenapa? Jawabku sambil tersenyum semula.

“Aku nak kau katakan itu lagi sekarang ke aku,” kata Alice masih dengan senyumannya.”Hai, kenalkan namaku Alice..”

“Kau cantik!” kataku pelan dengan mata persis memandang ke wajahnya sambil tersenyum dan meneteskan air mata.

“Terima kasih ya Boris, sayangku..” Seketika itu juga, entah kenapa, walau dengan wajah pucatnya, aku dapat melihat wajah cantik Alice masih terlihat sama seperti dulu meski hakikatnya dia menahan azab sakit.

Mungkin kerana senyumannya itu yang tak pernah pudar. Usai melafazkan kata-kata itu, Alice tertidur semula. Aku mengucup keningnya. Saat itu juga aku menangis, tidak terperi melihat penderitaan yang dialami belaian jiwaku itu, seseorang yang benar-benar kucintai.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience