BAB 4

Drama Completed 341

“Kamu hamil? Memangnya tidak kamu minum itu pil KB-mu? Penghasilanku belum cukup buat membiayai dua orang anak. Mau dikasih makan apa nanti?”

Suara itu, kata-kata yang kuucapkan dengan penuh keputusasaan malam itu, semuanya bergema di dalam kepalaku. Seharusnya aku tak mengatakan semua itu sewaktu kamu menyampaikan kabar gembira itu, bahwa ada janin yang mulai hidup di dalam perutmu lagi.

Malam itu aku begitu lelah setelah disibukkan oleh pekerjaan yang serasa tak pernah habis. Lelah berusaha menyelesaikan tumpukan hutang yang masih harus kubayar. Lelah pada diriku sendiri yang merasa belum siap menjadi seorang ayah. Salahku. Itu salahku.

“Tidak, Ayah. Ayah tidak salah.” Gadis kecil itu tersenyum lagi. Tangan kecilnya dia lepaskan dari genggamanku lalu mulai mengapusi air mataku yang menetes. “Bukan salah ayah,” katanya. “Kita memang hanya dijodohkan selama waktu itu. Memang harus begitu. Aku memang tidak dijodohkan untuk bertemu ayah di dunia ini. Aku pergi bukan karena ayah. Aku pergi karena memang harus.”

Aku menatapnya dengan kerinduan yang luar biasa besar, lebih besar dari sebelumnya.

“Ayah tenang saja. Dia menjagaku di sana. Dia baiiik sekali, Ayah. Dia memberi apapun yang aku minta. Dia menyayangiku. Dia juga menyayangi ayah. Dia menyayangi bunda, kakak. Jadi ayah tenang saja. Aku baik-baik saja.”

Aku tak lagi bisa menahannya. Aku menarik tubuh kecil itu ke dalam pelukanku, memeluknya erat.

“Maafkan ayah,” ucapku lagi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience