"Siti cepat kau kemari, mana uang yang diberikan oleh paman mu itu?" tanya Mina
"Ya bi, ini bi," jawab Siti sambil menyerahkan uang yang di berikan oleh paman nya tadi pagi.
"Ya sudah sana cepat ganti baju, terus pulang," perintah Mina
"Ya bi, oh ya bi, ini hasil upah kerja hari ini," ujar Siti
Siti bergegas menuju toilet umum untuk mengganti baju nya dengan seragam sekolah. Dirinya merasa sedih jika harus melihat seragam sekolah nya itu karena dirinya tidak bisa seperti yang lain yang bebas untuk bersekolah. Mina sangat senang hari ini karena uang yang dia dapat sangat banyak sekali.
"Hmm, uang ku banyak juga, aku beli apa ya kira kira, aku beli ayam crispy itu saja seperti Bu haji, hehehe, memangnya dia saja yang bisa beli, aku juga bisa lah," gumam Mina membayangkan dirinya bisa menyombongkan diri kepada para tetangga nya.
"Oh ya malam ini kan bang Boni kerja malam, hehehe, aku bisa jalan jalan nih," gumam Mina membayangkan dirinya bisa jalan jalan menikmati suasana malam
"Bi, sudah," ujar Siti tiba tiba
"Woy anak setan bikin aku kaget saja," teriak Mina kaget
"Maaf Bi,"
"Nih uang ambil, belikan kebutuhan dagang buat besok sana, awas jangan mahal mahal, kau harus cukupin semua nya," pesan Mina sambil memberikan uang 300 ribu pada Siti
"Tapi bi, beras di rumah sudah habis bi," ujar Siti pelan
"Hah, sudah habis?, Ya sudah kau beli saja 10 kg dulu, beli yang murah saja, pokoknya aku tidak mau tahu ya, besok pas aku dagang semua nya harus komplit," ancam Mina
"Tapi bi," ucap Siti
Plak, Mina menampar Siti tiba tiba. Siti yang kaget dan merasa kesakitan hanya bisa bengong terdiam. Mina kesal dengan Siti yang banyak sekali bicara itu.
"Tapi apa?, sudah sana belanja sana, awas saja ya jika kau tidak dapat semua nya, itu sudah banyak, jangan kau korupsi ya, masih kecil kerja nya korupsi saja kau itu," teriak Mina sambil mendorong tubuh Siti.
"Hai Mpok, jangan galak galak dunk, kasihan tuh si Siti," seru bang Komar preman pasar.
"Apa sih bang, ikut campur saja," ujar Mina dengan wajah kesal dan tidak takut.
"Kau ini ya bibi nya Siti bukan sih, kasihan tahu, anak itu sudah kerja cari uang dari pagi sampai sore begini, kau masih menyuruhnya lagi, kau itu ya,"
"Stop bang, stop jangan ikut campur,"
"sudah sana pergi Siti, atau bibi tampar lagi kau," ancam Mina pada Siti.
Siti yang takut dan tidak mau di tampar itu bergegas pergi dengan penuh perasaan kuatir. Siti kuatir uang yang di berikan oleh Mina kurang karena dirinya harus membeli beras juga untuk dijadikan nasi uduk dan lontong. Mina mendengus kesal melihat Siti yang melenggang pergi ke dalam pasar.
Mina melihat kearah bang Komar yang berdiri di dekat nya. Bang Komar sedang melihat Siti yang pergi menjauh dari mereka. Mina yang sedang kesal itu memukul bang Komar kuat
"Hai apaan sih kau Min?" geram Komar
"Ya kau itu mata nya, melihat Siti tak kedip," ujar Mina kesal
"Ya ampun Min, keponakan mu itu masih kecil, sedangkan kau itu wanita dewasa, masa kau masih cemburu sama anak kecil seperti Siti sih," ledek Komar
"Hai Komar, meskipun Siti masih kecil tapi dia itu cantik dan menarik," ujar Mina cemburu
"Ya ampun sayang, kau ini ya bikin gemas aja, yuk kesana yuk," ajak Komar pada Mina
"Mau ngapain kau ajak aku kesana, males akh, banyak nyamuk," ujar Mina
"Ya tidak apa apa banyak nyamuk juga, kalau nyamuk nya bikin enak mah, hehehe,"
"Mana ada nyamuk yang bikin enak Komar, kau itu ngaco saja,"
"Ya aku lah nyamuk nya, masa kau lupa bagaiman kemarin kau keenakan dengan apa yang aku lakukan,"
"Ikh itu mah khilaf lagi, aku sedang stress," ujar Mina malu
"Mau lagi tidak, aku sudah kangen nih," bisik Komar.
"Gila kau Komar, tidak akh, kemarin itu kan hujan jadi tidak ada yang lihat, nah sekarang tempat itu juga rame, gila benar kau,"
"Ya sudah, nanti malam saja bagaimana, bukannya suami mu itu nanti malam kerja malam ya?" tanya Komar
"Loh kok kamu tahu sih?" tanya Mina
"Ya tahu lah, kau sendiri yang bilang kemarin, lupa kau ya, sampai kau meracau begitu, hehehe,"
"Ikh kau ini, aku seperti itu karena bang Boni jarang menjamah ku, aku khilaf," ujar Mina malu
"Benar nih kau tidak mau, ya sudah kalau kau tidak mau, tidak apa apa," ujar Komar
"Mau, aku mau bang," ujar Mina pelan.
"Apa Min, aku tak dengar?" tanya Komar dengan raut wajah bercanda
"Mau bang, nanti malam kita janjian di taman dekat rumah ya,"
"Eh jangan di taman situ, kita janjian di taman kelap kelip saja, biar lebih enak," ajak Komar
"Hah taman kelap kelip, bukan nya taman itu gelap ya bang?" tanya Mina
"Ya malah enak tahu Min, kalau gelap, kamu pasti suka deh,"
"hehehe, awas ya kalau kau bohong, aku tidak mau loh di ajakin lagi sama kau,"
"Aku janji deh, kau pasti puas, terbang ke langit ke tujuh," janji Komar
"Dasar stress, hehehe,"
Siti yang sudah selesai berbelanja melihat kedekatan Mina dan Komar yang tidak biasa. Dirinya yang masih kecil tidak bisa mengartikan kedekatan mereka dengan hal yang aneh. Mina yang melihat Siti datang mengusir Komar agar Siti tidak curiga.
"Dek, Abang kerja dulu, kau baik baik di rumah, tolong kau jaga Nur seperti anak mu sendiri, kasihan dia," pesan Boni sebelum pergi kerja
"Ya bang siap, kau tenang saja bang, kerja yang benar biar pulang pulang bawa uang yang banyak,"
"Ya, nanti Abang bawa uang yang banyak, seperti nya malam ini banyak barang yang datang ke gudang," ujar Boni
Boni meninggalkan rumahnya dengan keadaan cemas dan kuatir. Dirinya merasa ada sesuatu yang salah saat dirinya ingin berpamitan. Boni merasakan ada firasat aneh yang akan terjadi.
"Kenapa dengan perasaan ku ini, kenapa aku kuatir dan takut seperti ini?" tanya Boni dalam hati.
Mina memanggil Siti setelah suaminya terlihat menjauh dari rumah nya. Mina menyuruh Siti untuk membuat lontong dan menyiapkan semua bahan untuk dia masak jam 3 pagi nanti. Mina langsung berdandan cantik setelah dirinya memberi perintah pada Siti.
"Hai Siti, aku mau pergi sebentar, jika kau sudah selesai kau tidur saja duluan, pintu akan ku kunci dari luar jadi kau tidak perlu menunggu ku," pesan Mina
"Eh ya bi, bibi mau kemana?" tanya Siti heran melihat bibi nya yang berdandan cantik dan memakai dress itu
"Sudah jangan banyak tanya, terserah aku mau pergi kemana itu bukan urusan mu," ujar Mina tidak suka.
Mina sengaja memakai dress pendek agar dapat dengan mudah berbuat bebas dengan Komar. Ini sesuai dengan pesan Komar di telpon tadi. Komar minta Mina memakai dress jangan pakai celana panjang.
Mina pergi dengan menggunakan jaket dan helm, dirinya tidak mau para tetangga nya tahu jika dia pergi malam malam. Beruntung malam ini jalan kampung nya terlihat sepi tak ada yang duduk duduk di pinggir jalan seperti malam malam biasanya. Mina menjadi senang karena dirinya merasa Tuhan merestui apa yang akan dia lakukan malam ini
Mina yang haus akan belaian lelaki tergoda dengan Komar yang seorang preman itu. Komar yang sudah lama memperhatikan Mina itu memberanikan diri merayu Mina, seperti gayung bersambut rayuan Komar di tanggapi oleh Mina. Kejadian yang membuat Mina ketagihan saat hari turun hujan, Komar memanfaatkan hari itu untuk menggarap Mina, Mina yang seperti kerbau itu menurut saja karena dirinya merasa keenakan dengan apa yang di lakukan oleh Komar.
Diam diam Mina pun mengharapkan Komar akan mengajak nya lagi untuk berbuat seperti kemarin. Tetapi dirinya begitu malu dan gengsi untuk memulai duluan. Komar yang ingin memanfaatkan Mina mulai mengajak Mina bermain lebih gila lagi.
Share this novel