Series
18
Aurora menatap bayangan dirinya di cermin besar kamar pribadi yang baru diberikan keluarga Valleria. Pantulan itu menunjukkan gadis berusia enam belas tahun dengan aura yang sama sekali berbeda dari sosok lemah yang mati dibunuh keluarga angkat di kehidupan sebelumnya.
Kini—
Mata emasnya menyala lembut.
Tubuhnya lebih tinggi, ramping, namun berisi pada tempatnya.
Dan atmosfer di sekelilingnya… seperti menyimpan ancaman tenang.
“Tubuh ini cantik. Tapi lebih dari itu… tubuh ini kuat,” gumam Aurora sambil merasakan energi halus mengalir di ujung jarinya.
[DING!]
Sistem Reinkarnasi Aktif.
• Sinkronisasi memori… 87%
• Proyeksi adaptasi kemampuan… selesai
• Status host: optimal
Aurora tersenyum tipis.
“Baik. Sudah waktunya aku benar-benar hidup sebagai Aurora Valleria.”
Perjamuan Keluarga
Senja jatuh ketika Aurora pertama kali diperkenalkan secara resmi dalam perjamuan keluarga inti Valleria. Gedung keluarga itu besar, penuh kaca dan baja, berdiri megah seperti benteng modern. Di tengah aula, anggota keluarga utama berdiri dalam balutan busana formal gelap, memancarkan karisma berbahaya khas mafia kelas atas.
Tatapan-tatapan itu jatuh kepadanya.
Sebagian kagum.
Sebagian ragu.
Sebagian… takut.
Aurora melangkah masuk dengan kepala tegak. Gaun hitam tipis yang dikenakannya bergerak anggun, sementara mata emasnya menyapu ruangan tanpa gentar.
Adrian, ayahnya di kehidupan ini, menyambutnya dengan senyum tipis yang mengandung kebanggaan samar.
“Aurora Valleria,” katanya lantang, “putriku yang kembali.”
Kata “kembali” menggema.
Banyak yang tidak tahu apa artinya.
Banyak yang ingin bertanya.
Namun tidak ada yang berani.
Aurora menunduk sopan. “Senang bertemu semuanya.”
Salah satu paman dari keluarga cabang berdeham pelan. “Apakah dia… benar-benar putri kandungmu yang hilang itu?”
Adrian tidak menjawab.
Ia hanya menatap lelaki itu dengan tatapan dingin yang membuat udara ruangan menegang.
Aurora sadar, ini bukan sekadar acara penyambutan.
Ini adalah uji pengaruh.
Siapa yang berpihak.
Siapa yang meragukannya.
Dan siapa yang mengincarnya.
Sistem di dalam kesadarannya berbicara.
[Misi Tersier Aktif]
• Identifikasi ancaman internal keluarga
• Waktu: tidak terbatas
• Hadiah: aktivasi skill “Sense Manipulation”
Aurora tersenyum samar.
“Misi pertama, ya? Baiklah. Aku siap.”
Isyarat Bahaya
Setelah perjamuan selesai, Aurora berjalan keluar menuju taman belakang. Udara malam lebih menenangkan dibanding ratusan tatapan tajam tadi.
Namun langkahnya terhenti ketika sistem memberi peringatan.
[Warning: Perubahan pola langkah di belakang. Potensi ancaman 43%.]
Aurora menoleh sedikit tanpa benar-benar menatap.
Seorang pria muda dengan rambut perak berdiri beberapa meter darinya. Senyumnya dingin, nyaris tidak sopan.
“Kau berbeda dari rumor yang beredar,” katanya. “Kupikir kau akan jadi anak manja yang mudah dipatahkan.”
Aurora menaikkan alis.
“Kalimat pertamamu… sudah tidak sopan.”
Pria itu tertawa kecil. “Nama saya Leon Valleria. Sepupu jauh. Aku hanya ingin tahu apakah kau pantas menyandang nama keluarga ini.”
Aurora tidak menjawab.
Ia melangkah mendekat.
Tatapannya dingin seperti pedang terhunus.
“Kalau kau ingin mengujiku,” katanya pelan, “jangan pakai kata-kata.”
Udara di sekitar mereka menegang.
Dan Leon—untuk pertama kalinya—kehilangan senyum angkuhnya.
“Menarik,” gumamnya. “Kau bukan gadis kecil yang bisa dijatuhkan.”
“Syukurlah kau sadar,” jawab Aurora sambil melewati Leon tanpa menoleh lagi.
Sistem berbunyi.
[Ancaman teridentifikasi: Leon Valleria – Observasi Level 1.]
[Kemajuan misi: 37%.]
Aurora tersenyum tipis. Malam baru saja dimulai.
Kehidupan Baru, Rencana Baru
Kamar Aurora kini terasa asing sekaligus nyaman. Ia duduk di tepi ranjang, membuka tampilan holografik sistem di hadapannya.
“Dulu aku mati karena tidak punya kekuatan, tidak punya dukungan,” gumamnya. “Kali ini… aku tidak akan mengulanginya.”
Ia membuat daftar prioritas.
Tujuan Terdekat Aurora:
1. Menguasai kemampuan tubuh baru.
2. Memetakan kekuatan politik keluarga Valleria.
3. Mengidentifikasi musuh lama—dan baru.
4. Menentukan siapa yang layak dipercaya.
5. Membangun kekuatan sendiri.
Setiap poin terasa seperti langkah menuju takdir yang berbeda.
Aurora memejamkan mata sejenak.
Di kehidupannya yang lalu… ia mati sendirian.
Kini… ia bersumpah tidak akan membiarkan hidupnya diatur orang lain.
[Skill “Composure” aktif]
Emosi host stabil. Fokus meningkat.
Aurora membuka mata.
Tatapannya setenang permukaan air—namun menyimpan badai.
“Baik,” bisiknya.
“Aurora Valleria yang baru… resmi mulai malam ini.”
Share this novel