BAB 2

Drama Completed 341

“Ini namanya Popo!” Telunjuk kecilnya menunjuk gambar seekor kucing atau entahlah. Bagiku gambar yang diberinya warna abu-abu itu adalah seekor kucing. “Dia ini cerewet sekali, Ayah. Setiap pagi dia mengeong, membuatku tidak bisa tidur lagi.” Wajah itu ditekuk. Hanya sesaat. Kemudian ada keceriaan lagi di sana. “Tapi dia itu lucuuuu sekali. Dia selalu membuatku tertawa.”

Aku tak begitu tertarik dengan gambarnya. Aku sekarang lebih tertarik pada suara kikik kecilnya, tawa riangnya, wajah cerianya, lalu lesung pipit yang muncul di kedua pipinya setiap kali dia melakukan semua itu.

“Ayah lihat ini!” katanya lagi. Mau tak mau aku mengikuti ujung telunjuk kecilnya lagi. “Ini kamarku. Mainanku banyaaaak sekali di sana. Tempat tidurku berwarna ungu, sama seperti warna kesukaan Bunda. Aku punya boneka beruang berwarna putih dan ungu. Aku suka bermain dengannya!”

Aku hanya diam mendengarkannya bercerita. Dia terlihat begitu bahagia.

“Ayah, ayo kita berdansa!” Dia tiba-tiba berseru sebelum kemudian merosot turun dari pangkuanku. Tangan mungilnya meletakkan kertas yang sedari tadi dia bawa itu ke lantai. Dia lantas mengulurkan tangan ke arahku.

“Apa?” tanyaku.

“Ayo berdiriiiiiii….”

“Berdiri?” tanyaku. “Kenapa?”

“Ah ayaaaah… Ayo berdiriiiiii..” Dia mulai tak sabar.

Dan lagi, aku menurut.

Dia menyambutku, menggenggam kedua tanganku dengan kedua tangan kecilnya.

“Ayah dengar itu kan?”

“Apa?”

“Coba dengar baik-baik. Lagu itu… Lagu yang ayah sering nyanyikan untukku. Ayah dengar kan?”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience