bab 6 (terbiasa)

Romance Series 630

“Aku harus bicara sama anda” aku memasuki ruangan kenji dan membuatnya antara tersenyum dan heran
“Tingalkan kami berdua” kata kenji tegas membuat seisi uangan yang berjumlah 7orang pun saling berpandangan tapi langsung keluar dari kantor kenji
“Maafkan aku. Diluar tidak ada orang, aku pikir kamu sendirian” kataku malu. Uggghhh bodohnya aku, seperti anak sma yang menerobos masuk
“It’s ok” jawabnya cepat lalu melirik ke arah sofa di depannya dan aku masih ragu
“Apakah aku bisa kembali nanti?” Tanyaku takut dan akan segera meraih gagang pintu
Tapi dia berlari mencegahku dan menarikku kearah sofa aku meringis. Antara malu dan bingung. Tiba2 aku melupakan setiap kata yang kususun dari tadi malam
“Jangan lari. Katakan apa yang mau katakan” katanya tajam
“Kantormu besok sudah beres” kataku cepat tanpa berfikir. Dia menaikan sebelah alisnya
“Aku tahu. Yang aku katakan apa yang ingin kamu bicarakan yang aku masih belum mengetahuinya?” Tanyanya sambil tetap menatapku tajam. Aku menggeleng halus. Berusaha mengumpulkan konsentrasiku
“Daren sudah meninggal. Entah mata itu milik daren sekalipun, tidak akan merubah apa pun. Kamu adalah kenji. Seandainya mata itu milik daren. Mata itu milikmu sekarang. Jadi... kita sudahi soal mata daren” kataku secepat mungkin lalu menghela nafas lega telah mengatakan semuanya
“Tubuhku menerima mata ini dengan baik. Tidak ada masalah apa pun soal mata ini. Pertanyaanya adalah, apakah kamu mampu menganggap mata ini adalah mataku?” Tanyanya perlahan yang membuat tubuhku mematung
“A.. aku harus terbiasa. Harus” kataku lebih ingin meyakinkan diriku sendiri dan dia tersenyum
“Tubuhku tidak ada masalah menerima mata ini valentine. Tapi mata ini menolak setiap aku melihat wanita lain. Bahkan mantan tunanganku” katanya tiba2 yang membuatku terperanjat dia melanjutkan ceritanya “pada waktu kecelakaan 5tahun yang lalu aku sudah bertunangan dengan seseorang. Dia cantik.. cerdas. Percaya diri dan mandiri” ceritanya. Ahhh wanita itu berbanding terbalik denganku tiba2 hatiku merasa kesal
“Sejak aku menerima mata ini 1 tahun yang lalu. Memandangnya pun sudah tidak ada sesuatu. Seperti aku tidak mencintainya lagi. Hatiku awalnya menolak. Aku mencintai wanita itu bahkan kami berencana menikah tahun ini. Mata ini juga yang membuat hatiku menghianati wanita itu. Intinya dalam waktu setengah tahun sejak aku memiliki mata ini, dia tidak menjadi berarti lagi. Tapi sejak aku melihatmu 2 bulan yang lalu. Mata ini selalu mencarimu. Membuat hatiku penasaran pada sosokmu. Mungkinkah mata daren masih menginginkanmu?” Tanyanya penasaran aku menggeleng tidak percaya. Seperti dalam dongeng atau cerita hantu. Hal itu membuatku sedikit merinding
“Aku gak paham apa yang kamu bicarakan. Dan aku tidak bisa mempercayainya” kataku sedikit menggeleng
“Apa yang bisa aku lakukan? Percaya tidak percaya mata ini tidak menginginkan wanita lain. Selain..” dia menggantung kata2nya membuatku bisa menebaknya tanpa dia mengatakannya
“Mungkin mata itu menginginkan aku. Tapi gak dengan hatimu. Hati mu masih milikmu. Sudahi cerita ini. Kamu buat aku bingung” kataku kesal dan berdiri
“Darimana kamu tahu hatiku juga gak menginginkan kamu?” Tanyanya tiba2 dengan senyum tersungging. Ahhh tampannya tiba2 pikiran itu menyelinap di pikiranku aku langsung terperanjat dan berlari ke arah pintu
“Aku rasa kamu juga harus terbiasa dengan kehadiranku valentine” katanya sambil membukakan pintu untukku. Dan aku bejralan cepat berusaha menjauh darinya

Hari-hariku berlalu. Kenji semakin intens mendatangiku. Mengajakku bicara, makan malam bersama teman2 bahkan kakak-kakakku. Tapi dia berusaha tidak mendekatiku atau cuma mengajakku berdua. Sudah setengah tahun sejak perkenalan pertama kami. Pelan2 aku mulai terbiasa dengan kehadirannya. Mulai menyukai setiap kehadirannya dan canda tawanya. Jenni bahkan terpukau pada kegigihan kenji mendekatiku secara perlahan. Suatu hari tiba2 kunjungan kenji terhenti selama hampir 1 minggu dan aku mendapati bahwa kenji sakit dan masuk rumah sakit. Butuh 3hari untukku bisa mendatangi kenji. Aku trauma pada rumah sakit, untuk menjenguk kenji pun aku butuh keberanian besar
“Hallo” sapa jenni pada kenji
“Hai” sapaku
“Hai” katanya tersenyum lebar saat aku menyapanya
“Kok betah sih di rs?” Canda jenni mencairkan suasana
“Seandainya bisa pulang sekarang, aku akan lari dari sini” katanya tertawa tapi tiba2 dia memegangi dadanya dan meringis sakit
“Tidak papa??” Tanyaku panik
“Aku gak papa valentine. Tidak ada yang bisa membuatku jauh dari kamu” katanya tiba2 menggenggam tanganku dan aku menatapnya bingung jenni tiba2 keluar dari ruangan itu
“Aku tahu.. ibu mu meninggal di rumah sakit begitu pula dengan daren. Aku aman valentine” katanya meyakinkan aku yang bingung
“Apa maksudmu?” Kataku tiba2 marah
“Aku dengar semua dari kakak kakakmu” katanya cepat yg membuatku marah pada mereka
“Aku.. aku” kata2ku terputus
“Kamu tidak perlu mengatakan apa2” kata kenji tersenyum “aku hanya terluka saat olahraga. Tidak ada yang serius” katanya lagi
“Kamu terlalu nekat” kataku kesal. Ya dia suka olahraga yang menantang. Dia suka main trail, panjat tebing dan panjat gunung. Beberapa x juga dia pergi menyelam di berbagai daerah di Indonesia.
“Pulanglah.. lusa aku akan menemuimu” katanya sambil mengusap rambutku aku langsung menjauh kagetenerima sentuhan itu dan dia terkekeh geli
“Kamu selalu membuatku kesal” kataku kesal
“Tapi kamu menyukainya” tawanya mulai membuatnya kesakitan lagi aku langsung menenagkannya dan mengambil air untuknya
“Aku akan pulang. Seperti yang kamu tahu. Aku tidak menyukai rumah sakit” kataku cepat sambil mengambil tasku lalu mendekatinya
“Kenji” panggilku
“Hemm?” Katanya pelan sambil membenarkan posisi duduknya
“Tetaplah hidup.. karena aku mulai terbiasa pada kehadiranmu” kataku menatapnya tajam dia membelalak kaget lalu mengangguk
“Aku berjanji padamu” katanya tersenyum senang. Lalu aku keluar dari kamarnya

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience