MG, 18.15 waktu setempat...
Ketika Bel menggema seluruh si sekoah langsung berhamburan keluar kelas masing masing. Lagi lagi tuntutan alam, memaksa mereka semua untuk segera meluncur ke rumah masing masing, dan segera mengisi tangki bahan bakar hingga full!
Tak terkecuali Yuki dan ketiga temannya yg bergosip ria sambil terus melangkah menuruni tangga bersama kerumunan lainnya.
"Woy, bsk kan minggu yah, brati ini satnite. keluar yok???", ajak Vira dengan suara khasnya.
"kemana kemana? boleh deh. dr pada gue suntuk jg diruma", balas Adela antusias.
"skalian lah yaa traktiran ultah gue kmaren. kali ini dompet gue yg dikuras deh gapapa. kita ga patungan", sambung angela dengan senyum bangganya.
"woooooo, bagus tuh! makan gratis, gue mau!", balas Yuki semangat.
"huuuu, giliran makan gratis aja tancap gas lo!", cibir ketiga temannya, memandang Yuki sebal.
"yee kan gue tuh gamau gitu dosa krn nolak rejeki. ya gue sambutlah datangnya rejeki itu!", elak Yuki asal, memb=buat ketiga temannya gemas, dan langsung aja tuh poni kesayangan Yuki jadi imbasnya. diacak acak! hal yg paling cepet bikin Yuki sensitif.
"eerrggghhh, dont touch!", pekik Yuki, kemudian brlari mendahului teman temannya yg ngakak liat tingkah Yuki.
"Woy Yuki!!! lo jadi ikutan ga nih??", tanya Vira yg brlari menghampiri Yuki yg tengah duduk dibangku koridor dengan ponsel ditangannya.
"gabisa deh -_-", jawab Yuki cemberut.
"knapa?? ", tanya Adela, lalu duduk disamping yuki.
"mau keluar juga soalnya", jwb Yuki, kemudian menggigit bibir bawahnya, kebiasaan seorang Yuki jika ia sedang bimbang.
"sama siapa??/ wah wahhh, lo punya cowok yaa?", pekik Vira heboh, bikin Yuki buruburu deh tuh ngebekep bibirnya biar ga berkoar dan mengundang lbh banyak manusia untuk menguping.
"bisa kali ya nanyanya gausah teriak gitu! lo mau anak satu sekolah tau gitu ya?', kesal Yuki manyun berat.
"lo hutang penjelasan, Yukeeeeeh!", pekik ketiga temannya tak terima.
"makanya, satnite ini dirumah gue aja nonton DVD, ngemil, curhat! bsk pagi lo baliknya, ntar gue ceritain", kata Yuki.
"ya masa kita nungguin lo pulang ngedate dulu????', ucap Angela tak terima.
"nggak ngedate kok! keluar bentar doang, paling makan. pulang deh. stengah 8 lo orang semua stand by dirumah gue. gue udah homey kok jam sgitu. yakin lah sumpah", ucap Yuki.
"yaa gue oke aja sih. tapi lo kasi tau dulu lah nama tu cowok baru. anak sini kan? sapa tau gue kenal. pengen tau selera Yuki kayak gimana", ledek Vira.
"iyaiyaa ntar gue kasi tau. deal dulu nih, nongkrong di rumah gue. ya lumayan irit biaya, mbak nina abis masak kue banyak! traktran angel minggu depan aja", usul yuki lagi.
"oke deal. buruan namanya sapa???", tanya Vira tak sabaran.
"Ragil", jwb Yuki santai
"huwatttt? Kak ragil??",pekik Vira jauh lbh kencang dr yg sebelumnya. Membuat Yuki sebal, dan melancarkan cubitannya pd Vira. tapi vira tak bergeming, malah semakin berkoar saking kagetnya. "kak ragil yg wakil MPK? si kece badai itu??? yg leader the jogs???", pekiknya tak percaya.
"teriaknya lbh kenceng lagi Vir. tuh baru stengah yg noleh kesini. biar skalian yg udah diparkiran balik lagi krn denger lo ngejerit", sindir Yuki yg mulai tambah kesal lagi.
"yaa sorry sory! gue kaget gila abisnya. lo jadian sama kk kece guehhh... aaaaaa Yukiii, gue patah hati nih", ucap Vira terang terangan.
"yaa maaf. gue gatau juga lo naksir dia", ucap Yuki dgn wajah menyesal.
"hahahhahaaaa, gausah mewek gitu kali neng! lo percaya ajaa! gue kan cuman fans gitu doang, ga naksir beneran lah! gue tuh tipenya kyk brad pitt gitu yg macho! kak ragil macho sih, yaa buat lo ajalah gue ngalah :p", elak Vira, diiingi tawa kuntinya yg khas dan bisa bikin merinding gajelas.
"yakali aja kan, hehe. yaudah dirumah gue yaa, jam stengah 8. on time kalian. ntar kalo gue rada ngaret ya gue sms dululah", ucap Yuki, sembari mengetik sesuatu diponselnya.
"ck, yg jadian genting bgt kayaknya tuh", sindir Adela.
"jangan cencengin gue! kalian balik skrg nih???", balas Yuki, kemudian memasukkan ponsel ke saku roknya.
"yaiyalah. yauda yaa kita duluan. jangan pulang malem nak! see yaa, hahaha", ucap Vira, kemudian mengandeng tangan Adela dan Angel, lalu brjalan menjauhi Yuki.
"Hati hati girls", balas Yuki seraaya melambaikan tangannya.
"lo jugaaa", balas Adela berteriak.
Kini tinggalah Yuki yg duduk sendiri dibangku koridor. Tangannya bergerak mengambil ponsel, dan menekan bebeapa tombol, lalu menempelkan benda itu ditelinganya. lama yuki menunggu, namun tak kunjung ada jwbn. Yuki mematikan ponselnya dgn sebal, kemudian brjalan cepat menuju lapangan basket.
"gak ontime dasar nih! sms ga dibales, bm ga diread, mention nganggur, telepon ga diangkat! kyk bang toyip aja nih", dumel Yuki sembari terus melangkah mendekati beberapa org yg tengah main basket dilapangan.
"kak ragil!", panggil Yuki stengah berteriak. membuat seorang cowok yg tengah mendriblle bolanya, langsung melempar benda bulat itu pd temannya, dan brlari menghampri Yuki.
"udah pulang, Be?? sorry, ga denger belnya, hehe", ucap Ragil, sembari tersenyum manis, berusaha meluluhkan Yuki yg tengah cemberut berat.
"yaudahlah yaa, jangan bahas. yok pulang. jadi nganterin ga nih??", tanya Yuki santai.
"hhh.. iyaiyaa ayok pulang. dont be angry, girl. pardon me", ucap Stefan, lalu mengambil ranselnya, dan melambaikan tangan pd teman temannya.
"pamitan dululah.", ucap Yuki.
"guys, balik duluan! uda sore, pulang juga gih. yoo!", ucap Stefan, lalu sekali lagi melambaikan tangan.
Kemudian menoleh pd Yuki yg menatapnya. Stefan tersenyum, lalu meraih tangan Yuki, menggenggamnya dan mengajak Yuki menuju parkiran.
Yuki hanya diam sepanjang perjalanan, tak mengeluarkan sepatah katapun. bahkan sesampainya mereka diparkiran.
"mau langsung pulang, Be??", tanya Stefan, seraya mengenakan helmnya.
"terserah kakak aja", jwb Yuki.
"knapa? masih marah soal tadi? kan udah minta maaf", ucap Stefan, kembali menoleh kebelakang dan menatap Yuki.
"gak kok. capek aja"balas Yuki singkat.
"Kalo masih boong juga, ga jalan nih motornya", ucap Stefan, membuat Yuki tertegun.
"iyaiya ngaku. keselll!", ucap Yuki akhirnya.
"yaudah bilang dulu keselnya gimana. dengerin deh nii", ucap Stefan lembut.
"coba cek ponselnya. keasikan main sih! bel yg kenceng gitu aja sampe gadenger. gabisa nyalahin lagi sih yaa. ya tapi tetep aja sebel. udah sekian saja dari saya", ucap Yuki.
"hahahhaaaa kyk pidato. yaudah yaa minta maaf lagi deh nih. jangan bete lagi dong, kita jalan sebentar yaa", kata Stefan, mengedipkan sebelah matanya.
"kemana??", tanya Yuki polos.
"up to you, baby", balas Stefan.
"ciyee yg sudah berani panggil baby skrg. hahaha. hmmm, kemana enaknya nih??",
"knapa?? sah sah aja dong kan udah sah. hehehee.. teserah aja. ngikut deh"
"iyaiyaaa, kk kuh yg gantengnya banget bangeettt. tserah deh. makan aja yaa? laper",
"bukan kk dong. pacar! boyfriend! oke kita makan",
"iyaiya baby. buruan", ucap Yuki tanpa sadar menyebut sebuah sebutan sayang untuk Stefan.
"tuh uda berani juga yaaa", ledek Stefan.
"kalo dicencengin lagi berenti. gabakal manggil begitu lagi", ucap Yuki galak.
"okeokee, ga cencengin lagi deh. sensian banget deh adek cantekss", ucap Stefan rada menggombal.
"buruan jalan. stengah 8 udah dirumah yaa!", ucapYuki seraya menepuk bahu Stefan layaknya tukang ojek.
"pasrah deh hari ini diapain", gumam Stefan menyindir.
"hahhahahaa, maaf maaf Bii. makanya cepetan jalan!", ucap Yuki lagi.
"kita pergi kita pergi. ga sabaran bgt. ckck..", gumamnya lagi, kemudian ninja merahnya melaju meninggalkan MG.
**********
Ode's Cafe...
"Yok.. perutnya udah bunyi tuh, wakakakaaa", ledek Stefan,kemudian menggandeng tangan YUki memasuki kafe.
"jangan mulai cencengin deh yaaa. biasanya org laper lbh cepet sebelnya", ucap Yuki, menatap Stefan memincing.
"yaudah ntar bikin kesel aja biar skalian ngamuk disini", balas Stefan, sembari menarik sebuah tempat duduk untukYuki.
"sok romantis!", cibir Yuki meledek.
"udah usaha, dicibirin, kalo gausaha dibilang ganiat kayak tadi sore. org laper tuh emg seenaknya gitu ya?", kini giliran Stefan yg tampak sebal.
"hmmm, bisa jadi", ucap Yuki, lalu menjentikkan jarinya memanggil pelayan. "buruan, pesen apa Bibii?", sambungnya.
"pesenin makanan aja deh teserah. yg enak. nasi lo bukan daging doang. mau terima beres aja", balas Stefan, kemudian bersandar pd sandaran kursi dgn kedua tangan terlipat didada, dan memandangi Yuki yg sibuk dengan daftar menu serta pelayan itu.
"1 porsi nasi ayam betutu, satu porsi salad tanpa bawang bombay, dengan 1 lemonsquash dan air putih. cukup?? tdk ada tambahan?", tanya si pelayan.
"cukup mbak. makasi", balas Yuki kemudian tersenyum, mengiringi kepergian si pelayan.
"yah be, masa aku dipesenin salad?? laperrrrr", rutuk Stefan protes.
"enak aja yee. saladnya buat aku dong, Bi", balas YUki, kemudian mengeluarkan ponsel dr saku celananya.
"waahh, alergi sayurnya udah ilang nih ceritanya??", ledek Stefan.
"diet, Bi.. terpaksa juga sih", ucap Yuki kemudian menopang dagu dengan kedua tangannya, dan menatap Stefan.
"ngga usah diet ih. segini tuh uda bagus. diet segala, nyusahin", kata Stefan.
"ngasal aja nih! liat tuh syarat buat anak paskib! berat tinggi harus ideal baru bisa ikut seleksi kabupaten, Biiiibiiii", balas Yuki, manyun. galau lagi krn mikirin berat badannya yg kelebihan dr syarat idealnya.
"emg tinggi sama beratnya brapa, Be??", tanya Stefan.
"169 sama 60", jwb Yuki.
"yaahhhh ilaahhh, cuman segila bebe! olahraga aja seringin, dijamin turun tuh. gausah diet sgala, nyari penyakit", kata Stefan, memainkan poni di dahi Yuki.
"masalahnya ya itu, Bi. Aku gasuka olahraga!!!!!!!!", ucap Yuki belagak frustasi.
"udah gausah diet pokoknya. ntar aku yg ajarin caranya menurunkan berat badan yg lbh sehat dr diet! gampang. kalo sama aku mah, km pasti seneng olahraganya", kata Stefan narsis.
"iyuwh! pede mati kk nih. skali gasuka yaudah gasuka! ga ngaruh olahraga bareng siapaaa", jelas Yuki kekeh. Sesaat kemudian, belum sempat Stefan membantah ucapan Yuki, si pelayan malah dateng bawa makanannya.
"makasi mbak", ucap Yuki.
dan mereka pun mulai menyantap makanan masing masing, sambil sesekali masih mengobrol.
"3 hari lagi kan ultah skolah. ada acara apa aja Bi?", tanya Yuki.
"ya biasalah, pensi trus lomba lomba antar kelas gitu. jalan santai, bazar. gitu doang... gaseru yaah. bos ngga punya ide katanya",balas Stefan.
"pasti seru kalo MPK nya solid. acara gitu aja bisa dibikin meriah kok.. pensi apaan? live music tok?",
"ya kayaknya gitu sih. yg main juga beberapa band indie sama band nya anak anak doang"
"kamu ikutan main juga nggak??"
"ya nggaklah. mana bisa, hahaha. takdir kali yaa dibelakang pangungg doang. atau kalo nggak jd seksi keamanan. hahaha", kata Stefan, menertawakan kejadian yg 'mungkin' saja terjadi nanti.
"semangat dong. ini acara terakhir di sma kan? taun depan udah punya osis. kapan lagi, bii.. yang semangat dong", kata Yuki, mengepalkan tangannya.
"hmm, berharapnya sih pensinya bakal berkesan. buat kamu, buat aku, buat semuanya..", jwb Stefan sembari mengedipkan sebelah tangannya.
"yeee genit kedip kedip gitu ihhhh", ledek Yuki meleletkan lidahnya.
"genit gini suka juga jee", cibir Stefan sebal.
"yaudah yok lanjut makan dulu. stop dulu ngobrolnya.", kata Yuki.
"yaudah usir dulu tuh readersnya, ngintipin aja! see yaaaaaaaaaaaa semuanyaaa... aku cinta kalian.... muah",
"Yuki jugaaaa"
_SKIP_ (kejadian tdk begitu penting)
H-1 PENSI..
Sorak soray riuh memenuhi ruangan siang itu. Gemuruh semangat penonton seakan menjadi satu dengan beberapa org yg tengah memperebutkan bola ditengah lapangan. Supporter dr masing masing kelas berteriak kencang memberi semangat pd timnya. Dan itulah yg tengah dilakukan oleh Yuki serta teman teman sekelasnya yg lain. Mereka semua brdiri dibangku penonton, meneriaki teman teman cowok mereka yg tengah bertanding dengan lawannya, tim XI IPS 1.
"yeeyyyy... X3~~~~", pekik Yuki dan teman temannya dipinggir lapangan.
"Go go GOXT!!!", sambung yg lain, bersorak gembira ketika satu angka lagi dicetak oleh kelas mereka.
"eh Yuki, lo gadukung IPS1 nya tuh??", taya Vira menggerling pd Yuki. Setelah acara curhat curhat 2 hari lalu, ketiga teman Yuki memang sudah tau kalau Yuki memang ada 'ehemuhuk' dengan si leader the jogs itu.
"ya nggak dong. tetep X3 paling kecee. yeeyyy", balas Yuki tanpa memandang lawan bicaranya.
"ya masa cowok sendiri main lo ga teriakin namanya. teriak lah skali ngasi semangat", ucap Adela, menyetujui ucapan Vira.
"yakan backstreet. kalo gue teriakin nama dia, gemparlah satu sekolah", ucap Yuki.
"ya emg kanapa musti backstreet? terang terangan aja knapa", cibir Vira.
"udahlah jangan bahas", ucap Yuki mendadak suntuk. "yeeyyy X3", teriaknya lagi, dengan cepat mengubah raut wajahnya.
"there's something wrong, I think", ucap Angel, dgn tatapan tajamnya.
"I think so", balas Vira dan adela sependapat.
"nothing's wrong. never mind", ucap Yuki. "hm gue mau nyari walikelas bentar, tunggu aja sini yaa", sambungnya, kemudian mengambil tas dan brjalan keluar lapangan futsal indoor itu.
"tuhkan. pasti ada masalah deh nih", ucap Angel, masih memandangi kepergian Yuki.
"eh ehh, tu kak Stef juga ikutan keluar", ucap Vira heboh, ketika melihat Stefan berhenti bermain, dan digantikan temannya.
"oh mungkin mreka mau pergi bareng kaliii", ucap Adela.
"ssmoga gitu yaa... suusah deh punya temen tertutup gitu kyk si Yuki. kalo gak diudek udek ya ga bakal ngomong", dumel Vira.
"lanjut lagi dong teriaknya", ucap angel, lalu kembali berteriak, "GOXT paling keceeeee"
"yeeeyyyyyyyy.. huuuuuuuuuu"
**********
Yuki's POV
Huhh... rasannya baru keluar tuh kayak apa gituuu. di dalem ributnya luar binasah, eh baru keluar sepinya kyk kuburan. telinga kayaknya butuh beradaptasi dulu nih..
Hmm...
tau nggak knapa gue keluar?? pasti gatau kan.. mau gue kasih tau gak nih?? gausah aja yaa..
Eh kasi tau deh. jadi, gue uda janji nih sama kk gila, mau nemenin makan stelah dikasi kode sama dia. dan barusan pas lagi asik asiknya nonton prtandingann futsal, bergeter deh tuh ponsel disaku rok gue. Ternyata kk gila yg sms. diminta keluar nemenin makan. dan jadilah gue diluar kayak gini skrg. satu lagi, knapa gabilang jujur aja sama ketiga temen gue? krn gue gamau mreka ribut, cie cie gitu. bikin risih. hehehe, masa iya mau pcrn aja bilang bilang. gak etis! hohoo...
Dan gue juga uda janjian ketemunya bukan diluar sini, tapi langsung dicafeteria skolah. biar gak trlalu keliatan sama anak anak lah... dan skrg, yok kita cus menemui kk gila yg kecenya Dewa banget itu..
"berentii!", teriak seseorang dr arah belakang gue. gue tengok kebelakang, sambil nunjuk diri gue sendiri.
"saya kak?", tanyaku, lalu menghentikan langkah, dan menunggu 3 senior cewek itu nyampe persis depan muka gue.
"iyalah elo. siapa lagi", balasnya nyolot. wow... gue kena semprot disinfektan nih, hahhaa..
"ada apa kak??", tanyaku santai, dgn senyum yg terus diumbar. maklum lah yaa ngomong sama kk kelas, katanya kan gaboleh pasang tampang jutek. harus ramah.. keep smiling gituh..
"lo kenal sama Kak Stefan??", tanya salah seorang diantaranya, yg kayaknya sih sebaya sama gue. cuman kelas apa ya ni cewek? luping...
"emang knapa ya?", tanyaku berusaha brsikap biasa. ngapain coba dia nanyain cowok gue, hayooo?? pasti naksir deh nih cewek.. heeerrrgghhh
"ya jwb dulu dong kalo ditanya. jangan balik nanya! begok ya", bentak si cewek senior. yg gue tau , dia itu namanya Hanthalia, kelas XI IPS3.
"iya kenal", jwbku akhirnya. males sih bikin ribut... org org nggak mutu gini gue ladenin. iyuwh banget
"langsung ajalah, kak Han", ucap si cewek sebaya gue itu. gatau mskdnya apaan. ya gue diem ajalah..
"gue ingetin sama elo, Yuki Alona firdaniswara. Jangan sok sok an deketin Stefan. lo itu anak baru disekolah ini. jadi jangan nyari masalah sama gue atau lo bakal nyesel. intinya, jangan ganjen! ngerti lo? Minggir!", ucap Hanthalia, trus jalan sambil nyeruduk bahu gue, persis banteng yg ada dikartun kartun. gak mutu, gals..
Gue liatin aja punggung mereka bertiga, yg jalan jauh didepan gue. jalannya aja sengak gitu. cihhh...
Itu yg namanya labrak?? kayak begitu?? nyakitin juga yaa. pantesan aja junior yg skali dilabrak seniornya bisa langsung jadi alim. hmm..
"bebee...", panggil seseorang yg neuk bahu gue, dan bikin gue kaget stengah gila!
dan ternyata yg ngagetin gue emg org gila.
"kk nih! bisa kan ya datengnya baek baek. main tepuk aja", omelku, menatapnya sebal.
"dih dih diih, knapa kamu, Dik?? sensi banget dah perasaan dr kmaren. dapet yak?", balas Stefan.
"nyewot ih kk nih. apaan nanya dapet apa nggak. masalah??", sulutku.
"woyyy, knapa sih? kalo lg bete ya jangan dilampiasin kesini atuh. bukannya disambut dengan senyum semangat gitu, dr kmaren ga ketemu. ini malah marah marah. nggak ada kangen kangennya ya sama pcr", omel kak Stefan.
Dan gue baru sadar! ngapain gue marah marah sama dia? dan knapa masalah gini jadi panjang?? dasar tuh hanthalia bikin gue mendadak sensi gini. siall.. gue kena sugesti nih..
"hehee, maaf ya Bii. refleks gitu.. abis lagi kesel sih kak", ucapku, dgn senyum mengembang penuh. Bodo gila lah kalo dibilang pamer gigi putih. emg iya gigi gue putih kok. no prob..
"Ngapain hanthalia nyari kamu?", tanya kak Stefan dgn tatapan elangnya, menyelidik diwajah gue.
"oh itu, hmm gapapa kok. nyapa doang tadi, kan kk kelas pas smp dulu", bohongku.
yaiyalah gue boong. masa iya gue bilang hanthalia ngelabrak gue? bisa ditelen idup idup si hanthalia sama kak Stefan. apalagi kalo namanya dibawa bawa kayak tadi. panjang dah urusannye kalo begitu. lagilagi semboyan MOS gue terapkan, 'DIam itu emas' cuman gue gak pake yang 'jawab hanya bila ditanya' gue ganti jadi ' berbohong demi kebaikan itu fair!' baguskan?? yaiyadong, Yukii gitcuh..
"bener???",tanya Stefan gak percaya.
Bener kan dugaan gue. paling susah emg boong sama ni mata elang. tajem bener matanya.. mungkin dimata gue ada tulisan 'boong' kali ya sampe dia ga percaya gini? heran -_- janga jangan pcr gue dukun lagi nih
"bener dong. emg ngapain lagi kalo ga nyapa? udah ah ayok, katanya mau makan", ucapku berusaha mengalihkan pembicaraan. tapi kayaknya gagal, krn dia nggak mau ngikutin gue, dan tetep stay ditempatnya, sambil mandangin gue.
"dilabrak???', tanyanya.
Tuh gue blg apaa! Ya Tuhan, knapa kau kirimkan dukun yg jadi pcrku! duh duh duh...
saatnya acting, sodarah...
"enggak lah, hahhaha. ngapain dilabrak coba kak? aneh aneh aja kk nih. udah ah ayok. pasti itu efek lapernya", ucapku, lalu brjalan mendahuluinya menuju cafeteria skolah. mungkin dengan begitu, dia bakal ngikut!
dan bener banget. pas gue tengok, dia udah ada disamping gue lagi, hehhee..
"jangan bohong dong, Be", ucapnya.
"nggaklah. kalo dilabrak, ya aku pasti bilang sama kk", ucapku, berusaha mengukir senyum terjujur yg pernah aku punya!
"hhh, yauda kalo gitu. inget yaa, kalo ada yg nggak berkenan, bilang aja. gausah ada rahasia, kk juga gasuka", ucapnya, kemudian mengukir senyum pertamanya yg kulihat hari ini. masih manis kayak biasa kok...
**********
:CLUES::
"pokoknya semua harus kayak instruksi gue bsk. kalian dateng pas semua lampu mati. iyaa. lily putih, ya rahasia, haha.. ntar gue tarik dia. pokoknya bikin dia speechless. kesian dilabrak terus. pasti sukses lahhh.. sip, thanks, guys. okey"
Share this novel