Pria itu mendesah pelan, sembari memijit pelipisnya.
Bukan, bukan gimana. Tapi bagaimana caranya menenangkan balita polos itu yang terus menerus merajut untuk bertemu dengan Almeera.
Sekali lagi Reza melirik Talita tang sedang menatapnya dengan Mata coklatnya menduhkan nya. Yang terlihat sedang berkacak kaca.
Talita tidak seperti ini sebelum nya. Talita yang pendiam, Jika Reza bilang tidak boleh ini, itu. Talita masih mau mendengarkannya. Sekarang? jangan di tanya lagi, Talita bahkan meneriaki Reza akan menyunat nya lagi.
Really?!
"DADYYY! POKOKNYA AKU MAU KE ANTY MEERA! " pekik Talita dengan muka geram.
"Daddy gak tau Ta, daddy gak tau Almeera ada dimana." Ucapnya dengan Nada memelas.
"Bo'ong! "Sungut Talita.
"Beneran, Talita sayangg..."
"Pokonya Tata gak mau makan! Kalau daddy gak mau bawa Tata bergi ke anty Meera! "Ancamnya.
Reza tertegun melihat kekeuh dari Talita. Segitu maunya kah Talita sama Meera? Dulu, ada beberapa wanita yang mendekati Reza. Lalu mengenalkan nya mereka kepada Talita, bukanya senang, Talita malah memandang meraka semua tak suka, bahkan malah mengusir mereka.
"Jangan gitu dong Sayangg, Harus makan kalau gak makan Tata nanti sakit, terus kalau sakit? Kaoan sembuhnya dong? "
"Bodoamat, dad! "
"Siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu Talita?! " ucap Reza dengan nada tegas.
"Paman Lucas, dad. " jawabnya polos, sambil menunduk.
"Lucas, sialan! "Gumam nya pelan.
Ya Lucas adalah teman yang paling tengil diantara teman teman Reza. Bahkan dia yang paling Selalu meramaikan suasana, yang Selalu bertingkah konyol dengan muka minta di tonjok oleh Reza.
"Talita mau Pergi ke anty Almeera? " tanya reza lembut.
Talita menggangguk antusias, "Mau.. Mau, " Talita mengedip ngedipkan matanya lucu. Binar kebahagiaan terlihat jelas di wajah nya yang bak malaikat kecil itu.
Reza berdiri dsri duduknya lalu mengambil kursi Roda yang di dekat kamar mandi itu. Lalu menggendong Talita duduk di kursi roda itu. Lalu keluar ruangan.
Reza terus mendorong kursi roda Talita sembari menoleh ke kanan dan ke Kiri. Mencari seseorang, lalu matanya tak sengaja melihat dokter. Senyum nya merekah, lalu segera menuju ke Arah dokter tersebut.
"Emmm, mbak, eh suster. "Panggil Reza,
Yang di panggil itu langsung menoleh menatap reza Tampa berkedip. Melihat ciptaan tuhan yang Sangat sempurna. Alis tebal, hidung mancung, bibir yang merah menggemaskan. Kharismanya yang berwibawa. Tubuh tegap kokoh, meminta siapapun pasti di dekap oleh siapapun.
"Halo, MBA! "Panggil nya lebih keras lagi, sehingga menyadarkan suster nya yang masih menatapnya dengan kagum.
"Eh-em-iya? Kenapa? " Ujarnya kelabakan.
"Tau tidak ruangan Anty Meera? "Kali ini bukan reza yang bertanya, Tapi Talita.
"Almeera Magsudnya, "tamba Reza.
Suster itu hanya menatapnya sekilas, lalu mejawab sedikit jutek. "Ruangan Nona Almeera ada di ruangan lantai paling atas hanya Satu Ada ruangan. Ruangan Khusus Nona Almeera, di lantai 30!" Ujarnya lalu meninggalkan reza. Sambil menghentak hentakkan kakinya kesal.
Reza mengangkat bahunya acuh. Lalu Naik ke life my nuju lantai yang ditunjukkan Suster jutek tadi.
Yang benar saja! Reza bahkan dibuat melogo melihat di lantai 30 ini. Lantai di mana hanya 1 pintu itu, terdapat karpet tapi di penuhi dengan bulu bulu halus, lantai bersih dan mengkilap, hanya beberapa dokter yang lewat tidak seperti di lantai 3 tadi, dan beberapa bodyguard di dekatnya. Reza dibuat tercengang di rumah sakit ini. Ini rumah sakit atau Taman?
Sangat asri dan Sangat menyejukkan mata Jika memandam lalu jendela besar yang menampakkan lautan yang indah dari lantai teratas ini.
Lalu sebuah suara mengagetkan Reza, "Hey! Anak muda apa yang kau lakukan disini?! "Ucap salad satu bodyguard itu.
"Tata mau ketemu sama anty Meera, paman... " ucap Talita dengan polos.
"Tidak ada! jangan mengada gada Bocah! Ini ruangan khusus untuk Nona Meera! tidak boleh ada yang memasuki lantai ini! Keluar! "Bentak Bodyguard itu
"Kalau ngomong gak usah di bentak juga Bego! "Teriak Reza, amarah reza memuncak. Tangan nya tegepal kuat, reza Sangat tidak suka Jika ada tag membengak Talita, Jika itu terjadi dia akan lepas Kendali dan menghajar Orang itu.
Almeera yang mendengar suara keributan dari luar hanya bisa menautkan Alisnya. Lalu menujun ke pintu untuk mengecek
Siapa yang ribut di depan.
Almeera membuka pintu lalu matanya langsung menatap balita yang sedang duduk sambil menunduk an kepalanya, takut mendengar teriakan Reza.
"EKHEM! "
Almeera menatap tajam bodyguard sialan itu, dengan tatapan siapa saja akan tunduk Jika di tatap seoerti itu.
"No-na di-dia masuk keruan-"
"ANTYYY MERAAA! "teriak kan Talita mengehentikan tatapan tajam nya kepada bodyguard itu. Dan menghentikan debatan Antara Reza dan bodyguard.
"Talita sayangg!! "Pekik Almeera dan berlari kecil kearah Talita, Reza saja hanya tersenyum kembali, melihat binar kebahagiaan tercipta di duanya.
"Ngapain Talita kesini hmm? " tanya Almeera sambil mengusap lembut kepala gadis itu, tak terasa rambut yang Almeera usap, berjatuhan ditangannya.
Almeera terpaku. Tubuhnya membeku di tempat, Rambut Talita rontok. Tangan Almeera bergetar hebat yang di sembunyikan dipunggung Talita. tatapan Almeera mengarah pada Reza yang sama seperti Almeera. Reza menegang.
Mengerti arti tatapan Almeera, Reza mengehela nafas gusar. Dan menggangguk mengerti Dari Arti tatapan Almeera.
Almeera menutup mulutnya tak percaya, berusaha menahan tangis yang siap keluar. Lalu berusaha tersenyum.
"Talita, mau Anty gendong tidak? "Ucap Almeera, dengan suara seraknya.
Talita menggangguk Antusias " Mau anty! "Pekiknya.
Almeera terkekeh pelan, lalu matanya dan reza Saling beradu pandang. Ada rasa aneh yang mejalar di tubuh Almeera Sangat aneh, yang Almeera belum pernah merasakan sebelum nya.
Dan reza pun sama, sama seperti Apa yang di rasakan Almeera, lalu pandangan matanya lepas. Keduanya tersenyum kikuk.
Almeera menggendong Talita, dan reza berjalan di belakangnya.
bodyguard disana dibuat tercengang sekaligus tidak percaya, dengan apa yang dilihatnya barusan.
"Reynand, kalau kau melihat mereka datang lagi kesini. Jangan melarangnya, suruh saja masuk ke dalam. Tampa menahanya, dan tadi kau buat takut anak ini. Bedakan bicara dengan anak kecil dan orang dewasa. " Ujar Almeera panjang lebar sambil menatap dingin yang bernama bodyguard Reynand itu.
Lagi lagi Reynand terkejut, kalimat terpanjang yang pernah nona itu Keluarkan dari bibirnya.
"I-iya Nona, "ucapnya kelabakan.
Reza yang melihat respon Reynand yang gugup. Pengen tertawa lebih keras, dimana sikap galak nya tadi yang ia tunjukkan.
---------------
Oke gaes segini dulu nantikan kelanjutan ceritanya yah. ???? jangan sampai bosan, Karena disetiap part selanjutnya akan membuat tegang. ??
Alay ah gue! ??
Oke gaes, jangan lupa komentarnya yah.
Bayyy??
Share this novel