"Woy bangun anak pemalas, ayo bangun, cepat!" teriak Mina di pagi buta
Mina mengguncangkan tubuh Sari dengan kasar. Sari anak usia 16 tahun yang sedang terlelap itu. Tersentak dan terbangun dengan kaget.
"Eh ya bi, ya," ujar Sari kaget
"Bangun goblok, cepat," teriak Mina sambil mengguyur tubuh Sari dengan air dingin
grrrr, Sari yang masih belum sadar itu langsung terbangun dan menggigil kedinginan. Mina yang kejam itu tak ada rasa kasihan sama sekali melihat Sari yang kedinginan. Bahkan dengan kasar dirinya menarik Sari untuk segera bangun dari posisi tidurnya.
"Dasar pemalas kau ini, bisa nya hanya makan saja kau ya, bangun goblok," teriak Mina sambil menoyor kepala Sari kuat
"Eh ya bi, ya," ujar Sari kedinginan
"Sudah sana masak nasi lalu bersihin rumah, kerjakan tugas mu itu anak sialan," perintah Mina.
"Ya bi," jawab Siti
"Sudah sana, jangan bisa nya makan dan tidur saja," teriak Mina sambil mendorong tubuh kurus Siti.
Siti yang kedinginan itu langsung bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan keluarga Mina. Mina yang melihat Siti hanya bisa menggerutu karena Siti sangat lelet sekali. Saat Mina sudah memastikan jika Siti berada di dapur, dirinya cepat cepat kembali ke kamar lagi untuk tidur.
"Dasar kampret, aku sudah bilang kau itu harus bangun setiap hari jam 3, kau harus ingat itu, ini mah apa, lagi lagi aku yang harus bangunin kau, apa kau tak tahu jam tidur ku jadi terganggu karena kau, hah," seru Mina kesal
"Ingat ya, jika besok besok kau seperti ini lagi, aku tak segan segan membunuh mu," ancam Mina
"Ya bi," ujar Siti gemetaran
"Sekarang kau masak yang enak buat dagangan ku nanti, aku tak mau tahu jam 5 masakan itu semua nya sudah siap dan kau keluarkan, awas saja kalau belum siap dan tidak enak," ancam Mina lagi dengan wajah sangar
"Ya bi,"
"Halah, kau itu bisa nya hanya Ya bi, Ya bi saja, dasar anak pembawa sial, pantas saja orang tua mu mati kecelakaan," ujar Mina sambil berlalu menuju kamar nya
Siti yang kedinginan hanya bisa menggigil hebat. Untuk mengupas bawang saja dirinya tak sanggup. Cepat cepat dirinya menghidupkan tungku kayu untuk menghangatkan tubuh nya.
Tak terasa air mata nya menetes jatuh. Siti merasa sangat sedih jika mengingat mama dan papa nya. Siti merasa Tuhan tak adil pada nya.
"Ya Tuhan, kenapa kau ambil kedua orang tua ku jika kau hanya ingin membuat ku menderita, kenapa kau tak mengajak ku bersama kedua orang tua ku juga tuhan, aku disini sangat sengsara tuhan," tangis Siti
"Mah, Pah, apa kalian di sana bahagia, apa kalian tidak rindu pada ku seperti aku merindukan kalian semua,"
Siti semakin menggigil dan gemetaran. Siti yang sadar jika dirinya belum menyiapkan dagangan bibinya itu. Dengan tanpa menghiraukan rasa dingin dan gemetar yang dirasakan nya, Siti berusaha sekuat tenaga nya untuk memasak semua dagangan bibinya itu.
"Aku harus kuat, aku tidak boleh lemah, aku tak mau bibi Mina marah lagi karena aku belum menyelesaikan semua nya, ayo Siti kamu pasti bisa," ujar Siti menyemangati diri nya sendiri.
Siti tak lagi memperdulikan keadaan dirinya saat ini. Dengan gesit dirinya memasak berbagai macam menu untuk dagangan Mina. Siti tak lupa berdoa agar masakannya hari ini enak sehingga membuat dagangan bibinya laris manis.
"Semoga masakan ku enak dan sedap, sehingga banyak yang suka dengan dagangan ku ini," harap Siti.
Siti melihat jam dan ini sudah waktu nya dirinya menyiapkan dagangan bibi nya itu. Tanpa rasa lelah dirinya mengeluarkan semua nya seorang diri. Dari menyapu halaman dan tempat dagang Mina, sampai semua nya Siti yang melakukan nya sendirian tanpa bantuan Mina.
"Bi, bi bangun bi, sudah jam 5 bi," panggil Siti sambil mengetuk pintu kamar Mina
"Bi, bibi," panggil nya lagi
Mina yang terlelap tidur tak mendengar panggilan Siti. Boni yang terganggu oleh ketukan Siti menjadi terbangun dan kesal. Dengan kasar dirinya membangunkan Mina yang masih tertidur lelap.
"Woy, Mina bangun, ini sudah jam berapa?" teriak Boni sambil mengundang badan gempal Mina
"eh apa sih bang, Mina masih ngantuk nih, besok aja bang kalau Abang minta jatah," ujar Mina ngelantur
"Woy Mina siapa juga yang mau minta jatah, tuh si Siti dari tadi ngetuk pintu terus, bangun woy, bangun, dasar kebo kau ini ya," teriak Boni lagi
"Aduh bang, apa sih bang, ini masih malam kali," ucap Mina sambil mengucek mata nya.
