1

Others Series 1374

MOS??
ajang bagi senior untuk membully para juniornya..
acara yg menguras emosi dan tenaga para junior tertindas!
makanya, Gue Benci 'MOS'

KRRRIIINGGGGGG!!!!!! its 4 o'clock, Miss... KRRIIINGGG!!
Suara alarm menggema disebuah kamar yg didominasi warna peach.. Membangunkan seorang gadis yg kini menguap dgn mata stengah terbuka diatas ranjangnya. Tangannya terulur meraih ponsel yg sedari tadi berdering, lalu membuat benda itu membisu.
"Yukii! Wake up, bebyyy...", teriak seorang wanita sambil menggedor pintu kamar putrinya.
"I know, Bundaah", balas gadis dlm kamar itu, kemudian loncat dr ranjangnya, dan segera meluncur ke kamar mandi.
"Good! Jangan sampai telat sayang, its the first daay!!", balas Sang Bunda lagi, kemudian kembali ke istananya. Kitchen!
"Semangattt Yukii!", gumam gadis itu, lalu mempercepat langkahnya menuju kamar mandi.
Its the show timeee!!
***********
"Morning Ayah, Morning Bunda, Morning Bang Keeev...", sapa seorang gadis yg berlari menuruni tangga, lalu mencium pipi 3 org manusia yg tengah menunggunya dimeja makan.
"Morning, Yuki", balas kedua orang tuannya.
"Ehh, bisa diganti kali yaa panggilannya. Kedengerannya tuh lo kyk blg 'Bangke' tau", protes seorang pemuda yg tengah menyantap nasi gorengnya.
"So?? Yuki musti panggil apa? Bang Keppin? iuh kepanjangan", balas Yuki, setelah meneguk susu hangatnya.
"sudahlah jangan brtengkar dulu, kalian harus berangkat sekolah. itupun kalo nggak mau telat", ucap Ayahnya menengahi.
"Kevin sih ga masalah mau skolah jam brapa juga, Yah. Nii si boncel jam stengah 5 tuh harus sudah di sekolah. Mampus kalo telat, Dek", jawab Kevin dgn santainya.
"Jam 5? bukannya stengah 6? jangan ngaco deh Bang!!", pekik Yuki.
"serius, kata teman gue. dia kan panitia ospeknya. Buruan sana berangkat.", kata Kevin lagi.
"yaa buruan ayokk! lo anterin gue. masa iya cewek subuh gini bawa mobil sendiri", ucap Yuki, seraya menarik lengan Kevin, kakaknya.
"Looh? ada mang Kardi tu didepan. suruh anterin, gue blm kelar sarapan niii Dek", protes Kevin menolak.
"Ayahhhhhhhhh", rengek Yuki, memohon dukungan.
"Kevin....", seru Ayahnya, menatap Kevin dgn tatapan mendukung. lbh tepatnya memeprintah!
"rusuh nii pagi pagi", ucap Kevin sedikit sebal.
"yee lo kan juga panitia Ospek dikampus, masa iya datengnya telat! ayoook", pekik Yuki.
"ogahhh! masi subuh gini ga ada org dikampus gueee", kata kein menolak.
"Sama kak Nina aja Dek", ucap seseorang yg baru keluar dr kamarnya.
"Kok lo berangkat pagi juga Nin??", tanya Kevin bingung.
"Gue juga panitia ospek, Bang dikampus", jwb nina
"Yes! yaudah ayok kak. awas yaa Bangkee jahat", ucap Yuki, memalingkan wajahnya dr Kevin, dan menggandeng tangan Nina brjalan keluar rumah.
"Nina, kotak bekalnya sayang", ucap sang Bunda, lalu menyusul putrinya.
"Thanks mom, you're the best!", ucap Nina, memasukkan kotak kecil makanannya kedalam tas selempang.
"yua berangkat yaa Ayah, Bundaaa, Bangkee", teriak Yuki, sembari menyeret Nina.
"Nina berangkat juuggaaaa!", teriak Nina
"Be carefull", balas Bundanya, sambil geleng geleng kepala.
**********
Sebuah Mazda silver menepi didepan gerbang sebuah sekolah elite nan megah. Menurunkan seorang gadis cantik dgn rambut sebahu yg nampak ceria pagi itu.
"Good luck lil' sis.. ntar sms aja kalo uda pulang biar gue jemput. ee you", ucap Nina seraya tersenyum pd adik perempuannya.
"okee, hati hati kanin..", balas Yuki sembari melambaikan tangannya pada Nina yg mulai melajukan mobilnya menjauh.
Setelah mobil Nina benar benar menghilang, barulah Yuki memasuki gerbang sekolah barunya kini. Nuansa yg jauh brbeda dgn Junior High School nya dulu menyambut kedatangan Yuki. Gadis itu tak bisa berhenti mengagumi bangunan kokoh megah yg menjulang beberapa tingkat dihadapannya kini. Sekolah yg telah lama diimpikannya. Sekolah dgn fasilitas trlengkap di kotanya. sekolah elit dgn disiplin yg tinggi, serta menjunjung budaya dan tradisi daerah serta tdk melupakan nilai nilai moral Bangsa. dgn visi, mengharumkan nama bangsa di dunia internasional melalui pendidikan, mencegah terjadinya claim budaya oleh bangsa lain dgn menanamkan cinta tanah air pada seluruh anggota sekolah. "Mahatma Gandhi Senior High School".

? First quotes :
"Tidak adil jika menghindari sesuatu hanya krn cerita orang..
akan lbh baik, jika kita yg menjalani, dan berikan pedapat tentang hal itu..
setidaknya tdk akan ada penyesalan krn engga mencoba kelak..."
- Yuki Alona Firdaniswara -

"Attention Pleasee !!! Kepada seluruh Peserta MOS MG Senior High School, harap segera berkumpul dipusat suara. dalam hitungan ke 10. satu.... duaa...."
Pengumuman yg baru saja menggema diseantero sekolah megah itu, membuat seluruh peserta mos yg sedari tadi asik mengamati kemegahan sekolah barunya segera berhampur berlarian menuju pusat suara.
"duuhh pusat suaranya dmn lagi? iisshhh yg ngasi pengumuman bego apa yaa. murid baru mana tau pusat suara disekolah ini. eergghhh", keluh Yuki, seraya berlari mengikuti gerombolan siswa lainnya.
SRETTT...
"ups, sorry sorry. gue ngga sengaja", ucap seorang gadis imut yg tak sengaja menyangkutkan rantai gelangnya pada tas selempang rajut Yuki. gadis itu tampak gugup, mungkin takut Yuki akan marah.
"gapapa kok, santai. tuh uda lepas", balas Yuki ramah, seraya tersenyum.
"sekali lagi sorry yaa, hmmm", ucap gadis itu menggantung.
"Yuki Alona Firdaniswara. panggil aja Yuki", jawab Yuki, seakan menebak pikiran gadis itu, sambil mengulurkan tangannya ramah.
"ohh, gue Adel. Adela Jesia Artono", balas gadis bernama Adel itu, seraya menyambut uluran tangan Yuki.
"hmm, lo kelompok berapa, Del??", tanya Yuki, lalu melanjutkan langkahnya bersama teman barunya, Adela.
"gue kelompok 3. elo brapa???", balas Adel, si gadis berparas ayu dgn wajah oriental yg rada mirip Aelke Mariska gituh.
"Kelompok 3?? edelwish dong??", tanya Yuki memastikan.
"iyaaa. elo klompok brapa, Yukii?', balas Adel, mengulang prtanyaannya kembali.
"sama... eh kita kok ngobrol, ayok baris tuh buruan. sbelum mata para senior itu melotot. haha", ucap Yuki, lalu menarik tangan Adel, ke barisan kelompok mereka, sambil sesekali trsenyum manis pd setiap senior yg dilewatinya.
"Ckck, Yukii. awas aja didenger tuh, hahaha", bisik Adel pada Yuki yg tampak santai menanggapi tatapan tajam para senior mreka.
"Udahlah stay calm aja. everythings okay kok, hehehee", ucap Yuki, lalu kembali memfokuskan diri pada acara pembukaan mos yg tengah brlangsung.
**********
Dimulainya takdir baru melalui suatu pertemuan...
"ergghhh, panas panas panas panass!!", keluh Yuki,m ketika ia dan Adel tengah duduk beristirahat di kantin sekolah. Sejenak Yuki melirik jam tangannya yg sudah menunjukkan pukul 1 siang. Dan saat yg tepat bgt buat ngisi perut.
"Mau makan apa, Kii??", tanya Adela, yg sudah siap dgn catatan kecil ditangannya. Dikantin MG SHS ini, bila ingin memesan makanan ataupn minuman, cukup tuliskan pd kertan kecil yg tersedia dimeja, lalu tuliskan jg nomor meja. kemudian serahkan kertas itu dimeja kasir, maka makanan akan datang tepat pd waktunya dan sesuai pesanan! canggih..
"Apa aja deh yg enak, samain aja ama lo", jwb Yuki malas. tingkat kelaparannya yg sudah diatas ambang batas membuatnya malas berkata kata dan brpikir lbh runyam. mending terima apa aja yg bisa dimakan. sebelum acara os maut ini kembali dilanjutkan. huuhh...
"iyaaiyaa uda gue pesenin sama ama gue. bentar lg dateng kok, sabar bentar yaa", ucap adel, kemudian duduk dihadapan Yuki.
"Permisi.. bisa kita gabung dimeja kalian", ucap 2 org gadis lainnya yg datang menghampiri Yuki dan Adel.
"tentu saja. silahkan", jwb Adel dan Yuki bersamaan, seraya tersenyum.
"hmm, thanks", ucap salah satu gadis yg berwajah agak kebulean, dgn postur tubuh yg lumayan berisi.
"hmm, kalian juga kelompok 3 kan??', tanya gadi yg satu lagi, berusaha mmebuka pembicaraan.
"Iyaa. gue Adela, dan ini Yuki", jawab Adela, menjawab pertanyaan gadis itu.
"oh gue juga klompok 3. kenalin.. Vira, dan ini Angelina", uca gadis bernama Vira tsb seraya menglurkan tangannya.
Mereka saling berjabatan tangan, dan akhirnya mengobrol akrab. bahkan hingga makanan mereka datang, masig saja ada yg dibicarakan. Sesaat kemudian, suasana riuh kantin, tibatiba berganti menjadi i senyap dn hanya diisi suara mereka berempat. akhirnya mreka sadar, dan mengedarkan pandangan melihat apa yg terjadi. Mata seluruh penghuni kantin, tertuju pada sebuah objek di pintu kantin. 3 org pemuda dengan jas panjang khas Mahatma Gandhi. Si Pejabat Sekolah, para MPK. yg salah satunya adalah si wakil ketua MPK.. Prince charming Stefan Ragil Avery...
"aaaa, ada kk gantengg", gumam Vira dgn wajah menganga menatap kearah Stefan.
"ada apaan nih pejabat kesini.. kunjungan pribadi ya jangan jangan", canda YUki seraya melanjutkan makan siangnya.
"Kelompok 3 mana??", tanya Stefan memecah keheningan kantin itu.
"angkat tangannya kelompok 3", bentak salah seorang temannya yg lain.
Yuki, ketiga temannya serta beberapa anak lainpun mengangkat tangannya. Stefan dan ketiga temennya mendekati gerombolan Yuki dan kelompok 3 lainnya yg kebetulan berkumpul berdekatan.
"hmm, yg namanya Yuu.. Yuii? ada??", tanya Stefan lagi.
"kalo nama saya ada huruf 'k' nya kak..", celetuk Yuki.
"eh namanya sapa sih? Yui yaa?", tanya Stefan pd temannya yg lain.
"Lupa juga gue. Rizky ngasi taunya gmn??", balas temannya.
"hm, adiknya Nina Aluna Firdaniswara, ada kan?? anaknya guru bahasa indonesia, Ibu Ani Issabella?? ", tanya Stefan sekali lagi.
"saya", ucap Yuki seraya mengangkat tangannya.
"oh elo. nama lo syp, Dek??", tanya Stefan datar.
"Yuki Aluna Firdaniswara, kak", jwb Yuki takut.
"Santai kali jangan takut gitu. gue ngga makan adik kelas kok", kata Stefan. "kalo ada apa-apa yg ribet. tugas mos dan lain sebagainya, lo hubungin gue aja. tau nama gue kan??", sambung Stefan.
"tau.. tau kak. Kak Stefan", jwb Yuki masih sedikit takut.
"butuh nomor telepon nggak??", tanya Stefan lagi.
"hah???", balas YUki penuh kebingungan.
"mana ponsel lo siniih", kata Stefan dgn menadahkan tangannya.
Yuki pun tak berkomentar dibuatnya, dgn anteng gadis itu memberikan ponselnya pd Stefan yg segera mencatatkan nomor teleponnya pd phone book Yuki. dan begitu pula sebaliknya.
"Tuh nomor gue uda ada. buat jaga jaga aja. kalo ada senior yg bully elo dlm bentuk apapun sampe elo merasa trganggu, kasi tau gue. biar gue yg urus nanti. dan... kalo ada yg perlu ditanyain, jangan gengsi sms atau telepon gue, Dek. skrg silahkan lanjutin makan siang lo, maaf kalo gue ganggu. Buruan deh, 5 menit lagi kalian harus kumpul lagi dilapangan", kata Stefan diiringi senyuman manisnya, lalu beranjak dr kantin bersama kedua temannya.
meninggalkan kantin yg kini kembali riuh oleh sorak sorai para penghuninya yg membicarakan kejadian barusan. Seorang pejabat sekolah, menghampiri juniornya. ngasi nomor telepon pula. siapa yg nggak ngiri coba???
"aaaaaa Yukiiii!!! kok lo bisa kenal kak Stef?? aa YUki, gue mau dong nomor ponselnyaaa", rengek ira heboh.
"gue nggak kenal kok, seriusan. baru kalo ini ketemu. gue jg gatau nih knp dikasi nomor ponsel gini", balas Yuki masih bingung.
"yaudahlah sukuri aja. dgn adanya kak stefan, semoga mos lo aman aman aja. trmasuk jg mos kita, heheh", kata Adel cengengesan.
"jd maksdnya dia mau ngelindungin gue dr bully-an senior dgn jabatannya gitu?? wow...", ucap Yuki sinis.
"Maybe...", jawab Angel.
"Senyumnya bikin meltinggg gueee", gumam Vira seraya menyeruput minumannya.
"iya sih, cakep juga tuh senior. hhahhahaa...", kata Yuki, membuat ketiga teman barunya itu berdecak dan menggelengkan kepala.


~ Second Quotes:
"Just follow the rules..."

Yuki's POV
"SEURUH PESERTA MOS BERKUMUL DIPUSAT SUARA DLM HITUNGAN KE5! SATUUUU......."

Gdubrukk, brukk....
Seluruh siswa berlarian menuju aula utama Mahatma Gandhi SHS, termasuk aku, Adel, Vira dan Angel. Debu brterbangan dimana-mana. Ditambah teriakan kami para peserta MOS, ketika hitungan kelima semakin dekat. Pusp up, sit up, lari jongkok dan brbagai macam jenis hukuman menanti apabila trlambat mengikuti instruksi yg diperintahkan senior. Senioritas yg tinggi tentu saja sangat menyebalkan bagi kami, para junior. Seminggu full ini, kami harus brsabar dan menerima dgn lapang dada apa saja yg senior lakukan pd kami. tentu saja krn sebuah "MOS's 'rule" di SMA beken itu, yaitu 'SENIOR SELALU BENAR' yg bener bener menguji tingkat kesabaran para junior yg dikerjain. Tapi dibalik semuanya, masih ada hikmah yg baru akan dirasa oleh kami nanti, tp aku sih udah nyadar sekarang, heheh. Saat mos, kami dilatih untuk disiplin waktu dan menghormati yg tua. memang cara yg digunakan bisa dibilang sedikit keras, tp demi kebaikan, knp tidak? Asalkan mengikuti aturan yg berlaku, MOS tdk akan begitu mengerikan, seperti yg kau bayangkan..
**********
"Duhhh, kita ngapain lagi siih hari ini disini??? udah panas,bukannya dipulangin. iuhhh...", keluh Vira, yg barubaru ini ketauan sangat sangat cerewet -_-. cukup bikin pengeng telinga yg denger kok. apalagi suaranya yg melengking gitu, sungguh membuatku 'ergh' and you know what.
"Iyaa,mana bau keringet kecampur semua lagi. duh,bisa pingsan gue. Mamiiihhh...", sambung Angel, si manja yg super duper 'sok' bersih. Tekankan itu, SOK bersih, gals..
"Udah deh, woles aja. pada tau kan peraturan mos nomor 1? ikutin aja sih, biar aman", ketusku. udah trlanjur ngga mood dr pagi, ditambah lg denger keluhan macam ini. udah panas, capek, dikeluhin, meradang dehhh!! Kayaknya aku masih benci sama yg namanya mos, seperti apapun keadaannya.
"Iya lo enak ada bodyguard gitu tuh! gue gmn? kalo lg apes, ya udah deh abis dibully", rutuk Vira lagi. Miss cempreng satu ini emg selalu bisa bikin gue diem. Feel easy aja sih gue, hahha..
"Mohon tenang!!!", teriak Stefan melalui microfon, di panggung kecil dihadapan kami. Wajahnya tampak dingin dan garang, tp tetep tdk meninnggalkan kesan cute yg emang bawannya dari lahir kayaknya..
Seluruh penghuni aula terdiam, membisu mendadak. Ternyata begitu besarlah pengaruh Stefan trhadap kami para peserta mos. menurutku sih ngga ngaruh ya dia mau teriak sekenceng apa juga, nggak peduli. Tapi kalo diantara 400 orang, kalo semuanya terpengaruh dan cuman elo yg ribut sendiri? kebayang nggak malunya? nggak punya sekutu bikin mati kutu. mending ikutan purapura terpengaruh. cari aman, sodara....
"Kalian tau knp kalian dikumpulkan disini???", tanya Stefan lagi.
"Tidaaakkkkkkkkk", jwb kamu semua.
"Kalian ingat tugas yg kemarin sore diperintahkan dan dikumpul hari ini??", tanya Stefan dgn wibawanya. Tak ada sedikitpun mimik gugup, ketika ia berbicara didepan ratusan mata yg kini memandangnya intens. Wakil Ketua MPK yg sesuatu sekali kan...
"jawab Dek.. jawab aja..", bisik beberapa anggota osis yg berdiri disetiap pojok ruangan. Tujuannya sih biar jadi pengaman supaya nggak ada yg ribut atau keluar ruangan lbh dulu. tapi entahlah mreka menjalankan tugas dgn benar atau tdk, krn beberapa kulihat malah ask dgn ponselnya. Itu osis yg patut dicabut jabatannya kan?
"ingaaattttt", jwb seluruh peserta mos, mungkin tdk seluruhnya, krn suaranya trdengar stengah stengah. dan buktinya, aku dan ketiga temanku diam tak menjawab, sambil mengingat apa tugas kami.
"apaan sih tugasnya???", tanya Angel, sambil merogoh setiap kantong tasnya.
"aah ia gue inget! itu loo yg surat cinta buat senior! amplop birunya itu", jawabku, lalu mengeluarkan sebuah amplop biru dr dalam tas.
"oh itu, gue udah buat kok!", ucap Vira, Adel, dan Angel tampak sangat bersemangat.
"knp sih kalian? biasa aja dong. atau jangan jangan suratnya beneran, bkn cuma purapura",
"kasiii dahhh", jwb ketiganya kompak seraya meleletkan lidah mengejekku. kalah jumlah, mendingan diem deh. huuu.
"Skrg kk akan sebutkan nama senior OSIS dan MPK satu persatu. Jika surat yg kalian buat, adalah untuk senior yg kk sebut namanya, silahkan maju kedepan, kumpulkan suratnya. Mengertii??", ucap pembawa acara, yg tampaknya adalah salah satu anggota osis juga.
"Mengertiiii",
"yang pertama, untuk ketua OSIS kita, Indra Kusuma Pemayun. yg buat surat untuk kak Indra, silahkan maju", ucap si pembawa acara.
Maju deh beberapa manusia yg bikin surat buat si kk super jangkung, si KEtosnya. Dia mah senyum senyum mupeng aja didepan, krn ada beberapa cewek yg bikin surat buat dia, cuman 5 sih.
"Oke, skrg kak Indra silahkan pilih salah satu yg bacain isi suratnya", ucap pembawa acara lagi, membuat seluruh penghuni aula berteriak riuh. malah ada yg nyorakin sambil tepuk tangan, dlm hati gue sumpahin tuh yg tepuk tangan ntar kepilih bacain suratnya.
"yaah dibacaain yaa, aduh gimana dong", heboh si Vira rusuh sendiri.
"surat lo buat sapa, Yu?", tanya Adel.
"Buat si Raja Gila", jwb ku asal.
"Raja Gila???", tanya ketiganya kompak. iuh bgt kan? nanya gitu aja kompakan segala.
