Series
18
Pantulan Dirinya yang Baru
Aurora menatap wajahnya di cermin besar kamar utama. Pantulan itu terlihat asing, namun terasa seperti rumah. Rambut hitam tebal jatuh indah di bahunya, mata emas tajam seperti binatang liar yang baru bangkit. Tubuh remaja ini tampak halus, tetapi Aurora bisa melihat bekas masa lalu yang keras.
“Aurora Valleria… tubuhmu mungkin pernah lemah, tapi aku tidak akan mengulang kesalahanmu.”
Sebuah suara digital terdengar di dalam pikirannya.
> [Sistem Reinkarnasi Aktif]
[Tugas Utama: Pulihkan reputasi ‘Putri Mafia Aurora Valleria’ dalam 30 hari.]
Aurora terkekeh.
“Reputasi? Hah… itu mudah.”
Pemilik tubuh ini dulu dikenal sebagai putri manja keluarga Valleria, tidak bisa bela diri, penakut, pemarah, dan membuat masalah. Sekarang? Dia bereinkarnasi ke tubuh ini untuk menguasai ulang dunia mafia.
Ketukan pelan terdengar di pintu.
“Lady Aurora, Tuan Adrian menunggu Anda di aula utama.”
Aurora berhenti.
Adrian Valleria—pria berbahaya, jenius strategi, dan calon penerus keluarga. Dalam hidup lamanya, Aurora pernah mengalahkan organisasi bawah naungan lelaki itu.
Kini mereka bersaudara… setidaknya secara nama.
Aurora tersenyum tipis.
“Baik, aku akan turun.”
Tatapan Seluruh Mansion
Aula keluarga Valleria tampak mewah, dinding marmer hitam dipenuhi ukiran simbol keluarga. Ketika Aurora memasuki ruangan, tatapan semua orang tertuju padanya.
Biasanya, Aurora yang dulu akan menunduk ketakutan.
Tapi Aurora yang baru—menatap balik tanpa gentar.
Adrian berdiri di tengah aula, tubuh tinggi tegap, mata perak yang seperti membaca isi kepala orang. Ekspresinya tidak berubah saat melihat Aurora, tapi sorotan matanya sedikit menyipit.
“Aurora Valleria,” panggilnya datar. “Ikut aku.”
Orang-orang berbisik pelan. Aurora yang dulu tidak pernah dipanggil seperti itu.
Aurora maju tanpa menunggu.
“Kalau kau ingin bicara, bicaralah.”
Beberapa anggota keluarga langsung terdiam. Gadis ini… berani menjawab Adrian?
Adrian mengusir semua orang dengan anggukan kepala. Dalam hitungan detik, aula hanya menyisakan mereka berdua.
Pria itu melangkah mendekat, jarak mereka tinggal beberapa langkah.
“Kau berubah,” katanya langsung.
Aurora menatapnya balik. “Dan itu masalah?”
“Tidak,” jawabnya pelan. “Aku hanya ingin tahu… siapa Aurora yang sedang berdiri di depanku.”
Sistem berbunyi lagi.
> [Kesempatan Hidup 1:
Perlihatkan sisi dominanmu di hadapan Adrian.]
Aurora melangkah mendekat, menantang.
“Aku seseorang yang tidak akan tunduk pada siapa pun lagi, termasuk dirimu.”
Senyum tipis muncul di bibir Adrian—sangat singkat, tapi jelas.
“Baik, Aurora. Tunjukkan padaku.”
Dan di momen itu, permainan kekuasaan antara mereka mulai terbentuk.
Ketertarikan Awal
Aurora sudah kembali ke ruang kerja kecilnya ketika suara langkah kaki pelan mendekat.
Adrian masuk tanpa mengetuk. Selalu begitu.
“Kau tidak keberatan?” tanyanya.
“Kalau aku keberatan pun, kau tetap masuk,” balas Aurora sambil menutup buku laporannya.
Adrian duduk santai di sofa.
“Kau benar-benar berbeda. Tidak hanya dari Aurora yang dulu, tapi dari semua orang di keluarga ini.”
Aurora mengangkat bahu. “Perubahan itu baik.”
Adrian mencondongkan tubuh ke depan.
“Aku punya tawaran.”
Ia meletakkan sebuah map hitam di meja. Aurora membuka isinya: daftar target berbahaya, operasi rahasia, dan catatan ancaman internal keluarga.
“Kenapa kau menunjukkan ini padaku?” tanya Aurora.
“Aku ingin bekerja denganmu,” jawab Adrian. “Aurora yang dulu tidak akan sanggup mengurus ini. Tapi Aurora yang baru…”
Ia menatapnya lama.
“Aurora yang baru menarik perhatianku.”
Sistem kembali berbunyi.
> [Pilihan Sistem:]
A: Terima kerja sama Adrian → akses informasi keluarga + perlindungan
B: Tolak → jalur independen terbuka]
Aurora tersenyum tipis, mengambil pena.
“Aku terima.”
Adrian tersenyum kecil — tenang, namun mematikan.
“Selamat datang di sisi yang benar, Aurora.”
Dalam sekejap, hubungan mereka berubah.
Bukan lagi sekadar keluarga… tapi sekutu rahasia.
Share this novel