"Masih malam dari mana, tuh lihat jam berapa ini, kau tak dagang apa?" bentak Boni
Mina menoleh dan melihat kearah jam dinding yang ada di kamarnya. Mina melotot melihat jam itu, yang sudah menunjukkan pukul 5 lebih 5 menit. Dengan gerak cepat Mina bangun dari tempat tidur nya tanpa memperdulikan Boni, suaminya.
"Sudah sadar kau rupa nya," sindir Boni
"Akh Abang ini loh, aku itu kesiangan ini," gerutu Mina
"Ya salah kau sendiri kenapa pula kau tidurnya seperti kebo, itu si Siti dari tadi mengetuk pintu kamar kita hanya untuk membangunkan kau, jangan jangan kau menyuruh Siti lagi yang memasak dan menyiapkan semua dagangan mu seorang diri?" tanya Boni marah
"Ya tidak lah bang, aku itu sudah menyiapkan semua nya, kau saja yang tidak tahu, keponakan mu itu hanya menyiapkan nya saja, kau itu jangan asal nuduh ya, masih pagi sudah ngajak berantem saja sih bang," ujar Mina kesal sambil memakai baju nya
"Bi, itu ada yang beli bi, Bibi," panggil Siti
"Ya Sit, suruh tunggu dulu, bibi sedang pakai baju," teriak Mina
"Kau itu ya Min, jangan suka nyuruh nyuruh Siti seperti itu, ingat dia itu keponakan ku, aku yang menjadi wali nya sekarang, aku tak mau ya kau manfaatkan dia hanya untuk kepentingan mu sendiri, ingat itu Min,"
"Aduh bang, ini masih pagi, Mina ini mau dagang, sudah lah capek dengar Abang ngoceh aja masalah Sari lagi Sari lagi," gerutu Mina sambil meninggalkan Boni
"Hai Min, kau itu punya kuping tidak, di tanya laki kok malah seperti itu jawabnya," ujar Boni marah
"Ya ampun, Abang ku sayang, ya, ya, Mina paham kok, dan selalu ingat pesan bang Boni tersayang ini," rayu Mina
"hehe, kau ini bisa saja, ya sudah sana, kasihan Siti tuh pasti kerepotan dia melayani pembeli," usir Boni
Mina pun keluar dari kamar dengan perasaan jengkel. Dirinya kesal dengan Siti karena suami nya selalu membela anak itu. Maka nya Mina selalu bersikap baik pada Siti jika di depan Boni tetapi jika Boni tidak ada maka dirinya akan menyiksa Siti.
"Wih, wih, enak banget sih kau Min, jam segini baru keluar kamar, mana habis keramas lagi," seru Bu Agung
"Ya nih, Mpok Mina enak banget, dagangan yang jaga si Siti, tinggal terima beres aja," ujar Tina
"Eh, Tin, jaga ya tuh mulut, enak saja kau bilang, aku tinggal terima beres, memang nya kau tahu jika Siti yang masak apa?" seru Mina marah
"eh jangan marah dunk Mpok, ya mana tahu ya ibu ibu siapa tahu saja memang Siti yang masak semua ini," ujar Tina cuek
"Kau itu ya Tin, kalau bicara itu di jaga, kalau di dengar ibu ibu Genk gosip bagaimana, nanti dikira nya aku setega itu apa?"
"Ya siapa tahu Mpok," ujar Tina lagi
"Hai Siti, masuk dalam kau, mandi sana terus sekolah," perintah Mina saat melihat Siti di warungnya.
"Ya Bi," ujar Siti Pelan
"Eh, loh kok di suruh sekolah sih, aku kan tidak sekolah, bibi ini bagaimana sih," batin Siti bertanya tanya.
"Min, memang si Siti sekolah dimana, kok kamu menyuruh anak itu sekolah?" tanya Ani
"Eh itu Bu, di SMP kota, tempat dia dulu," ujar Mina asal
"Wow jauh juga ya, memang masih sempat apa jam segini baru siap siap tuh?" tanya Ani lagi
"Masih lah, bukti nya aku yang mengantar nya setiap hari, sudah lah jangan ngobrol aja, ibu ibu ini mau beli apa?" tanya Mina kesal
"Aku pesan nasi kuning nya 5 ya, seperti biasa yang 3 ribuan aja, oh ya sama gorengannya 8 ribu,"
"Aku seperti biasa ya, lontong sayur sama nasi Uduk juga, sama kue lupis nya 5 ribu,"
"Ya, ya Bu, sabar, pasti kebagian semua nya," ujar Mina senang
"Mpok, ini ketan gurih nya habis tah, kok tidak ada sih?" tanya Ani yang mencari ketan gurih
"Eh, ya mana ya ketan gurihnya, ini wadah nya tapi kok kosong ya," gumam Mina sambil sibuk melayani pesanan nasi
"Ya kalau kosong berarti habis lah Mpok, Mpok ini aneh saja," ujar Sri
"Seperti nya sih habis, tadi ibu Haji Ina yang borong deh kalau tidak salah," seru Tina
"Wah ibu Haji Tina seperti nya mulai menyukai masakan mu Min, dulu kan beliau anti banget beli nasi di tempat mu," seru Wati
"Ya lah bagaimana ibu Haji menjadi suka dengan masakan Mina, karena masakan Mina sejak Siti datang, semua nya enak banget," puji Tina
"Wah kalian ini, itu karena aku mendapat resep yang enak dari aplikasi memasak," ujar Mina berbohong.
Mina tidak mau mengakui jika sebenarnya yang masak semua nya adalah Siti kepada para warga. Dirinya sadar semenjak ada nya Siti dan Siti yang masak, dagangannya selalu habis dan di puji oleh para warga. Begitu pun dengan Boni yang selalu memuji masakan Mina yang ternyata adalah masakan Siti
Share this novel
bagus