Aku menggenggam tanggannya dengan erat. Takut melepaskannya dan dia akan hilang selamanya
“Aku mencintaimu valen” Katannya tersenyum
“So I need you to stay longer” kataku menitikan air mata
“I will be with you, you will never be alone honey” katanya sambil mengusap rambut panjangku
“ I will if you go” isakku
“Relakan aku sayang.. aku tidak akan tenang jika kamu masih bersedih” katanya menitikan air mata
“Aku ga sanggup. Gak akan pernah sanggup” kataku sambil memeluknya
“Saat hujan turun kamu akan tau kalau aku masih menemanimu” katanya mencium keningku
“Nooo! I still need you!” Kataku keras kepala
“Seandainya penyakit ini tidak mengerogotiku, aku pasti akan selalu bersamamu sayang” isaknya
“I love you”
“I love you too” katanya semakin lemah
“Relakan aku val. Terlalu berat kalau melihatmu sesedih ini” katanya pelan
“Aku merelakan kamu daren... “ kataku akhirnya sambil terisak sedih
“Berjanjilah untuk selalau tersenyum val”
“Dan berjanjilah saat hujan tiba kamu selalu ada” kataku berusaha tidak terisak
“Kakak!! “ teriak crista sambil menagis pilu
“Pasti berat tinggal bersama ayah cris. Tapi
itu pilihan terbaik” kata daren dengan susah payah
“Aku cma mau tinggal sama kamu kak. Bertahanlah” tangis ctista semakin pecah
“Jadilah anak baik cris. Dan dengarkan valen” katanya tersegal dan terbatuk. Nafasnya mulai berat
“Kenapa aku harus mendengarkannya!!” Kata crista ketus
“Karena dia menyayangimu seperti aku menyayangimu cris” kata tegas daren membungkam crista yg hanya bisa menunduk lemah masih terisak
“Aku... men..cintai kalian” katanya tersegal2
“Kakak!!!”
“Darenn!!”
Hanya suara isak tangis tang terdengar dari kamar icu tempat daren meninggal. Sedangkan di luar kamar ayah kandung daren hanya bisa bersandar di pintu sambil menahan tangisnya