‘’Bintang malam setia seperti dirimu Tetap pudar menghilang tiada gantimu Dan ku masih terasa degupan jantungmu Tanpamu ku kan rapuh
Tanpamu ku rapuh
Bintang malam setia seperti dirimu Tetap pudar menghilang tiada gantimu Dan ku masih terasa degupan jantungmu Tanpamu ku kan rapuh rapuh Tanpamu ku rapuh
Darimu ku mengenal arti kekuatan Hadirmu semua indah ..’’
Lagu nyanyian kumpulan Nastia yang bermain di corong radio seakan menemani diriku saat ini yang bersendirian sedang menikmati Bintang malam yang berkelipan memenuhi segenap angkasa.
Redup cahaya rembulan sedikit sebanyak memberi cahaya dalam kesamaran malam, gitar akustik yang ku petik tanpa sebarang lagu yang spesifik hanya memainkan segala melodi yang tercurah di mindaku, ku sandarkan pada dinding.
Fikiranku runsing buat seketika. Bunyi cengkerik dan katak mulai berbalas seakan sedang berdebat, seraya itu juga hatiku diserang sebak dan sayu, fikiranku menerawang hanyut dalam melodi lagu dan simfoni alam yang maha indah pernah ku dengar hingga tanpa sedar manik jernih dari tubir mataku gugur.
“Hey you.” satu suara menyapaku, ku toleh sekelilingku, tiada siapa pun yang bersamaku dan saat itu baru ku sedar bahawa suara itu datangnya dari fikiranku sendiri.
“New student ke? Sila masukkan pakaian kamu sekarang.” tegas seorang pengawas perempuan yang parasnya molek dipandanganku.
“err..maaf saya terlupa rapikannya..”
Pertama kali ku pandang wajahnya, hati ini terasa berdebar tak menentu walaupun ketika itu umurku hanyalah setahun jagung,
Share this novel