* Pura Lempuyang, Bali * (yg gatau, searching sana)
#Author's POV#
Seluruh rombongan Mahatma Gandhi, kini berkumpul di lapangan parkir areal Pura lempuyang. Salah satu pura terbesar yg ada di Bali. Sekaligus, pura dgn anak tangga terbanyak, yaitu mencapai ribuan bahkan puluh ribu mungkin. Heran ngapain kesini??? yaiyaa, tradisi MG adalah, setelah mos berlangsung maka akan diadakan karya bakhti sosial selama 2 hari. hari pertama ke pura buat bersih bersih, hari kedua, mengunjungi panti asuhan atau tempat tempat sosial lainnya.
"Duh, mata ngantuk dipaksa naik tangga segitu banyak? alamat aja deh ntar gue nyungsep ke jurang", gerutu Yuki, sembari mengenakan jaketnya, krn udara pegunungan di pagi subuh begini bener bener bikin menggigil gakuaattt.
"ga terlalu banyak kok dek, ntar jg pasti ada pos istirahatnya", ucap Stefan yg tiba tiba berdiri disamping Yuki, sambil memasangkan topinya.
"Yaiya emg, tapi kan nggak keren bgt. pagi pagi buta gini mendaki. heehhhh dinginnn", balas Yuki tetep mengeluh.
"ntar kalo uda jalan ngga dingin lagi kok. Pasti deh ya pertama kali ikut beginian", ledek Stefan, tersenyum jail sambil menatap Yuki yg tengah asik menggosok kedua tangannya, untuk sekedar menghangatkan diri.
"yee enak aja. Yuki nih mantan anak sispala 9siswa pecinta alam) tau pas smp! ", jwb Yuki kesal krn merasa diremehkan.
"nanti mau ikut ekskul apa, dek??", tanya Stefan tibatiba.
"yg bagus apa ya kak??", tanya Yuki balik, lalu menarik tangan Stefan mengikuti rombongan kelasnya yg sudah mulai mendaki anak tangga. "ngobrol aja sih kk ni", omel Yuki, masih menarik tangan Stefan, sambil stengah berlari.
"santai dek, jalannya pelan aja. awas aja km capek ditengah jalan, kk gamau gendong", ledek Stefan lagi, kemudian merangkul bahu Yuki, dan berjalan beriringian mengikuti yg lainnya.
Yuki berjalan mengikuti langkah teman temannya, namun matanya tak bisa berhenti memandangi tangan Stefan yg bertengger dibahu kanannya. Tak dipungkiri juga, aksi santai Stefan it bikin jnatung Yuki meletu letup kyk keisi fireworks gituuuuu.
"knapa? risih ??", tanya Stefan, diiringi kekehan jailnya.
"gimana gak risih, tu liat depan", umpat Yuki, sambil menunjuk beberapa manusia yg memandangi mereka dg tatapan yg bisa dibilang 'ngiler abeeesss'. kamseupay alay bin iyuuwww..
"whoaaa, pada ngapain dek? yok jalan lagi. yg didepan uda jauh tuh", ucap Stefan, lalu menarik tangan Yuki, dan berjalan mendahului org org yang masih menganga ditempatnya itu.
"kk nih gaara gara, bikin gosip aja iih", rutuk Yuki, lalu melepas rangkulan tangan Stefan, kemudian brjalan mendahului, dan menyusul Angel serta Vira.
"sorry deh yaaa", ucap Stefan saat brjalan melewati Yuki, kemudian brlari kearah beberapa osis dan mpk yg brjalan lumayan didepan.
"knp Yuu?", tanya Vira.
"gapapa yok jalan lagi", ucap Yuki, sambil sesekalimelirik Stefan yg brjalan tak jauh didepannya.
'Masa iya gitu aja ngambek? childish bgt. huh..", gumam yuki dlm hati.
**********
"oke, skrg kalian langsung menuju pos kerja kalian masingmasing, sesuai kelasnya. dan didampingi oleh senior pendamping. Setelah itu baru istirahat.. Kerjakan!", ucap pak Boiler dengan toa-nya.
"siap kerjakan", balas seluruh siswa, kemudian mulai menyebar mencari pos kerja masing masing. begitu juga kelompok 3, yg mendapat tugas di sebuah tempat pemujaan yg letaknya dekat dgn pancuran air.
"skrg kalian nyebar. bersihkan tempat ini. makin cepet kerja, makin cepet kalian istirahat", ucap Stefan tegas, lalu mengambil kantong plastik yg dibawanya, dan mulai memunguti sampah plastik yg berserakan.
"nggak ada yg diem ataupun take a picture. semuanya kerja!", bentak Stefan sedikit lbh keras, ketika mendapati beberapa gadis yg asik dgn ponselnya masing masing.
"kok jadi galak gitu siih yaa? aneh bgt. bikin gantengnya ilang aja tau marah marah gitu.", bisik Vira pd Yuki dan Angel.
"udah kerja aja buruan, jangan buat makin murka. serem", ucap Yuki, sambil terus membersikan dedaunan kering yg berserakan.
_SKIP_
Setelah bersih bersih selesai, seluruh siswa dipersilahkan untuk istirahat ataupun langsung kembali ke Bis. Dengan catatan, 2 jam dr sekarang, semuanya telah berkumpul kembali di lapangan parkir, dan prjalanan kembali ke sekolah akan dilakukan.
“Kita istirahat aja deh yuk?? capek badaiii gueeee”, manja Vira,kemudian duduk disebuah pendopo peristirahatan.
“Balik aja yok? gue jg capek, tapi takutnya ntar kalo kita doang yg diem disini gimana?? udah mulai gelap tu aahh”,rusuh Yuki, sambil memandang hutan belantara disekelilingnya. Pura yg terletak diujung puncak sebuah bukit ini memang dikelilingi hutan belantara yg penuh dengan monyet monyet liar. Dan satu lagi yg bikin Yuki paling merinding, ular yg juga katanya sering nongol malem malem gini! iyuwh, gadis blasteran Jepang itu kan paling anti sama yg namanya binatang melata.
“Bentar ajalah Yuki. Tuh kak Stefan sama Kak ary juga masih disini tuh”, ucap Vira merajuk.
“yaudah yaa kalian aja disini. gue mau balik tuh nyusulin kak Indah. Kebelet juga siih ni. daaahhh”, ucap Yuki, kemudian ngacir entah kemana, yg jelas ia menghilang dr hadapan Vira dan Angel.
“eehhh, Dek, si Yuki kemana tuh??”, tanya Stefan, menghampiri Vira dan Angel.
“katanya sih mau balik ke bis kak. kebelet”, jwb Angel, mengambil alih krn dilihatnya Vira yg terbengong menganga sambil menatap Stefan.
“dia blg mau balik?? kok lewat sana? ada jalan lain ya, Ry??”, tanya Stefan beralih memandang Ary yg berdiri disebelahnya bersama juga dgn kak Mudita.
“enggak. setau gue ada jalan Cuma 1, yg kita lewatin tadi doang”, jwb Ary.
“hm, lo disini ya sama mereka, gue susulin deh tu anak”, ucap Stefan, kemudian brlari kearah jalan yg dilalui Yuki tadi.
“sampe nemu yaa!”, balas kak Mudite brteriak.
“yaahhh, jangan sampe dong Yukinya nyasar. kan ga lucu -_-“, ucap Angel.
“ya jelaslah ga lucu, Ngel!secara yg nyasar itu temen kita”, pekik Vira sambil menggigiti kukunya karena khawatir.
“yaudah kalian ikut kk balik ke bis”, ucap Kak Ary, kemudian mempersilahkan Vira dan Angel brjalan duluan menuruni bukit itu.
**********
Stefan berjalan menyusuri jalan yg kemungkinan dilewati Yuki tadi. Sesaat kemudian Stefan brhenti melangkah dan mengeluarkan ponsel dr saku jaketnya.
“huh, untung ada signalnya”, gumam Stefan, kemudian menekan beberapa tombol diponselnya dan segera menempelkan benda itu ditelinganya.
“hah... ha.. halo.. kak Steff!!!!”, pekik org diseberang.
“yukiii! lo dmn?? ayo balik, lo salah jalan”, ucap Stefan berusaha brsikap tenang.
“aduh gatau ni dimana. Yuki uda puter balik dijalan yg tadi. kk dmn?? aaaaa”, balas Yuki dgn pekikan kenjang diakhir kalimatnya.
“knp teriak?? yaudah deh kk jalan terus nih, lo puter balik buruan. uda gelap, susah nyarinya ntar”, ucap Stefan kemudian melanjtkan langkahnya.
“iyaaiyaa, ini hah... udah. hooh... aaaaaa!!!!!!”,balas Yuki kembali memekik.
“Yukiii!”, ucap Stefan, kemudian brlari kesumber suara yg mulai didengarnya.
Stefan menajamkan penglihatannya dan melihat Yuki brlari kearahnya.
“lariii!!!”, ucap Yuki , lalu menarik tangan Stefan, keluar dr jalan kecil itu.
Stefan yg tdk tau masalah hanya menurut, dan bahkan larinya lbh kencang dr Yuki.
“knp siih Dek??’, tanya Stean bingung,namun masih terus brlari.
“liat kebelakng.. hah... monyettt!!!”, pekik Yuki, ketika ia menoleh kebelakng dan beberapa monyetyg sedari tadi mengejarnya masi brlari mengikutinya.
“wwhoooaaaa !!! apes apess apesss. yok buruannn!”, ucap Stefan kemudian mengamit tangan Yuki, menggenggamnya erat dan mulai brlari.
Jantung Yuki terasa brdetak lebih cepat ketika tangan hangat itu kembali menyentuhnya. Rasanya, lelah saat brlari menguap begitu saja. bahkan Yuki rasa, skrg ia kembali brsemangat brlari. dan itu krn seseorang yg mengamit tangannya. Stefan Ragil Avery. #lebaydikitwajarkanya.
“Ck, sempet sempetnya bengong yaa. Buruan deh dek, pegel kk nari tangan lo”, canda Stefan, membuat Yuki merengut sesaat, kemudian menambah kecepatannya brlari.
“Itu jalan pulang!”, ucap Stefan seraya menunjuk sebuah jalan berpintu kayu yg ada didepannya. “masuk, dan kk akan tutup pintunya”,sambungnya, menarik tangan Yuki menuju pintu itu.
Stefan mendorong tubuh Yuki masuk kedalam pintu itu, lalu ia menyusul dan segera menutup pintunya.
"aaaa selametttt", ucap Yuki kemudian terduduk ditanah.
"capekk???", tanya Stefan seraya memandangi Yuki.
"banget! huh.. emg kk enggak? makasii ya uda nolongin Yuki", ucap Yuki disela nafasnya yg ngos ngosan.
"waktunya sejam lagi, keburu nggak ntar kalo isi istrahat dulu? masi kuat kan? dikit lagi kok. turun kan lbh cepet", ucap Stefan, lalu membantu Yuki brdiri.
"capekkkkk capek capekkkk", keluh Yuki, sambil menyeka keringat dikeningnya.
"ntar di bis lo harus cerita knp bisa dikejar monyet gitu!", ucap Stefan, kemudian merangkul Yuki dan mulai melangkah kembali menuruni bukit itu.
"monyetnya tuh, ga berperi kemanusiaan! ga sengaja Yuki timpuk pake batu. kecil kok, kecil bgt! malahan, eh malah dikejar gitu aja! nyebelin tuh monyetnya", rutuk Yuki, sambil terus melangkah.
"jail sih! coba lo yg ditimpuk, pasti ngerembet juga tuh bibirnya marah marah kan? secara monyet, mana punya peri kemanusiaan Yukeeee", balas Stefan gereget.
"ya abisnya batu kecil aja dimasalahin. nyebelin badai gilak", rutuk Yuki lagi.
"udah deh diem, mau tuh monyetnya nongol lagi? tuh ada temennya tuh", ucap Stefan seraya menunjuk sekawanan monyet diatas pepohonan disekitar mereka.
"yaahh jangan dong. iih kk nih diem! sst, ntar mereka denger kalo disebut sebutin itu!", ucap Yuki, kemudian menarik lengan Stefan dan brjalan lbh cepat.
"hiiihhhh, apaan bgt. makanya jangan cr musuh. bintangan jg punya hati tau. main timpuk aja", ucap Stefan, lalu mengacak poni Stefan.
"perlu nnih Yuki bikin tulisan buat dipajang diponi biar gak diacak kk lagi, hmm?", kesal Yuki sambil merapikan poninya.
"tulisan apa??", tanyaStefan bingung.
"yang nyentuh bayar!", ucap Yuki kesal, dan otomatis tawa Stefan meledak tak tertahankan.
"ketawa lagi! awas aja tu jambul Yuki tarik!", kesal Yuki, kemudian brjalan lbh dulu.
"yeeee ngambek. huuu, malu dong sama umur diledek gitu aja ngambek. ahahaa", balas Stefan kemudian brjalan menyusul Yuki.
"biarin, wleeee", balas Yuki, kemudian brlari mendahului Stefan. Stefan tersenyum dan tetap melangkah santai.
"Tuhan... Yuki knp niih?? Yuki nggak ingin kebersamaan ini berakhir... maybe, I'm sure fallin' love with him.. But, just let it flow... Silahkan jalankan tadirMu untuku", bisik Yuki dlm hati, sambil tersenyum.
"Ceria,cantik, dan apa adanya. Sungguh anugerah terindah jika kau ciptakan ia untuk kumiliki...", gumam Stefan, sambil memandangi Yuki yg masih brlari dihadapannya.
* Bakhti Sosial Hari Kedua*
"Kita kemana ya hari ini??", tanya Adela, ketika '4 serangga' itu tengah berjalan menuju bisa masing masing brsama dgn serangga serangga kelas X3 lainnya.
"Katanya ke daerah Bugbug, Karangasem gitu", jwb Yuki, sambil mengutak atik ponsel ditangannya.
"Ngapain ke daerah pedalaman badai gitu??", tanya Vira panik.
"Ya ngadain bakti sosial lah. mungkin nolongin warga setempat gitu. Yaa jadi 'si bolang' dadakan gitulah", balas Yuki lagi.
"Huuuwaaattt??? Bolang? Omaigosh!! iyuwh guea gamau lahhh!", pekik Vira lebay lebay gimana gituh. bikin ilfeel semua cowok yg liat. ya terang aja, org suaranya memecah dunia gitu.
"knapa emang? seru dong kalo ikutan bakti sosial gini. bisa belajar hidup lebih merakyat", protes Yuki sebal, kemudian masuk kedalam bis, mendahului ketiga temannya.
"kayaknya gue mau ijin sakit aja deh", ucap Vira.
"cemen bgt!! awas aja dosa kalo boong gitu, ntar lo beneran sakit baru tau".ledek Adela, kemudian masuk ke bisa, mengikuti jejak Yuki.
"hmm bener kata Adel, gue ikut aja deh. terserah lo aja, Vir", kata Angel, lalu mengikuti Adela dan Yuki. meninggalkan Vira yg masih didepan pintu bus, menimang nimang, ikut atau nggak. membuat semua org yg mengantre masuk dibelakangnya protes.
"kalo lo masih butuh waktu brpikir, tuh sana antre paling blakang. gue pegel nih berdiri gini. mau masuk", rutuk seorang cewek yg terkenal paling judes di kelas mereka, Ambar namanya. cewek dgn bobot tubuh yg lumayan berisi itu kemudian menarik tangan Vira menjauhi pintu bis, dan ia langsung masuk kebis tanpa meyimak ocehan dr si cempreng Vira.
"Ikutan aja lagi Dek. Seru kok", ucap Stefan yg tiba-tiba nongol, dan bikin Vira langsung cengo ditempat, ngeliat senior pujaannya kini tengah tersenyum padanya.
"buruan masuk, Viraawwww!", pekik Yuki dr jendela bis.
"maksa bgt sih!", balas Vira, krn merasa Yuki mengganggu keasikannya memandangi kak Stefan si kece mampus yg skrg ada didepannya.
"liat dong supirnya uda masuk. kalo ditinggal aja baru deh mewek. iyuwh", balas Yuki,kemudian kembali membenarkan posisi duduknya.
Vira mencibr Yuki sebentar, kemudian segera naik dan duduk disebelah Angel. tepatnya dihadapan Yuki dan Adel.
"wihh penuh. kyknya yg kesisa bangku blakang doang nih bro", ucap Stefan, pada serorang cowok yg berdiri dibelakangnya.
"yaudah ayo duduk, tunggu apa lagi lo, uda mau jalan nih", ucap cowok itu seraya mendorong bahu Stefan ke bangku paling blakang, dan skali lagi tepat dibelakang Yuki dan Adela.
"Kak Iin mana, Kak Stef??", tanya Yuki, ketika melihat cowok itu. salah seorang anggota osis yg dikenalnya sbg Kak Arya.
"Kak Iin tukeran sama kak arya nih. takut dijailin lagi, hahaha", jwb Stefan, dgn tawa khas diakhir kalimatnya. sungguh indah bila diperhatikan dgn seksama.
"loh, lo kenal adk ini, Stef??", tanya Kak Arya sambil melirik Yuki.
"kenal kak, knapa dah?? naksir lo yaa?'", balas Stefan jail.
"ini nih yg sering ngeledekin gue di twitter! songong nih anak", ucap kak Arya sambil menatap Yuki sebal.
"ya abisnya, tiap malem ngegalau mulu. bangga bgt lagi jomblo setaun. iyuwh apaan", ledek Yuki lagi.
"tuh tuh, lo denger kan. gue diledekin lagi. untung aja mos uda kelar, kalo blm, gue bully juga ni anak", ucap kak arya emosi. namun Yuki malah tertawa tdk jelas, dan kembali fokus pd komik ditangannya. membuat Adela, memandangi Yuki dan Kak arya bergantian dgn wajah bingung.
"udah deh kak, jangna bahas itu lagi. ntar galau lagi disini", ledek Yuki kembali, kemudian meleletkan lidahnya pd kak arya yg duduk dibelakangnya.
"awas ya bocah! erghhh. anak smp emg ababil bgt!", ucap kak arya kesal.
"lo juga gitu kan duu, yaudahlah. ababil itu sbagian dr iman. biarkan dia berkembang, dan skrg saatnya untuk tidur!", bela Stefan, kemudian memasang kaca mara rayband nya dan melipat tangan didada.
"iya tuh bener, subuh gini enaknya tidur kak. jangan ngetweet galau terus yaa, kak arya", ledek Yuki untuk ketiga kalinya kemudian bersiap untuk tidur.
"awas aja kalian brdua yg berani cencengin gue", ucap kak arya sebal, lalu melempar pandangan ke luar jendela.
"yok tidur, Del. nggak ngantuk emg?", ucap Yuki, kemudian mulai memejamkan mata.
"kalo semua tidur, gue jga ikutan deh.. masi gelap juga", ucap adela, kemudian mengikuti jejak YUki, memejamkan matanya dan mulai terlelap.
**********
*BugBug, Karangasem, Bali* (yg gatau gapapa, gausah searching google, kasian pulsa :) )
"wowww...", ucap Yuki dgn mata berbinar ketika melihat hampara pantai indah dihadapannya.
"apanya yg wow yukeeee?? gue tuh perlu sunblock kalo mau bakti sosial ditempat kyk gini", ucap Vira, yg berdiri disamping Yuki.
"kita nggak bakti sosial disini kok, tapi didesa itu", ucap Stefan, seraya menunjuk sekumpulan gubug gubug kecil yg letaknya tak jauh dr tempat mreka brdiri.
"Seluruh senior pendamping, harap menjelaskan tujuan kita kesini kepada seluruh anggota kelas yg didampingi! Segera laksanakan!", ucap Pak Boiler lagi lagi dengan toa istimewanya.
"siap laksanakan", jwb seluruh senior, termasuk Kak Stefan dan Kak arya meskipun keduanya tampak ogah ogahan.
"X3 kumpul semua!", ucap Stefan dgn suara lantangnya, membuat selurung anggota kelas X3 segera mendekat dan mengerumuni ia dan Arya.
"dengarkan baik baik apa yg kk sampaikan supaya tdk ada pertanyaan lagi nanti.", ucap kak arya ga kalah tegasnya. ya meskipun tampang malas nya blm bisa iya sembunyikan dgn baik dan benar pd tempatnya.
"Tujuan kita kesini, adalah untuk melihat, merasakan dan mengetahui keadaan salah satu pelosok kecil Pulau Bali. Kemarin kk sudah minta kalian untuk bawa beras, obat-obatan, mainan yg tdk dipakai lagi, pakaian bekas dan lain lain kan? nah, itu semua akan kalian bagikan nanti pada seluruh penghuni desa ini. selain itu, kita juga akan mengadakan pembersihan dilingkungan sekitar desa ini, serta memberikan sedikit penjelasan mengenai pentingnya kebersihan. terutama untuk para org tua, agar bisa lbh memperhatikan lingkungan bermain anak anaknya. selain itu lagi, jika masih ada waktu, kalian juga diperkenankan untuk membantu para warga dlm kegiatan apapun. misalnya yg putri bantuin masak, yg putra ikut nyari rumput laut. boleh saja, jika masih ada waktu. Sekian penjelasan kk, terima kasih. apa ada pertanyaan?", ucap Stefan, kemudian menatapi junior dihadapannya satu persatu. dan terhenti pd Yuki. Entah mengapa, Stefan rasa matanya tak bisa beralih dr sosok gadis itu. gadis yg tdk memiliki andil dlm hidupnya, namun memiliki peranan yg sangat luar biasa pada hatinya. someone special...
"nggak ada pertanyaan kok kak. jelas", jwb Yuki, krn Stefan terus memandanginya.
"oke kalo gitu kita langsung ke lokasi. inget bawa barang barang kalian", ucap Stefan, mempersilahkan para 'adik asuhannya' brjalan mengikuti Arya sbg pemandu, dan ia sendiri akan brjalan paling belakang, guna memastikan tdk akan ada anak yg tertnggal apalagi nyasar!
**********
#Stefan's POV# (bole lah yaa skali kali pake sudut pandang diaa :p )
Bakti sosial memang slalu menyenangkan. Lingkungan baru, tempat baru, pemandangan baru dan sebuah keluarga baru. Indah bgt..
apalagi ini pertama kalinya gue ke desa terpelosok di kerangasem ini. Bener bener memperihatinkan. air bersih aja susah, gmn masyarakatnya bisa sehat? bener bener kasian liat anak anak kecil dgn baju tdk layak, kotor, dan kumal. meskipun mreka tetep menikmati masa kecilnya, tapi bukankah seluruh warga indonesia terutama anakanak punya hak mendapatkan masa kecil yg layak?? berasa ikut jika aku menjadi nih kalo begini..
Cukup deh ya bengong dan berargumentasi dlm pikiran, skrg saatnya wujudin semua dlm perbuatan. Nyesel gue cuman bawa beberapa mainan masa kecil gue. nggak nyangka sih bocah disini jumlahnya lumayan banyak. ya gapapalah, akd kelas lain juga banyak yg bawa mainan. seengaknya gue memantu, meski sedikit..
"Adek, adek. sini dulu semuanya... kk bawa sesuatu buat kalian", panggilku pada segerombolan anak kecil yg tengah bermain sepak bola dgn bola yg terbuat dr rotan, tanpa sendal pula. kakinya pasti sakit tuh. jumlah mreka ga terlalu banyak, mungkin sekititar 6 sampe 8 orang aja. dan skrg semuanya udah berdiri dihadapan gue yg lagi berlutut sambil menggeledak ransel gue.
"kk bawa apa??", tanya salah seorang diantaranya, sambil melirik isi ransel gue.
"kk bawa mainan. nih, buat kalian. semoga suka. kk punya nya cuma itu dirumah, hehe", ucapku, seraya mengeluarkan sekantong kresek sedang mainan bocah laki laki milikku dulu. ada robot robotan, mobil mainan, juga ada bola sepak bole plastik, yg lumayan bisa buat gantiin bole rotan mreka itu.
"waahhhh... buka yok buka.. keluarin semuanya", ucap para bocah itu, dgn dialek khas org org Bali kebanyakan. wajar kan, mreka blm tersentuh teknologi dll, jadi masih sedikit kaku bahasa Indonesianya.
"suka??", tanyaku, sembari mengeluarkan camera slr milikku, dan mengambil beberapa foto anak anak ini. Lumayan mengingatkan masa kecil gue dulu.. tapi bedanya, masa kecil gue tida sebegini mengenaskannya. bener bener nggak adil..
"suka Bli, suka. Makasi ya Bli. kami main dulu", ucap para anak-anak itu, kemudian brlari dgn senangnya sambil mencoba mainan yg telah mreka piilih masing masing. Senang rasanya bisa membuat bocah itu tersenyum bahagia. mungkin lain kali, gue akan mampir lagi kesini dan bawa lbh banyak lagi mainan untuk mereka.
Sekarang, masih ada beberapa mainan di tas ini. hmmm... buat siapa lagi nih..
Gue mandangin seluruh yg ada dihadapan gue saat ini. Gubug gubug kecil, kepulan asap dr dapur para warga, serta siswa MG yg lagi sibuk dgn kegiatan masing masing, dan ribut banget! Diantara semua itu gak ada yg narik perhatian gue. masa iya gue ikutan nimbrung masak bareng ibu ibu dan cewek cwek itu? lekong dong.. trus, gue jg lagi males ikutan nyebur dilaut untuk nyari rumput laut. satu lagi, gue juga gak niat nyoba untuk bantuin benerin jala para nelayan. kayaknya bakal bikin gue bosen.
dan skrg gue udah nemu, sesuatu yg ga bakal bikin gue bosen. take a picture. yaa ngambil foto, dan bukan sembarang foto yg bisa lo temuin di jalan jalan atau pemandangan manapun.
Objek gue kali ini adalah cewek itu. yup, adik kelas itu. dia lagi asik bgt sama beberapa gadis kecil, duduk disebuah gubug, dgn tangan yg memegang sebuah buku. Sepertinya ia sedang mendongeng, pemirsah.. Dan itu adalah salah satu hal yg perlu gue abadikan. Bukan caranya bacain cerita itu buat anak anak kecil, tapi lihatlah ekspresi dan bahasa tubuhnya. Keliatannya dia enjoy dan senang melakukannya. SEnyumnya men.. ga pernah lepas. ditambha pula ketawa ngakak yg alamiah dan nggak dibuat buat. Sungguh objek yg indah dan mempesona. gue yakin fotografer manapun gak akan bisa dapet foto begini dgn model terkenal manapun. krn foto yg gue dpt ini, tanpa sepengetahuan objeknya, jd si objek masih bertingkah bebas, tanpa paksaan, dan sangat menikmati membuat semuanya tampak sangat mempesona..
Gue berjalan lbh dekat, krn menurut gue, foto yg nggak dizoom bakal keliatan lbh indah. dan itu bener, foto yg baru gue ambil dgn jarak beberapa meter dr si objek, tampak lbh halus, alami dan bener bener bikin gue jatuh cinta.
wooooww, hahhahaa... luapakan aja.
Karena gue gamau dicap mata mata, akhirnya gue dekati mereka, dan mengambil foto terang terangan. membuat gadis yg tengah asik mendongeng itu, menatap gue kesal. o oww.. sepertinya gue salah objek.
"apaan sih kak. jangan foto foto ihh. YUki lg ga kece nih, poninya terbang terbang gini", ucap gadis itu protes. dan wajah protesnya bener bener bikin gue pengen ngakak se ngakak ngakaknya.
"emg knapa? kk kan ambil foto anak anak ini. kamu keliatan sekilas aja. jangan khwator lah", ledekku, lalu kembali mengambil fotonya. hahahaa..
"masak? coba liat sini hasilnya? pasti kk fotoin Yuki kan? huu kalo ngefans bilang dong. nanti Yuki kasi tanda tangan yg gede di kaos kk yaa", balas Yuki narsis, kemudian kembali melanjutkan acaranya. membaca dongeng.
"adk adk, boleh dong ya kk ikut gabung disini dengerin ceritanya", ucapku pd gadis gadis itu.
"boleh Bli, boleh", ucap gadis2 kecil itu kegirangan. Namun ada salah satu gadis yg cemberut. yaitu si pembaca dongeng..
"silahkan lanjutkan Mbok..", ucapku sembari menatap wajah lucunya saat dia kesal. masih tampak indah dan mempesona..
I'm sure.. Im fallin' love with her, God...
Sejak kejadian pd karya bakti itu, Stefan dan Yuki tampak semakin akrab. Bahkan keduanya kadang tak canggung lagi ketika bercanda dan brtegur sapa saat bertemu dimanapun. Keakraban itu pula yg membuat beberapa siswa memandang iri YUki, sebab Yuki bisa sebegitu dekatnya dengan si senior charming yg palig digilai di MG SHS.
Share this novel