"Iyaa kak Stefan Ragil Avery! lo apa buat sapa dah??", balasku santai.
"Kok buat dia siih?? katanya lo naksir kak Ary???", sungut Angel.
"yaa disaranin kak Nina", jwb ku polos.
"maksudnya????", pekik Vira tambah heboh.

#FLASHBACK#
"Kak Ninaaaaaaaaaaaaaa", pekik Yuki didepan sebuah kamar dgn gantungan betuliskan 'NINA'
"masuk aja deh jangan teriak. kayak makhluk rimba aja", sungut Kevin yg baru akan mmasuki kamarnya.
"Bangke! awas ya minta tolong gue lagi nanti, gamau gue. Lo gue, musuhan! huh...", ketus Yuki, kemudian memasuki kamar Nina.
"yeee masih marah aja. awas ntar sapa yg minta tolong duluan, Dek", cibir kevin, sambil geleng geleng kepala.
"apaan sih Dek??", tanya Nina, yg kala itu tengah duduk bersila diatas ranjangnya, dgn headsheat ditelinga kanan, serta sebuah buku tebal ditangannya.
"bantuin gue kakakkk....", rengek Yuki, lalu melompat dan duduk disebelah Nina.
"bentar yaa, Rizky, adek aku ni minta bantuin buat tugas kayaknya.", ucap nina entah pada siapa. "iyaa, kasi tau juga Ragil tuh, jangan bully adek aku ntar, awas aja yaa kamu aku bully ntar. oke see you, lvy!", sambung Nina lagi, kemudian melepas headsheat ditelinganya, dan menatap Yuki.
"siapa tuh kak? pacar loo yaaa??", goda Yuki dgn sebelah alis terangkat.
"kakaknya Ragil, namanya Rizky", jawab Nina.
"oohhhh jadi si Raja Gila itu adiknya pacar lo? pantesan aja jadi baik sama gue. tibatiba ngasi nomor ponselnya lagi", cerocos Yuki.
"Yaa ada untungnya juga kan, jadi mos lo aman. gue jg gatega kali kalo lo dibully", kata Nina.
"bagus. yaudah skrg bantuin bikin surat cinta niih. Senior pada rese dasar aahh", rutuk Yuki.
"buat aja kata kata indah. lo kan jago tuh biasanya. nggak usah panjang. kan intinya kagum aja sama senior lo, bukan cinta apalagi ngajak pacaran kan", ucap Nina santai.
"masalahnya, gue bikin buat siapa? masa iya buat Kak Ary? maluuuu", pekik Yuki.
"Buat Ragil aja", usul Nina.
"kok buat Ragil siih?? nambah malu yg ada", tolak Yuki.
"ya lo kan seenggaknya uda lumayan akrablah sama dia. gue liat kok kmaren kalian ngobrol di parkiran yg pas gue jemput lo. ntar gue urus deh biar lo nggak dibully dia", kata Nina lagi.
"hmmm, oke deh kak Nina. thanks bgt yaa my beloved sis... hehehe, gue buat suratnya dulu", kata Yuki, ekmudian ngacir keluar kamar Nina.
"ckck, anak sma dasar...", gumam Nina, kemudian mengetik sesuatu di ponselnya.
To: ?Rizky
beb, kasi tau Ragil tuh jangan bully Yuki bsk. Yuki buat suratnya untk Ragil loh..
semoga ini awal yg baik dr rencana kita.. lvy :*
#FLASHBACK OFF#
"oohh jadi gitu. brati uda jamin dong, bukan elo yg baca suratnya ntar", kata Angel.
"gatau juga kan namanya nasib. tapi kalo si gila itu brani bully gue, gue aduin kak Rizky!", kataku.
"gue juga ah buat kak Stefan. biar sama elo nanti", kata Adela, lalu menuliskan nama Stefan disuratnya. Gila dasar ni org, ga kreatif hahaha...
"Selanjutnya, surat untuk Stefan Ragil Avery, silahkan maju", ucap pebawa acara, menghentikan diskusi tidak penting kami.
"whooaaa uda dipanggil. yok majuu", kata Adel, lalu menarik tanganku, dan menerobos barisan manusia yg duduk dihadapan kami, menuju panggung kecil aula.
Dan ternyaataaaa... hampir 70% makhluk brjenis kelamin perempuan yg ikut mos tahun ini, brdiri dan maju kedepan, mengumpulkan surat buat Kak Stefan! Ketos yg tadinya sok tebar pesona jadi ciut krn saingannya trnyata banyak fans. hahhahaa, tampangnya konyol abis sodara..
"wawww,, segini banyakkah fans dari Kak Stefan?? tepuk tangan dulu dong, semuanyaa", heboh si pembaca acara.
"oke deh, skrg langsung aja kak Stefan pilih satu adik kelas yg baca suratnya", santunnya lagi.
"sebelumnya, terimakasih buat kalian yg nulis surat ini buat kk. semoga nanti bisa kk baca semuanya yaa. oke, dan skrg yg kk mau baca suratnya adalah......" ucapannya menggantung sambil berjalan menusuri barisan gadis yg berdiri dihadapannya. "kamu, kamu kamu, kamu, balik ke tampat duduk. Hitungan sampe 20 dr gadis ini juga balik ke tempat duduk. Leret depan semuanya kembali ke tempat duduk. dari ujung utara, sampai urutan ke 25 kembali juga. kamu, dan kamu sampai kamu, kembali ketempat", sambungnya, sembari menunjuk beberapa org yg disuruh kembali ketempat duduk. ketika telunjuknya melewatiku, dan mata kami bertemu, ia mengedip dan tersenyum jail, lalu menunjuk org disebelahku.
Sial! kalau sampai dia mengerjaiku, habislah diaa! Stefan Raja Gilaaaaaaaa!!!!

? Third Quotes :
"MOS adalah ajang perkenalan. Junior dan Senior... Hati dan hati..."


*Still Yuki's pov*

ketika telunjuknya melewatiku, dan mata kami bertemu, ia mengedip dan tersenyum jail, lalu menunjuk org disebelahku.
Sial! kalau sampai dia mengerjaiku, habislah diaa! Stefan Raja Gilaaaaaaaa!!!!
"Hmm, satu, dua, empat, enam. oke kamu kembali ketempat", lanjut Stefan, menunjuk seseorang yang berdiri dihadapanku. benar benar sial....
"Stefan, durasi, durasiiii", keluh si Ketua Osis pada Stefan. Tatapan irinya bener bener tdk bisa disembunyikannya dengan baik. nggak bisa acting kok sok sok an, duhh kasian....
"eitss, acara tahun ini punya MPK. lo kan osis, ga ada hak ngatur durasi. semuanya ada ditangan gue. Stefan, lanjutkan rencana", balas si Ketua Mpk yg tampangnya kece plus imut badai menurut gue. namanya, Ary Darsana Maulana. senyum diakhir kalimatnya tuh sungguuhhhh.... hatiku loncat yyaaa Tuhann....
"tuh denger, Indra. Bos gue yg nyuruh lanjutin. so, kalo lo bosen silahkan keluar, kalo nggak ya stay calm aja disinggasana elo", kata Stefan sinis, kemudian kembali menatap kami semua yg brdiri dihadapannya.
"Oke, skrg tinggal 6. dan gue akan pilih satu orang. hmm... kamu Dek..", kata Stefan, lalu menunjukku dgn telunjuk bejatnya itu. erghhhh... aku jamin sepulang dr acara mos resek ini, dia bakal dijadiin barbel sama Kak Rizky. ih raja gila!
Dengan malas, aku brjalan mendekatinya. Bodo amatlah sama sorak sorakan anak anak rese lain, ada yg siul siul lagi. dikira gue ondel ondel apa! nggak mutu bgt!
"Nih baca", kata Stefan, seraya menyerahkan sebuah amplop biru, yg tdk kukenali, dan artinya iu bukan punyaku.
"loh, ini bukan punya saya kak.", ucapku,lalu menyerahkan kembai amplop itu.
"Saya nggak nyuruh kamu baca surat punya kamu. tapi saya nyuruh kamu baca surat ini. nggak peduli dr siapa, kamu hanya prwakilan dr sekian banyak org, kamu yg terpilih dan surat ini yg harus kamu baca", kata Stefan, menyerahkan kembali amplop itu padaku.
"loh, bukannya harus baca surat sendiri ya kak? kayak yg tadi? kalo gitu, mending yg punya surat ini aja yg baca kak. kan nggak enak kallo saya yg baca, sedangkan isinya curahan hati org lain. saya gamau kak", tolakku lagi. Ngebet bgt sih nii anak. gatau apa arti tatapan sangar gue ke dia. bego dasar! minta dibanting. ergh!
"Saya senior kamu, kalo kamu nolak saya bisa aja hukum kamu skrg", kata Stefan datar, namun matanya menyiratkan kejailan yg benerbener bikin gue pengen memberi sebuah 'salam hangat' dimuka polosnya itu. Oh My God!
"loh, kok saya dihukum kak? masa saya nolak gini aja dihukum.. kan wajar saya gamau", protesku dgn wajah kesal.
"kalo kamu mau protes sama saya, silahkan baca lagi peraturan MOS nomor satu. Kamu inget nggak bunyinya apa??", tanya STefan.
"iyaiya kak tau. Sini suratnya", ketusku saking sebalnya.
"sebutin dulu bunyi peraturannya", desaknya lagi.
"senior selalu benar" jwb ku malas, kemudian membuka amplop biru yg diberikannya, serta brdiri sedikit lbh dekat dengan microfon yg dipegangnya. "kak, siniin dong microfonnya, kejauhan tuh", protesku.
"kamu yg deketin sini. inget peraturan mos nomor satu, Dek", jawabnya dgn senyum tengil. bener bener hidup yg sial hari ini. Raja gila sialan!
"Mulai baca, yang keras dan penuh ekspresi! saya bisa aja suruh kamu ngulang kalo saya nggak puas dgn hasil baca kamu. so, so it seriously", kata Stefan sinis. Sekali lagi gue blg, kalo kalian ngeliat muka evilnya saat ini, kalian akan sangat sangat brsukur dgn adanya lumpur lapindo. krn, jadi ada tempat buat ngubur makhluk bejat ini.
"Dear, Kak Stefan Ragil Avery... Senyummu sungguh buat hariku cerah dan berwarna...", ucapku. beneran enek mau lanjutin baca surat alay ini. siapa yg buat siih? kalo mau curhat ya jangan disini dong iih, nyusahin gue aja ni yg bikin surat.
"lanjutin buruan. durasi adekkk...", ucap Kak Ary dgn lembutnya. aaaa gue melting sama suaranya. Dan dgn terpaksa gue harus lanjutin baca surat geblek ini... God, help mee! Yuki rela kok enyah dr tempat ini, dan dikirim ke Korea, untuk menghindari surat penggemar yg super alay ini.
"Suaramu yg serak serak basah, indahkan dunia, buatku slalu ingin mendengarnya.. Wajahnya mu yg tampan, sungguh ingin kulihat setiap hari. setiap waktu, setiap jam, bahkan setiap detik.. mungkinkah aku bisa membawa pulang wajah tampan itu, kuletakkan disisi ranjang, guna kupandangi setiap malam, sebelum aku pergi kealam mimpiku.. Kak Stefan, sejak prtama bertemu dulu, dihari pertama aku meliat sosokmu.. aku merasakan sesuatu yg blm pernah kurasakan.. indahnya dunia, waktu brhenti brdetak, manusia berhenti bergerak. hanya kau... hanya kk yg dapat kulihat, tak ada yg lain.. aku ingin kk mengisi seluruh hatiku dgn tulus. dan mungkinkah aku dpt mengisi hati kakak sama seperti itu? mungkinkah aku menjadi sesseorang yg berarti untuk kk... Would you be my boy, Kak Stefan??? With love,,, Arilta Emeralda", ucapku, hingga akhirnya surat itu berakhir. huh.... dimana harga diri ku kalao baca surat macam itu?? sungguh tak ber otak tuh cewek yg buat.. nggak cukupkah bikin surat kagum aja? nggak perlu kan nyatain cinta frontal gitu.. sampe waktu brhenti brdetak. ngalay abeeessss.... iuh!
PROK..PROK...PROK...
Suara riuh tepuk tangan menggema diaula. Sungguh, seriusan, aku bingung apa yg mereka kasi tepuk tangan begitu meriahnya. sampe sampe, MPK dan OSIS pada brdiri dari duduknya cuman buat tepuk tangan. So, wow, ketika aku sadar tepuk tangan itu untukku. Cuman satu org yg nggak tepuk tangan, si Raja Gila, Stefan Ragil Avery!
Sebelah tangan cowok jangkung berbadan tipis itu terangkat, membuat suara riuh diaula terhenti, dan kesunyian kembali meliputi. Tatapannya, tajam menusuk mataku. Susah untuk berkelit dan tak memandangnya, sekuat apapun aku berusaha. seolah manik matanya mengunciku untuk terus menatap lurus dan menyelami isinya... Mata yang sangat indah...
"Hmm, penghayatan yg bagus Yuki Alona Firdaniswara. Bacanya juga lancar, dan saya puas dgn apa yg kamu baca. Silahkan duduk, terima kasih", ucapnya, mempersilahkan aku kembali ketempat. Otomatis, tepuk tangan semakin menggelegar, dikala manusia bobrok itu menarik tanganku, dan membimbingku kembali ketempat dudkku yg kebetulan juga ada dileret nomor 3 dr depan.. Dan you know what, tangan dr manusia berwajah es ini sangat hangat. satu lagi, gue nggak menolak disaat tangan kekar itu menggandeng tangan gue. Dekat dgn org gila, trkadang bikin elo juga ikutan gila. so, mendingan jauhi org gila kalo gamau ikutan gila. itu saran gue, perhatikan!
"Acara bisa dilanjut Bos, gue permisi sebentar, laper",, ucap Stefan pd Kak Ary, kemudian brjalan keluar aula dgn santainya.
"Oke, pembawa acara, silahkan lanjutkan. gue kan uda dpt surat, so gue bole keluar juga, ada urusan diruang guru. Good luck", sambung kak Ary, kemudian keluar menyusul Stefan gila itu.
Tuhkan apa gue blg, Kak Ary pun sepertinya udah ketularan kegilaan Si Stefan... Warning yaa gals, dont try at home, tanpa pengawasan ahlinya!
Dan acarapun dilanjutkan, dgn ketidak konsentrasian gue krn kepikiran terus kejadian barusan. terutama adegan tatap tatapan mata, dan genggaman tangan tadi.... secuil perasaan ingin mengulanginya kembali. Did I falling in love??? Oh No, Ini bencana!!!!
**********
"YUki lo tuh beruntung bgttt! Really a lucky girl!! aaakkkk...", pekik Vira dan Angel dengan hebohnya, ketika acara mos hari ini berakhir, dan kami dipersilahkan pulang.
"What happend with me? jangan jeboh gitu dong, lebay bgt. blm jg gue menang lotre!", cibirku merasa risih. bagaimana tidak? akibat teriakan kedua manusia itu, semua mata kini memandang kami dgn tatapan yg mengatakan, 'bisa dong ngga teriak lebay gitu? ganggu tau' ouhoooo, rasanya malu banget man!
"gmn nggak heboh cobak, udah lo dikasi nomornya gratis, digandeng pula tadi tangannya. oh my god, oh my god", rusuh Vira dgn suara khasnya yg bikin frustasi saking melengkingnya.
"gue mau bgt deh kayak elooooo", sambung Angel dgn polosnya.
"apa yg perlu disirikin dr org kayak gue? cuman gitu doang. lain masalah kalo gue digandeng artis papan atas, Justin bieber misalnya, atau Liam personil one direction gituh, baru deh kalian harusnya heboh. ini tuh baru juga Stefan Gila. gue mah ga bangga digandeng org gila gitu. biasa aja..", balasku sok gengsian, hehehe. namanya cewek kan emg begitu yaa... yang setuju angkat tangannya nanti! Tos dulu sama gue sini...
"iihhhh gitu bgt! bukannya mnsukuri, malah sok sok an. awas aja ntar lo melting juga yaaa", cibir Adela yg mulai ikut ikutan juga. ckckck, temen 3, tiga tiganya pada ngeceng depan senior tuh gini deh. rasanya ditigain mulu, nggak ada sekutu..
"yaa aslinya sih gue rada gemeter juga digituin. abis kalo ditatapin lagi, dia tuh cakep juga gitu. hehehehe, meskipun masih unyuan kak Ary gueee...", balasku cengengesan.
Tapi mreka malah noyor kepala unyu gue. sakit ciin.. apa salah gue cobak kan? gue tuh jujur pd mreka krn gue udah nganggep meraka sahabat gue. tapi balesannya malah gini, nggak tau diuntung ni anak tiga. iuhhh, bikin mulut gue komat kamit gajelas niii
"jangan ngedumel dalem hati, keluarin aja sini depan kita. Dasar yukeeeee!", kesal mereka brtiga dgn tangan yg sudah siap mencubitiku saking gemasnya. Kalo kalian jadi gue disaat seperti ini apa yg kalian lakuin??
Oh gitu... mau tau apa yg gue lakuin nggak??? kalo kalian ada diposisi gue, hitung mundur dulu, 3.. 2.. dihitungan terakhir, ambil ancang ancang, dan llllllllllaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!! ini tuh sama parahnya kayak dikejar anjing pelacak polisi yg larinya duileeh kencang bener... cobain aja kalo gapercaya. tips gue tuh pasti manjur.. Yukii gituh..
**********
"huh... hah.., huhhh...",
Nggak nyangka, lari ngindarin 3 serangkai itu bikin ngos ngosan juga. ya gimana nggak, udah mreka larinya kenceng, ngejarnya jg kuat lagi. kirakira adadeh berapa ratus meter gue larinya, dr aula utama yg letaknya dipelosok belakang sekolah, sampe parkiran yg tempatnya diujung depan sekolah. duhhh, jantung rasanya mau copot tau gak..
TIN..TINN!!!
Jantung seriusan mau copot, pas sebuah motor ninja merah berenti disamping kananku. Pengendaranya, cowok nih langsung buka helm, dan natapin aku heran bgt.
"apaan liat liat?? ngga pernah liat org kecapean??", tanyaku sinis, krn blm sadar penuh siapa tuh org. bodo amat lah pokoknya, abis capek bgt...
"adek kelas ajaa belagu! awas aja gue bully bsk nangis! buruan naik, kita pulang", ucapnya ketus.
oo..oowww, rasanya aku kenal itu suara. waktu nengok, ternyata bener si raja gila yg super duper ketus tapi manis dan hangat bgt. blm lagi matanya yg teduh dan indah gilaaak, Ya tuhan bikin meleleh...
"Kok kakak disini??", tanyaku polos. yaiyalah polos, aku kan lugu abeesss,anak alim yg paling disayang guru ngaji pas SD!
"tadi abang gue telepon, katanya nina lagi sama dia, jadi gabisa jemput elo. makanya kk yg anterin lo pulang malem ini. ngga tega juga sih, kesian gadis pulang sendiri. uda jam 7 nih", kata Stefan baik. ternya si gila ini perhatian juga yaa. aduhh, dag dig dug sumpahhh.. nggak bisa dipungkiri, aku tersenyum melihatnya manis seperti ini..
"ngerepotin nggak kak? aku gaenak sama kk, pulang naik taxi juga bisa kok", tolakku halus. yaa taktik dikit gitu, kalo langsung terima kan kesannya ngga bagus buat cewek lugu rajin ngaji kayak gue B-)
"gapapa. itung itung permintaan maaf krn tadi kk ngerjain kamu", kata Stefan, lalu tertawa nyaring. ketawa aja manis giini, aduhhhh Tuhannn kenapa ciptaanmu bisa begini indahnya? ehhh, gue kebawa suasana surat penggemar alay tadi deh ni kayanya.. -_- maafkan saya Tuhan.
"nah kalo krn itu saya mau deh terima tawaran kk. bagus kalo kk nyadar. untung YUki blm aduin ke Bang rizky!", ucapku ketus.
"damai kali Dek. jangan ngadu ngadu gitu, uda SMA juga. Janji nggak bully lagi, tadi tuh cuma iseng, pengen liat reaksi aneh kamu. hahaha, yok buruan", ucapnya,seraya mengulurkan tangan,membantuku menaiki motornya.
"iyadeh pasrah aja, kan senior selalu benar", ucapku menyindir.
"hahha, jangan dimasukin hati yak, anggep aja perkenalan, biar kita lbh akrab. Kan Bundanya adek wali kk, kk nya adek pacar abang kk, jadi ga ada salahnya kita akrab. calon keluarga, hehehee", ucapnya, lalu mulai memacu kendaraannya keluar gerbang mahatma Gandhi.
Rada aneh deh denger kata katanya barusan. calon keluarga?? maksudnnya calon ipar gitu?? perkenalan biar lbh akrab? ngapain dia pengen lbh akrab sama aku?? Duh Tuhann... maaf kalo Yuki ge er.. abisnya uda terlanjur. I think Im falling love with him.... Yaahh, Let it flow saja....

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience