Aku Mulai Menangis

Short Story Completed 1780

Dari dalam rumah aku mendengar suara motor yg sudah tak asing lagi bagiku, tepat jam 7 malam kak Dhilla menjemputku.
Aku permisi dengan ibu dan ayah begitu juga kak Dhilla..
Ibu dan ayah selalu membiarkan ku pergi dengan kak Dhilla karena mereka tau kami udah kenal lama dan mereka tidak perlu khawatir akan hal itu.

"Cantik bgt si curut malam ini, heheh"
"bisa aja kak, aku naik nih yahh pegangan yg kuat ntar kita jatuh pula"
"iyaa iya, kita makan dimana malam ini? plis jangan bilang terserah deh curut"
"ih suudzon bgt sama aku, yaudah kita makan di tempat biasa aja, biar sekalian free wifi, heheh"
"iyaiya bawel"

***
Sampai di tempat makan, kami pun memesan makanan, aku udah hafal dia makan apa dan minumannya apa, begitu juga dia..
Jadi ketika pelayan menanyakan kepada kami mau mesan apa, aku malah memesan makanan untuk nya dan dia juga memesan makanan untukku..

"Yeess lancar bgt wifi nya kak, barokah hidupku kalo disini mah, hehheh".kataku.
"Hidup kamu itu barokah kalau ada aku".Sambil tertawa
"Yeee sok tau,".

Tak lama kemudian pesanan kami pun datang, aku teringat tentang sesuatu yg ingin diomongin kak Dhilla..
Sambil makan aku menanyakan tentang hal itu..

"Btw, kakak bilang mau omongin sesuatu ke aku, emang nya apa sih? kepo nihh"
"Ohh itu.. jadi gini, kamu kenal kak Yuri sekelas kakak kan? "
"Iya tau, yg cantik itu kan..beda bgt sama aku, dia menang banyak dari aku"
"Apaan sih kamu itu maniss loh curutt,"
"Sa ae lu pecahan genteng,hahah".kataku sambil tertawa
"Menurut kamu kak Yuri orgnya gimana? "
"hah..? kalo menurut aku nih yahh sejauh mata memandang ceileee hehe. dia itu cantik, bersih, putih, tinggi kalo sifatnya sih kurang tau karena aku cakapan aja gak pernah sama dia, emg napa sih?"
"Mmm.. menurut kamu dia cocok nggak jadi pacar kakak?"
"apa...?!ehhh.. iya kak cocok kok, kakak suka ya sama dia? "
"Jadi gini, waktu kita ke bioskop itu dia nembak kakak, dia suka sama kakak, kakak sih belum yakin sama perasaan kakak. tapi kakak coba deh membuka hati untuk dia. kakak mau nembak dia sekali lagi untuk jadi pacar kakak. Gimana?".Katanya sambil tersenyum lebar.
"ehh.. i.. i.. ya kalo emang menurut kakak begitu yaudah sih jalanin aja, aku mendukung kok selama itu baik buat kakak".
"Thanks ya curutttt".

Setelah percakapan itu, ntah kenapa aku langsung lemas,rasanya nyesek bgt, aku jadi gak nafsu makan. Aku langsung cepat2 mengajak kak Dhilla pulang, dia kebingungan dengan keputusanku tapi aku maksa karena aku udah malas lihat dia..

***
Sampai dirumah aku langsung kekamar merebahkan tubuhku dikasur, rasanya sakit bgt mendengar kak Dhilla akan nembak kak Yuri, tiba2 air mataku menetes.. Aku pengen nangis sekuatnya tapi aku hanya bisa menahannya saja..
Aku ingin marah,

apakah aku mulai menyayangi kak Dhilla?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience