"Kau mau membawaku kemana??!! "Pekik Almeera
"Diam, atau kucium! " ancam reza. Seketika Almeera bungkam lalu secara reples mengangkat tangan nya lalu menutup mulutnya dsn menggeleng geleng kan kepalanya.
Menurut reza itu tingkah nya yang dia perlihatkan, reza semakin gemas dibuatnya.
"Makanya diam! Kalau gak mau, Aku tidak mau ambil anak orang yah. Di mutilasi pasti sama mama. " ucap nya,
Langkah reza terhenti tepat di depan ruangan di nomor 09. Almeera mengeryitkan dahinya lalu beralih menatap reza sambil mengangkat kan Alis.
"Ruangan siapa? " tanya Almeera
"Talita. " jawab singkat reza.
"Talita? Siapa? " tanya Almeera.
"Bawel ah, " lalu reza masuk ke dalam ruangan itu. Meninggalkan Almeera di luar. Seperti orang bodoh.
Ini konyol. Crazy!
"Hei! Apa yang kamu bikin di luar situ? Ayo masuk! " perintah reza. almeera mengangguk. Lalu masuk.
"DADDY!! " seru seorang balita yang duduk di brangkar rumah sakit. Matanya beralih menatap Almeera yang diam tak berkutik.
Daddy? Apa di sudah menikah? Lalu mata Almeera menatap balita mungil itu. Muka pucat, tangan di infus. Lalu selang di Hidung? Kenapa dengan nya? Almeera merasa tidak tega melihat nya.
"Daddy siapa dia? Pacarnya daddy yah? " tanya balita itu dengan mata berbinar. Dan semburat jail di wajahnya. Meskipun pucat. Tapi wajah nya seperti bercahaya. Berwarna.
reza seakan lupa dengan kehadiran Almeera reza menepuk jidat nya pelan. Lalu menatap Almeera yang sedang berdiri tak berkutik sambil memainkan ujung baju pasien nya.
"Ah iya, Talita dia ini teman nya Deddy. Namanya anty Almeera Bukan pacar Deddy, kamu ini masih kecil tapi udah tau pacar. " ucap reza sambil terkekeh.
Talita mayun. "Daddy!! Jangan panggil aku Anak kecil Deddy umur aku tuh udah 7 tahun. Kalau masih panggil gitu lagi Talita telpon Oma biar Deddy di sunat dua kali mauu!? " ucap Talita di sertai muka ancaman. Reza Mendengar ancaman itu mengindik ngeri.
Lalu Talita beralih menatap Almeera. " Deddy Anty Almeera cantik yah? "Ucap Talita.
Reza menoleh ke Almeera, sedangkan Yang di tatap malah cengegesan Lalu semburat merah di pipinya keluar begitu saja. Reza terkekeh Geli melihat Almeera seperti ini. Reza Sangat gems melihat nya.
Talita terkekeh bisa di bilang tertawa melihat tingkah malu malu Almeera. " ciee Anty.. Anty malu Cieee.. Hahaha" ucap Talita menggoda Almeera.
Almeera menggelengkan kepalanya lalu terkekeh. "Hmm pintar banget ya kamu ngegodanya. Awas Anty beri pelajaran, siapa suruh godain Anty terus... " Ucap Almeera sambil berjalan pelan seakan ingin menerkam Talita.
Talita menggelengkan kepalanya. "Ampun Anty, Ampun Talita janji deh gak godain Anty lagi. "
baru Yang dia rasakan. Mendengar suara tawa Talita kembali membuat hidupnya lebih berwarna. Reza tersenyum melihat kebahagiaan di depan nya.
"Deddyyyy!! Tolong Talita deddyyyy! Hahah ampun Anty, ampunnnn, " pekik Talita, meminta Tolong kepada deddy nya yang sedari tadi diam cengo.
"Oke oke, Anty diam.. Hosh hhhh" Almeera NGOs ngosan bersama Talita. Lalu Mereka saling berpandangan lalu Mereka tertawa bersama.
"Sungguh aku tidak pernah melihat Talita tertawa selepas ini. "Ujar reza menatap Almeera lalu berganti ke Talita.
Almeera hanya tersenyum sambil mengusap pelan kepala Talita. " Anty Meera kok sama. Sama baju nya Talita? Anty juga sakit? " tanya Almeera.
Almeera diam. Dalam ruangan itu tiba tiba sunyi. "Ammm...gak papa sayang, Anty cuman sakit dikit aja. " ucap nya meyakinkan. Talita cuman menggangguk dan tersenyum.
"Mommy Talita kemana? " Tanya Almeera.
Talita tersenyum. " Mommy Talita sudah ada sama Tuhan Anty, Tapi Talita tau mereka pasti melihat Talita di sini. " ucap Almeera dengan tersenyum. Tidak terasa setitis air Mata nya keluar Tampa Talita rasa.
Almeera terpaku diam tak berkutik. Sebuah hantaman keras menusuk dadanya. "Me--mereka? " tanya Almeera terbata, menahan sesak dadanya kian mendera.
"Ya Anty, mommy and deddy, Dan Talita rindu mereka. "Jawab Talita tersenyum.
Almeera tak bisa menahan tangis nya. Tangis Almeera pecah, ternyata bukan cuman dia yang merasa rindu. Bahkan anak sekecil ini merasakan nya juga.
Almeera langsung memeluk Talita dan menangis tersedu sedu. "Yang sabar yah sayang, Talita gak bakal sendiri Anty ada sama Talita. " ucap serak Almeera. Dadanya terasa sakit.
Reza yang melihat dua wanita itu hanya bisa menintikan air matanya haru.
"Iya Anty, Talita pengen banget ketemu sama Mommy dan deddy. Makanya kata deddy Talita harus cepat sembuh. Dan bisa ke tempat istirahat nya mommy dan deddy. " ucap Talita di sertai senyum khas nya. Lalu tangan nya terangkat menghapus air Mata di pipi Almeera.
"Anty jangan nangis, Anty jelek kalau lagi nangis. Hihihi" cerocos Talita.
Almeera terkekeh. "Emang Anty udah jelek emang yee. "
"Anty cantik kok, "
"Iya deh iya. "
"Kayaknya deddy jadi nyamuk nih di sini. " celetuk Reza sambil menepuk nepuk nyamuk di udara.
Almeera dan Talita hanya menertawai tingkah reza yang bisa di bilang ke kanak kanankan.
"Udah kamu tidur gih, entar oma ada. " ucap reza.
"Oke deh deddy. Talita tidur . Dah Anty" ucap Talita sambil berbaring di ranjang nya. Lalu perlahan matanya tertutup.
Almeera berdiri dan ke berjalan kesamping reza. Almeera menghela nafas. " oh ia aku mau nanya, kata Talita kan deddy sama mommy nya udah meninggal. Lalu kenapa dia memanggimu deddy? " ucap Almeera penasaran.
Reza tersenyum tipis. " Talita mrmanggilku deddy karna wajah deddy nya dan wajah ku ini mirip. "
"Ma-magsudnya kamu kembar?"
"Iya. " Almeera cuman menggangguk anggukan kepalanya.
"Ah ia, aku balik dlu yah kemaleman ini. Juga entar aku di cariin. Aku balik ya ke ruangan ku. " ucap Almeera sambil berjalan.
"Eh Meera, tunggu. " ucap reza mengehentikan langkah Almeera.
"Kenapa?
" ruangamu nomor berapa? "
"Almeera. " ucap Almeera
Reza mengakat Alis nya bingung. "Aku menanyakan nomor nya, bukan Namq mu Almeeraaa. "
"Iya namanya Almeera ruangan ku itu ruangan khusus... Udah yah. Kalau masih belum mengerti tanya suster di sini deh pasti mereka tau. " ucap Almeera menghilang dari pintu.
Share this novel