bab 5 (permulaan)

Romance Series 630

“Josh menceritakan semuanya val!” Teriak jenni histeris
“Udah 2 minggu jen!” Kataku kesal “udah kejadian 2 minggu” kataku lagi kesal
“Tapi kan aku di sidney darling!” Katanya membela diri
“Tapi Aku sudah cerita lengkap jeni!” Kataku kesal
“ I want to know this mr k” kata jenni penasaran
“Kita ada janji jam 1” kata Josh tersenyum jahil
“Kamu aja” kataku cepat berusaha menghindar
“Val udah 2 minggu kamu menghindar. Pekerjaanku dobel! Aku bukan pak pos. Setiap ada yg ditanyakan aku harus tanya ke kamu lagi. Pekerjaanku lebih berat. Seharusnya yang asisten kan kamu” kata josh kesal
“Come on josh” kataku memohon
“Tidak untuk hari ini!” Kata jenni cepat “aku ingin melihatnya” rengek jenni
“Sana ikut josh!” Usirku
“Selamat siang” tiba2 suara itu memenuhi ruanganku. Aku langsung berdiri mematung
“Selamat siang pak kenji” sambut josh
“Kamu si mr K?!” Kata jenni terperanjat kenji sedikit kebingungan tapi langsung menyodorkan tangannya dan berkenalan dengan jenni
“Kenji” katanya mantap
“Jenni teman dekat valentine” katanya menjelaskan “wahhh sungguh matamu ada sedikit binar daren!” Tiba2 jenni berteriak dan seketika ruangan langsung senyap. Jenni menyadarinya, menyebut nama daren adalah sebuah kesalahan
“Seharusnya saya yang mendatangi anda pak kenji” tiba2 josh mencoba mencairkan suasana
“2 minggu pekerjaan di kantor serasa pekerjaan 1 bulan jika kita langsung berkonsultasi pada design interiornya langsung” tiba2 kenji menyindirku sambil melirik sekilas padaku
“Maaf kan saya pak, sebenarnya valentine mengejar proyek kami yang lain yang lebih dulu” josh membelaku
“Iya saya mengeri. Jadi saya kesini ingin mengkonsultasikan beberapa hal. Jika boleh saya ingin mengobrol berdua” tiba2 kenji mengusir josh dan jenni dan sepontan jenni ngacir menyelamatkan diri
“Baiklah.. silahkan. Jika saya di perlukan saya ada di kantor” kata josh berpamitan sebelum pergi aku malah menarik sedikit jasnya. Josh langsung berhenti dan melirikku. Antara harus pergi dan tinggal, josh mash mempertimbangkannya
“Tidak akan terjadi apa pun pak josh. Saya berjanji” tiba2 kenji berbicara
“Baik lah” tawa ragu josh menggema dan langsung menuju pintu dan menutupnya
“Kenapa kamu menghindariku” tiba2 kenji langsung bertanya
“Aku tidak menghindar. Aku masih sering ke tempatmu untuk berbicara pada tukang2 di sana. Jadi kalau kamu bilang pekerjaanku seperti 1 bulan, rasanya salah. Bukannya minggu ini juga bakal beres?” Kataku membela diri
“Mungkin sebuah alasan untuk berbicara berdua denganmu” tiba2 dia membuatku yang selalu menghindari matanya membuatku menatapnya. Aku menemukannya lagi. Menemukan daren dari kenji. Ini benar2 salah. Batinku terus memberontak
“Apa yang ingin kamu bicarakan?” Kataku berpaling lagi untuk menghindari matanya
“Bukan soal pekerjaan” katanya lagi membuatku kembali menatap matanya. Mata daren
“Lalu?” Aku menghindarinya. Oh Tuhan it’s so hard
“Apa yang bisa membuatmu menatapku tanpa melihat daren di mataku?” Tiba2 dia membuat aku tertegun lagi. Dan air mata mulai berjatuhan dari peraduannya
“Aku tau ini gak bener” isakku. Dia memberikan sapu tangannya lagi. Ya lagi, ini ke tiga kalinya aku menerima sapu tangan darinya dan itu memalukan. Bau sapu tangan itu khas kenji. Seperti mulai terbiasa pada bau parfum kenji yang maskulin.
“Tatap aku” tiba2 kenji menarik dagu ku sejajar dengan matanya. Aku menatapnya lagi. Oh kerinduan itu menusukku lagi dan lagi. Membuatku bercucuran air mata sambil melihatnya. Tidak ada isak tangis hanya air mata yang tak kunjung berhenti jatuh.
“Shit!” Tiba2 dia memaki membuatku menarik diri dari tangannya dan lekas menghapus air mataku lagi menggunakan sapu tangannya
“Maaf. Tapi matamu seperti mata daren pak kenji. Dan maafkan aku bertingkah seperti ini” aku langsung meminta maaf sambil menundukan kepalaku
“Bagaimana jika ku katakan mata ini memang milik daren??” Tiba2 kata2nya membuatku berhenti menangis dan menatapnya kaget
“Kamu lebih cantik saat tidak mengeluarkan air mata” tiba2 kenji memuji membuatku kesal setengah mati. mana mungkin mata daren??! Ah tiba2 aku teringat sebuah peristiwa. Daren pernah menandatangani sebuah formulir. Sepintas aku sempat melihat kop surat yang tertulis organisasi pendonor organ. Aku sempat bertanya pada daren tapi dia langsung menyerahkan formulir itu pada salah seorang perawat. Apa kah mungkin?? Tiba2 mataku membelalak
“Apa yang kamu katakan benar?” Tiba2 aku bertanya senyum kenji langsung memudar
“Mungkin” jawabnya tanpa ada senyum “ aku pernah menerima transplatasi mata setahun yang lalu. Mataku buta 5 tahun yang lalu karena kecelakaan. Dan setelah menunggu begitu lama suatu hari aku di telfon oleh salah satu yayasan organ, mereka mengatakan ada mata yang cocok untukku. 3hari kemudian aku transplatasi mata” katanya serius
Aku menagis lagi. Sungguhkah? Sungguh mata daren?
“Aku pernah bertanya mata siapa ini. Aku mau berterimakasih untuk kesempatan yg diberikan orang ini. Meski pada keluarganya. Tapi mereka sangat menjaga privasi pendonor. Jadi aku tidak pernah sempat berterimakasih pada orang yang memberikan mata ini. Kapan daren meninggal valentine?” Tanya kenji penasaran
“4 April 2016” jawabku terisak
“Aku transplatasi tanggal 6 April tahun lalu!” Tiba2 kenji mematung “semua terasa benar” katanya galau
“Maaf bisakah anda keluar? Saya butuh waktu sendirian” kataku mendorong kenji
“Valentine..” suaranya begitu lemah. Kami sama2 syok pada fakta ini. Dia menggenggam tanganku “mata ini tidak bisa berpaling padamu” katanya yang membuatku berhenti mendorongnya dan membelalak kaget
“Anda bukan daren. Daren sudah meninggal. Seandainya pun itu mata daren, anda tidak berhak berkata demikian untuk mempermainkan perasaan saya!” Kataku mendesis marah, batinku memberontak.
“Aku gak pernah mempermaikan perasaanmu. Ini terjadi begitu saja sejak aku pertama melihatmu” katanya jujur. Aku menyerah mendorongnya karena dia tidak bergerak sedikit pun.
“Please... leave me alone” kataku lemas tiba2 dia menuntunku kebangkuku dan mendudukanku
“Setidaknya biarkan aku melihatmu duduk. Mukamu sepucat kertas. Aku akan meninggalkanmu. Sekarang” katanya menekankan kata sekarang yang berarti ada hari esok dia bisa menemukanku. Dia menggenggam tanganku dengan erat. Lalu meninggalkanku dengan berat hati. Gak lama jeni masuk menerobos kantorku dan memelukku. Kami menangis berpelukan

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience