4

Others Series 1374

- 1 Minggu kemudian...

TEEEEEEEEEETTTTTTTTTTTTTTTTT!!!!!!!!!!
Bel berakhirnya jam pelajaran bergema diseluruh sudut MG SHS, yg disambut dengan sorakan para siswa yg akhirnya bisa terbebas dr belenggu pelajaran sejak pukul 7 pagi, hingga jam 3 sore ini. Semua siswa tampak berhamburan keluar kelasnya, sambil memanggul ransel masing masing, dan senyum sumbringah khas pelajar putih abu abu. Beberapa diantaranya, tampak masih mengobrol ditengah kelas, mungkin kerja kelompok dan beberapa lainnya tampak duduk di kantin sekolah. Nongkrong gituh, biasalah jiwa muda..
Yuki dan ketiga temannya tampak melangkah menyusuri koridor menuju parkiran dgn wajah tak kalah bersinarnya. Namun, langkah Yuki terhenti ketika sebuah suara dr pengeras suara menggema di seluruh MG.
"Attention please! Ditujukkan kepada seluruh anggota ekstrakurikuler 'PKS' diharapkan segera berkumpul di lapangan, untuk melaksanakan latihan! Dalam hitungan ke sepuluh, semua sudah berbaris rapi dilapangan. Satu....",
Pengumuman itu, membuat Yuki terkaget, dan segera berlari kelapangan, guna menghindari hukuman 'bejat' dr para senior yg tidak berperi kejunioran!
"Kalian nonton aja bertoga, gue ikut lain kali. See you, muah girls!", teriak Yuki sambil terus berlari menuju lapangan upacara, tempat latihan 'PKS' atau Pasukan Keamanan Sekolah dilaksanakan.
"Kan harusnya lo yg traktir!", pekik ketiga temannya dgn wajah muram serta durja.
"lain kali yaaa",balas Yuki lagi, kemudian menambah kecepatan brlarinya karena suara dr pengeras suara, sudah pada hitungan kelima. Itu tandanya, ia harus sampai dilapangan dlm waktu 5 detik! Great!
_____
Yuki melepas ranselnya, dan meletakkan benda berat itu dipinggir lapangan, kemudian segera brbarus dgn teman temannya yg lain. Terik matahari masih bersinar dna terasa menyengat, namun itulah konsekuensi sbg anggota PKS. gapeduli yg namanya Hujan badai panas gerhana puting beliung gunung meletus, pokoknya tetep harus latihan. Kecuali, ada lumpur lapindo dilapangan, maka latihan akan sangat diperhitungkan!
"Yg membaca topi, silahkan diambil dana digunakan", ucap kakak senior pemimpin, yg dlm PKS disebut 'Dankton'
Beberapa siswa kembali berhamburan ke pinggir lapangan guna mengambil topinya, namun tdk dengan Yuki. Gadis itu tetap berdiri dibarisannya, sambil menahan teriknya matahari, krn ia lupa membawa topinya. Wajar jika Yuki lupa, krn hari ini memang tdk ada jadwal latihan. Tapi, para senior 'gedekut' itu mengadakan latihan dadakan. jadilah Yuki akan berjemur full siang ini.
"Haaa panas! duh lupa bawa topi segala lagi nih. ck, latihan dadakan pula isinya! ergh", omel Yuki sebal, dgn bibir manyun.
"ambil topinya Dek, panas nih", ucap Stefan yg melihat Yuki terdiam ditempatnya.
"Aku lupa bawa kk", jwb Yuki cemberut berat.
"haha, kasian bgt. slamat berjemur ria, Dek. Nikmati ajaaa...", ledek Stefan kemudian brlalu meninggalkan Yuki.
"Sempet sempetnya yaa ledekin. iuh! gedekut emg seniornya nih. semua sama!", oceh Yuki masih sebal.
Setelah semuanya brkumpul kembali dan berbaris dgn rapi, si senior pemimpin mulai memberikan instruksinya. Yuki yg gabawa topi jadi ketar ketir sendiri dibarisan, sambil ngedengerin 'ceramah' para kk senior entah tentang apa itu.
Hingga akhirnya, seseorang memakaikan topi dikepala Yuki, membuat Yuki menoleh dan mendapati Stefan brdiri disampingnya.
"pake aja, kasian km kepanasan Dek", ucap Stefans ambil tersenyum, kemudian brjalan kembali ke kumpulan anggota PKS senior.
"thanks kk", bisik Yuki, membuat Stefan menoleh sesaat dan membalasnya dgn senyuman khasnya. manis bgttt.. melting melting deh tuh si Yuki yaa.
"Sekarang, sbg pemanasan kalian lari keliling lapangan ini 4 kali! dan semua senior tingkat 2 (kelas XI) harap brdiri dipinggir lapangan. dan semua adek tingkat 1, brlari dibelakang seniornya. laksanakan!", ucap kk dankton dgn tegasnya.
"siap laksanakan", jwb seluruh anggota pks tingkat 1, dan tingkat 2.
Yuki pun mulai brlari mengelilingi lapangan yg luasnya, 'necis' abis, alias, nggak tanggung bgt luasnya! bener bener gede!
Yuki yg memang paling benci lari, berusaha lari secara perlahan, agar nafasnya masih kuat hingga putaran ke4. namun sialnya, senior tingkat 3 yg melihatnya brlari santai seperti itu, bertiak seperti ini, "Barisan kalan tdk boleh renggang trlalu jauh! boleh ada jarak, namun jaraknya harus seimbang dan sama besar, Adek!", begitu katanya.
Otomatis, sindiran itu membuat Yuki mempercepat larinya, mengikuti 2 org laki laki yg berlari didepannya. Namun semakin Yuki meminimalkan jarak, kedua cowok itu malah brlari semakin kencang, membuat Yuki harus brlari 3 kali lipat lbh kencang! dan nafasnya pun sudah mulai ngos ngos an padahal baru putaran prtama.
"Woy, pelan pelan woy! Kaki lu panjang amat siih! woles dong larinya!", omel Yuki pada dua org didepannya.
"biar cepet sampe, dan cepet selesai, woy!", balas kedua cowok itu kompak! Bikin Yuki ngedumel sendiri krn sebal.
"Yg ada nafas gue cepet abis, bego!", omel YUki sebal, sambil terus brlari semakin kencang.
"Ayo Dek, semangat semangat!!", ucap Stefan pd Yuki, ketika Yuki melewatinya.
Tak disangka, ucapan manis itu membuat Yuki tersenyum, dan larinya pun terasa lbh ringan.
"Lbh kenceng lagi yok, biar cepet sampe", ucap Yuki pd cowok diidpnnya.
"Gila lo! td blg kecepetan, skrg blg lebih cepet lagi. iyuwh", balas salah satu cowok, kemudian mempercepat larinya sesua keinginan Yuki. dan skrg giliran, org org dibelakang Yuki yg protes padanya. hahahha... Seruu...
**********
_SKIP_ (emergency woy emergency :p)
Tepat saat jam tangan Yuki menunjukkan pukul 5 sore, latihan dihentikan dan akan dilanjutkan minggu dpn setelah liburan haru raya umat islam, yaitu lebaran.
Dan setelah dikumpulkan kembali, serta mendapat sedikit pengarahan, akhirnya para anggota PKS ittu dpt kembali ke rumah masing masing.
Yuki melangkah ringan sambil bersenandung di koridor sekolah. Wajahnya tampak berkeringat, namun senyum tak berhenti hiasi wajah ayunya sore ini. Tangan kirinya memanggul ransel biru muda miliknya, sedangkan tangan kanannya membawa sebuah topi yg hendak ia kembalikan. Langkahnya terhenti dilapangan parkir. Kemudian ia merogoh saku rok, dan mengeluarkan ponselnya. Dengan lincah, jemari lentiknya mengetik sesuatu pd benda canggih itu.
To : Kak Stefan
kak, aku diparkiran. mau balikin topi nih. kk dmn??
Lama Yuki menunggu balasan, namun ponselnya tak kunjung bergetar dan menunjukkan adanya sebuah balasan. Senyum perlahan mulai pudar dr wajahnya. namun tak lama, senyum itu kembali mengembang meskipun hanya sedikit, ketika sebuah NInja yg dikenalnya brhenti tepat didepannya.
"sorry dek, kk ga ada pulsa hehe. Tadi ada pengarahan dulu jd rada lama. maa deh bikin km nunggu", ucap si pengendara, setelah melepaskan helm nya dan mematikan mesin motornya.
"gapapa kak. Aku cuma mau ngembaliin topi kk nih. makasi banyak, hehe ngerepotin", ucap Yuki langsung, kemudian menyerahkan topi itu pd Stefan.
"Santai dek kalo sama kk. hahhaa.. bagus kalo brguna", balas Stefan, lalu memasukkan topi itu kedalam ranselnya.
"oh ya udah kak, aku pulang yaa. makasi skali lagi, kak", ucap Yuki, hendak meninggalkan Stefan, namun langkahnya terhenti krn Stefan menarik ranselnya.
"bawa motor emang??", tannya Stefan.
"Nggak kak. nih mau sms kak Nina minta jemput dulu", jwb Yuki, tersenyum kecil.
"pulang sama kk aja yok? tp temenin makan dulu sebentar. mau gak??",
"Yee, aku ngerepotin lagi dong kak? rumah aku sama rumah kk kan ga searah",
"santai dek, gapapa kok. hari ini kita searah kalo km mau nemenin kk makan",
"emg kk mau makan dmn??', tanya Yuki.
"Itu lo rumah makan 'Dewi Sri'. tau kan?? searah tuh sama rmah adek", kata Stefan.
"yaiya sih, tapi yakin nih ga ngerepotin kk? aku ga enak kali kak", kata Yuki
"udah buruan naek, kk laper. kamu juga pasti laper kan. ayok , skalian kk traktir deh. lagi baik neh, haha", ucap Stefan, seraya mengulurkan tangannya guna membantu Yuki naik ke motornya.
"iyadeh. hehe laper juga sih bener", kata Yuki cengengesan, lalu dgn ragu menyambut uluran tangan Stefan dan naik ke ninja merah mengkilap itu.
"ga bakal nolak kalo ditraktir yaa hahaha. pegangan dek, takut jatuh", kata Stefan, menarik kedua tangan Yuki kepinggangnya. "gapapa kali, santai. pegangan doang, kan ngga bakal menghilangan atau menambha sesuatu haha", sambung Stefan, ketika ia turut merasakan keraguan diri Yuki.
"siap? lets go!", kata Stefan lagi, kemudian mulai memacu ninjanya, meninggalkan parkiran MG, menuju tempat yg akan dituju untuk mengisi perut.
"sms kak nina dulu deh, Dek. bilang km pulang sama kk, skalian ijin makan diluar bentar", teriak Stefan ditengah deru mesin motornya.
"iyaiyaaa", jwb Yuki, yg kala itu tengah asik mengutak atik ponselnya.
**********
*Rumah Makan Dewi Sri, Bali*
Ninja merah berhenti diparkiran, tepatnya dibawah sebuah pohon besar. Kedua org itu turun dr motornya, kemudian masuk kedalam Rumah makan sambil sesekali bercanda layaknya anak abg labil yg lagi pcrn, dan sedang nge date. bikin beberapa org yg ada disana memandang mereka sambil tersenyum. entah apa arti senyum itu.
"kok pd senyum sih kak? dikira kita anak pejabat kali yaa, haha", ucap Yuki, tertawa geli sendiri.
"ngaco ih! anak pejabat dr mana kyk kita gini", elak Stefan, terkekeh sambil mengacak rambut Yuki. membuat si pemilik mendelik sebal padanya.
"ck, dasar anak muda. kemana mana nempel aja terus", ucap salah seorang tamu yg tampak sudah berumur sambil tersenyum memandang Yuki dan Stefan yg berpapasan dengannya.
"Wohooo, kita dikira pcrn, hahh", ucap Stefan tersenyum jail, kemudian menuntun Yuki menuju tempat duduk paling pojok.
"sungguh sesuatu",balas Yuki, yg masih saja asik dengan ponselnya.
"yuadah, mau makan apa dek??", tanya Stefan, setelah ia dan Yuki duduk.
"gatau ah kak. kk aja yg pesenin, kan kk yg traktir, hehe", balas Yuki, dengan senyum unjuk giginya.
"yaudah sama aja yaa.", kata Stefan, seraya menuliskan menu pesanannya pd kertas kecil ,dan memberikannya pd waiter.
Sambil menunggu pesanan datang, sepasang remaja itu asik mengobrol. hal hal yg dibicarakan pun tak jauh dr lingkungan mereka saat ini. Mulai dr ekskul, sampe guru gur dgn watak unik yg bikin keduanya ngakak, dan tampak sangat sangat akrab. apalagi saat Stefan menceritakan kisahnya ketika dihukum Bunda Yuki krn membolos. Yuki bener bener ngakak dibuatnya. nggak tahan buat nggak ketawa, abisnya gokil badai gitu ceritanya.
Namun akhirnya perbincangan itu sedikit mereda ketika makanan datang, dan naluri kemanusiaan mereka muncul ke permukaan. capek dan lapar. maka semuanya jadi lupa. tadi ngomongin itu, jadinya nyambung ke yg lain. yaudah akhirnya perbincangan dihentikan sejenak.
"Knapa tuh brokoli disisihin gitu, Dek?', tanya Stefan, ketika melihat Yuki menyingkirkan brokoli yg ada dipiringnya.
"gasuka ih kak. rasanya aneh", jwb yuki, kemudian kembali melahap makanannya.
"Lah trus, itu juga salad sayurnya knapa disisihin lagi?? ga isi brokoli kok, Dek", kata Stefan dgn alis berkerut.
"gasuka juga. rasanya aneh dan sangat hambar!", kata Yuki dgn wajah yg tampaknya 'geli' dengan semua benda hijau itu.
"gasuka sayur ya?', tanya Stefan dgn mata memincing.
"bukannya gasuka. cuman pilih pilih kalo mau makan sayur", kata Yuki cengengesan.
"alesan gak mutu. makan aja deh coba, saladnya enak kok", kata STefan, lalu melahat saladnya dgn santap. "hmm, enak!", sambungnya.
"iyuwh ogah. rasanya aneh, baunya aneh, dan bentuknya aneh kuadrat!", tolak Yuki sambil bergidik.
"karnivora bgt yaa", ledek Stefan.
"jangan mulai ngeledek ih!", kesal Yuki, kemudian asik dgn ponselnya, setelah makanannya tandas.
"asik bgt sama hp, sampe yg disini dicuekin. pcr nya yaa", goda Stefan, kemudian menyeruput minumannya hingga tak bersisa.
"enggak yeee. yuki kan single happy, wlee", ucap Yuki.
"masaK???", tanya Stefan kaget.
"seriusan. Yuki itu single yg suci. hahaha"
"knapa ga cari pcr??', tanya Stefan.
"ga ada yg mau sih", jwb Yuki asal.
"yaudah yok sama kk aja", ucap Stefan tiba-tiba membuat Yuki mendelik memandangnya.
"knpa??", tanya Stefan bingung, namun tetap santai dan menguasai dirinya dgn baik.
"kk blg apa tadi?', tanya Yuki.
"hahah, becanda kok. udah lupain hehe. yok balik, ntar kemaleman km pulangnya.", kata Stefan, lalu beranjak dr tempat duduknya, dan brjalan ke kasir. Sedangkan Yuki yg masih gapercaya dgn yg didengarnya barusan, mengikuti saja kayak anak itik yg ngekor sama induknya.
Bahkan sampai diparkiran pun, Yuki masih bungkam karena sibuk dgn pikirannya sendiri yg masih memikirkan ucapan Stefan barusan. Stefan yg melihatnya pun jadi tdk enak.
"becanda dek, jangan dipikirin gitu deh. maaf hehehe...", kata Stefan.
"oh, hmm iya kak. hehe", balas Yuki ragu.
"Yaahhh cuman becanda..! ck, kirain beneran -_- tp untung aja gue ga langsung jwb mau. ga kebayang malunya kalo gue uda jwb mau, trus akhirnya dibilang cuma becanda. sial -_-", gerutu Yuki dlm hati.

I listening this song, when I write in my 'diary'
My head's in a jam, can't take you off my mind..
from the time we met, I've been beset by thoughts of you
and the more that I ignore this feeling, the more I find my seld believing
that I just have to see you again
I cant let you pass me by, I just can't let you go..
but i know that Im much too shy to let you know,
afraid that I might say the wrong words and displease you
afraid for love to fade, before it come true..
~ Cristian Bautista - Afraid for love to fade ~

"Yuki's POV..."

NInja merah yg kutumpangi melaju kencang melawan dinginnya angin sore ditengah kota. Kutatap punggung sipengendara dr sudutku. Tampang bidang, dan mungkin akan sangat nyaman jika aku bisa bersandar disana. Tak terasa, akhirnya ninja itu berhenti tepat didepan gerbang rumahku. Sipengendara melepaskan helm nya saat aku turun dr motornya.
"Thanks kak. be careful ya", ucapku sembari tersenyum. Cukup sulit untuk melakukannya, krn sisa sisa air mata mungkin masih tampang jelas diwajahku. But dont worry, keadaan gelap ini sangat menguntungkanku!
"oke. see you, dek", balasnya kemudian mengenakan helm nya kembali, dan segera memacu motornya meninggalkan rumahku.
Kutatap kepergiannya, hingga akhirnya bayangnya menghilang dipersimpangan jalan kompleks rumahku. Aku masuk kedalam rumah. seperti biasa memberi salam pd penghuni rumah,kmudian naik ke kmr untuk membersihkan diri. Itu hanya alasan tentu saja. krn sebenarnya, aku butuh waktu sendiri.
___
Kutatap layar laptop dihadapanku. Tertera beberapa gambar saat MOS. dan disetiap gambar, selalu ada Kak Stef. Gambar itu kuperoleh darinya, jadi tak heran jika wajah tampannya selalu nampak dlm setiap slide yg muncul. Ingatanku berkenala, Terngiang kembali, kalimat yg barusan dilontarkannya sbg sebuah lelucon. Mungkinkah itu lucu baginya? Tapi tidak buatku. Semuanya memang mendadak, tiba-tiba, dan tak terkira. Tapi inilah yg kurasa.. dan aku yakin pd apa yg kurasa. Aku menginginkannya lbh dr sekedar seorang kakak kelas. Bukankah wajar jika itu yg kurasa? dia org yg baik, perhatian, dan sungguh menyenangkan. Semuanya terjadi krn waktu.. waktu dan takdir yg mengantarkanku pd perasaan ini. Dan semuanya, berawal dr acara MOS itu. Hari hari selanjutnya yg semakin menyenangkan ketika ada dia. Bahkan hingga hari ini, kebahagiaan yg menyejukkan itu masih kurasa direlung hatiku. Tapi, semua hilang setelah dia mengatakannya... "yaudah yok sama kk aja"
Kalimat yg sangat singkat jika hanya dilihat begitu saja. Namun tak taukah kak Stef, kalimat itu sangat mengejutkanku, mengubah 'feel' dihatiku, dan membuat hatiku melonjak kegirangan seketika. Tak bisa dibendung kebahagiian yg kurasa ketika ia mengatakannya. That's what I want to hear from him... Tapi, sekali lagi ia mengejutkanku dgn mengatakan sebuah kalimat pendek yg lagi lagi mengubah hatiku, "Becanda dek, jangan dipikirin gitu deh"
Kalian ingin tau rasanya? Cobalah bayangkan, ketika kalian berada di angkasa, terbang bersama jutaan kupu kupu bersayap indah, dgn sambutan hangat sang mentari yg bersinar bersahabat. namun tak berselang lama, kupu kupu indah itu berubah menjadi jutaan elang pemangsa, yg mengejarmu, dan hangatnya mentari, berubah menjadi sangat panas. membuatmu kehilangan akal, kehilangan keseimbangan dan akhirnya tejatuh jauh kebawah dan terpelosok dlm sebuah lubang yg gelap. Apa yg bisa kulakukan?? just crying.. Believe it or not, aku menghabiskan sepanjang perjalanan tadi dengan berlinang air mata, dan tanpa sepegetahuan Kak Stef. setelah masuk kamar pun, aku kembali menangis, dan hal itu masih kulakukan hingga aku mengungkapkan ini pd diary ku. Berlebihan memang.. namun apabila itu menyangkut hati, bukan brlebihan namanya. krn hati, semua tentang hati sulit dijelaskan dgn kata kata yg biasa. mengapa? krn hati adalah hal paling luar biasa yg dimiliki manusia, dan benar benar harus dijaga keutuhannya dgn mengisi setiap jengkalnya dgn cinta...
Do you believe in love, gals???
Mungkin trlalu tabu bagi org seumuran kita. Tapi, kalau kamu sudah merasakannya nanti, kata tabu akan berganti menjadi kata lain. 'Wonderful' misalnya... Sebuah kata yg akan menyiratkan betapa indah dan megahnya kehidupan dgn cinta! meskipun, mungkin cinta yg km punya sama denganku.. bertepuk sebelah tangan.. lain lg masalah jika cintamu seperti itu. km bisa bilang 'painful'..
Aku masi trlalu muda, aku baru menginjakkan kaki di Senior high School ku, dan aku benar benar buta tentang cinta. Ini kali pertama aku merasakannya, dan sepertinya aku berharap trlalu jauh pd org yg salah.
Apa yg kurasa skrg, sungguh tak bisa kujelaskan dgn kata macam apapun. trlalu rumit.. dan menyebalkan jika dipikir..
Mungkin aku yg terlalu bodoh, hmm atau lbh tepatnya trlalu lugu. Terlalu banyak brharap, dan trlalu banyak mimp. hingga akhirnya, terlalu sakit yg kudapat, hahaha..
aku terlalu cepat menyimpulkan apa yg kurasa. itu juga krn apa yg kurasa meledak begitu besar, membuatku harus menyadarinya. bisa dibilang, itu sugesti hatiku..
Aku juga trlalu banyak berharap. Dari sikapnya padaku, aku terlalu berharap bahwa dia juga memiliki rasa yg sama padaku. dari sifatnya, yg baik, perhatian, manis terhadapku? tidak sepenuhnya salahku kan jika aku merasa dia ada 'feel' lebih padaku? sikapnya tak ia tunjukkan pd juniornya yg lain. apakah aku salah jika berharap dia merasakan hal yg sama denganku??? ketika emosiku mencapai puncak, aku akan menyebutnya 'pemberi harapan palsu'
tapi ketika aku menyadari, kesalahanku krn membiarkan ia berkembang dlm hatiku, aku akan emnangis meratapi kebodohanku. aku trlalu berharap dia menginginkan hal yg sama denganku. menginginkan kebersamaan yg lbh dari ini. dan skrg aku sadar semuanya hanya harapanku! sedangkan kenyataannya? bertepuk sebelah tangan ! Unrequited love :')
Sungguh munafik jika aku tak menangisinya. karena aku mencintainya. sebut lah dulu 'sayang' jika cinta terlalu serius untuk kukatakan skrg. Entah bagaimana lagi ku ungkapkan apa yg kurasa. tak ada kata yg pantas. intinya, aku merasa bodoh, sakit hati, menyesal, dan patah hati!
bodoh krn terlalu mudah terlena dengan semua sifat manisnya. sakit hati krn ternyata ia tak merasakan hal yg sama dgn apa yg kurasa. menyesal krn aku membiarkan dia membuai hatiku dgn senyuman hangatnya. dan patah hati krn, dia memberi harapan palsu dengan mengeluarkan painful sentense dr mulutnya tadi!
Lengkap kan?? apalagi yg kurang??
satu yg kurang saat ini. aku butuh waktu untuk menyelamatkan hatiku dari 'kehancuran' yg lebih dari ini. yee sebut aja begitu kan...
mungkin lbh cepat lbh baik. lebih cepat aku merasakan sakit ini lbh cepat pula aku bisa bangkit dr keterpurukanku.istilah kerennya sih move on. tinggal menunggu saat Tuhan akan mengijinkanku melupakannya. pasti sulit kan.. yaiyalah! menghapus perasaan itu nggak semudah menghapus coretan pensil dalam selembar kertas! butuh waktu dan tekad yg sangat kuat. krn yg utama adalah niat. niat untuk melupakan perasaan yg tak seharusnya aku pertahankan. buat apaan coba nyimpen perasaan brtepuk sebelah tangan kayak gini? My life must go on kan? with or without him in my life! yeyy.. time to move on, gals :')
********** (Yuki's pov end)
*Author*
Setelah berjam jam menghabiskan waktu dgn diary dan air matanya, Yuki akhirnya terlelap dengan air mata yg belum terhapus dr wajahnya. Kelelahan tersurat jelas dlm wajahnya yg terlelap.
Pintu kamarnya terbuka, dan sang kakak menampakkan wajahnya. Gadis yg sedang menjalani kuliah perawatnya tu tersenyum, kemudian brjalan mendekati gadis yg terlelap diranjangnya.
Senyumnya terganti dgn raut kebingungan ketika melihat laptop yg masih menyala, serta sebuah buku tebal bersampul hijau tosca terbuka disamping laptopnya. Nina duduk disisi ranjang, kemudian mengambil laptop yg terbuka itu. ia menggeser touchped laptop, hingga akhirnya, sebuah slide gambar muncul. Gambar dengan objek fokusnya seorang cowok yg tengah sibuk mengatur barisan beberapa org dihadapannya. cowok itu adalah Stefan...
Nina tersenyum, kmudian menutup benda persegi itu dan menyimpannya kembali di laci milik Yuki.
Saat hendak keluar kamar, Nina teringat akan diary yg ada diatas selimut Yuki. Tangannya terulur meraih benda itu, lalu membukanya tepat dimana sebuah pulpen mengganjal. Matanya mulai menari, membaca setiap kata yg dituliskan jari lentik adik bungsunya..
Nina menghela nafas kemudian menutup buku hijau itu, dan menyimpannya dibawah bantal Yuki. ia tersenyum getir, sambil menatap wajah terlelap Yuki.
"Ternyata dia brtindak trlalu cepat. hmm... lets check it out, guys..", gumam Nina, kemudian mematikan lampu kamar Yuki, dan brjalan keluar kamar itu.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience