Bab 4

Romance Series 4452

Boni yang berkerja di sebuah gudang tidak menyangka jika malam kemarin malam terakhir nya dapat berkumpul dengan Siti dan Mina istrinya. Siapa yang tahu takdir tuhan, jika tuhan sudah merencanakan nya maka tidak akan ada yang dapat mengubahnya. Malam ini karena kelalaian rekan kerja Boni terjadilah kecelakaan yang mengakibatkan banyak nya korban yang meninggal.
Boni yang masih berada di dalam gudang tidak dapat melarikan diri. Dirinya terjebak dengan beberapa rekan kerja. Mereka semua dalam keadaan takut dan panik.
"Ya tuhan ini bagaimana pak, kita terjebak pak?" tanya Andi
"Sabar pak Andi, sabar, kita tidak perlu panik, ayo kita cari jalan keluar pak," ajak Boni mencoba tenang
"Ya tuhan, bagaimana ini, kami terjebak di dalam gudang dimana api mengelilingi kami tuhan," batin Boni
"Aduh panas pak, panas sekali," teriak Amy panik
"Tahan Bu, tahan, kita berdoa saja agar para penyelamat dapat mengeluarkan kita Bu," ujar Boni penuh harap
"Huhuu, aku tidak mau mati, anak anak ku masih kecil, Tuhan tolong kami tuhan," tangis Amy histeris
"Sabar Bu, sabar,"
"Panas pak, panas," teriak Andi yang tak sengaja memegang besi.
"Ya ampun, bagaimana ini tuhan, tolong kami tuhan," doa Boni
"Tidak ada pak, tidak ada jalan keluar pak, kita akan mati di sini, kita akan mati," teriak Andy panik
"Pak Andy, Bu Amy ayo kita sama sama berdoa agar kita di beri kekuatan dan kesabaran Bu," tangis Boni yang tak dapat di bendung.
"Ya tuhan, tolong kami tuhan, panas, panas," teriak Amy kencang sebelum dirinya menghembuskan nafas terakhir karena terlalap api.
Amy terguling guling saat tubuhnya terbakar oleh api. Boni dan Andy hanya bisa melihat dengan tatapan sedih tanpa bisa melakukan ap pun juga. Boni teringat Siti dan Mina, dirinya takut mereka akan hidup kekurangan jika dirinya tidak ada.
"Ya tuhan, bagaimana kehidupan Siti dan Mina jika aku tidak ada lagi tuhan," gumam Boni
"Pak, ini bagaimana pak, Bu Amy sudah tidak bergerak pak, dada ku juga sudah mulai sakit," ucap Andy putus putus.
Asap dan api mengelilingi mereka berdua. Boni dan Andy mulai kehabisan nafas, mereka menjadi susah nafas. Andy yang mempunyai penyakit Asam itu menjadi makin susah bernafas karena banyaknya asap.
"Pak, pak Andy kenapa?" tanya Boni.
"Aku sesak nafas pak, dada ku sakit sekali," jawab Andy
"Ya tuhan, asma bapak kambuh ya, sabar ya pak, saya coba cari bantuan,"
"Jangan pak Boni, jangan," cegah Andy
"Kenapa pak?"
"Aku sudah pasrah pak, tidak ada harapan lagi pak untuk keluar dari tempat ini,"
"Jangan bicara seperti itu pak, tolong aku yakin kita akan keluar bersama sama pak,"
"Tidak pak, lihat kita sudah di kelilingi oleh kobaran api dan asap pak, aku ikhlas pak," ujar Andy
"Ya tuhan, tolong lah kami tuhan, bagaimana dengan nasib Siti, apakah dia akan hidup bahagia tanpa ku tuhan, jangan ambil nyawa ku tuhan, aku mohon pada mu," doa Boni.
Asap pun semakin pekat, api mulai menjalar menuju kearah Andy dan Boni. Andy yang sudah sesak nafas itu tidak dapat menahan lagi rasa sakit di dada nya. Perlahan tapi pasti dirinya akhirnya meninggalkan Boni selama lama nya.
"Tidak, tidak pak Andy, tidak, aku mohon bangun lah pak, bangun, huhuhu," teriak Boni histeris.
Sekuat apa pun dirinya menangis dan berteriak, semakin banyak asap yang akan masuk ke paru paru nya. Boni yang tak mau hanya berpasrah saja masih berusaha untuk mencari jalan keluar. Diri nya teringat akan janji nya pada orang tua Siti yang menitipkan nya pada nya.
Api mulai besar dan menjalar kesemua penjuru gudang. Boni yang terhimpit makin menjadi panas dan sesak. Dirinya pun tak kuat lagi menahan rasa panas dan sesak di tubuh nya.
"Ya tuhan, apa memang ini sudah takdir ku harus menemui mu dengan cara seperti ini, tolong maafkan aku tuhan karena tidak dapat menjaga amanah mu," ucap Boni terakhir kalinya.
Dirumah Siti sedang sibuk menyiapkan semua keperluan dagangan Mina. Sedangkan Mina sedang tidur nyenyak di kamar nya. Semalam dirinya pulang jam 2 pagi setelah dia bertemu dengan Komar.
Handphone Mina berdering berkali kali tanda ada seseorang yang menghubungi nya tetapi tak ada 1 pun panggilan yang di angkat olehnya. Siti yang sedang sibuk di dapur tidak sengaja memecahkan piring yang di pegang nya. Dirinya seakan akan merasakan firasat yang tidak enak.
"Ya tuhan, ada apa ini, kenapa piring ini bisa pecah dan kenapa perasaan ku tiba tiba sangat sedih?" gumamnya.
Tak lama ada yang mengetuk keras pintu depannya seolah olah tamu itu sangat panik. Siti yang sangat penasaran dengan siapa tamu yang datang subuh subuh itu perlahan membukakan pintu nya. Dirinya tidak mengenal sosok yang mengetuk pintu itu dengan keras.
"Malam, apa ini rumah pak Boni?" tanya lelaki itu
"Ya pak, ada apa ya?" tanya Siti takut.
"Apa saya bisa menemui istri pak Boni?" tanya nya lagi
"Eh bibi sedang tidur pak, maaf bapak siapa ya?"
"Apa bisa di bangunkan nak, ini masalah penting, saya urusan dari kantor, nama saya Udin,"
"Eh ya pak Udin, saya bangunkan dulu bi Mina, tapi maaf saya tidak bisa menawarkan bapak masuk ke dalam, saya belum kenal dengan bapak," ujar Siti
"Ya nak tidak apa apa, bapak tunggu di sini saja,"
Siti bergegas menuju kamar Mina untuk membangunkan nya. Siti mengetuk pintu kamar Mina dengan kuat, dirinya semakin merasakan takut pada dirinya seolah olah akan ada yang hilang dari hidupnya. Mina yang terbangun dari tidurnya merasa kesal karena perbuatan Siti itu.
"Tolol banget anak sialan ini, berani berani nya dia ganggu tidur ku," gerutu nya marah.
Brakk, Mina membuka pintu dengan kasar. Siti sampai di buat nya, Mina yang melotot marah itu. Tanpa berkata apa pun dirinya menampar dan menjambak rambut Siti kuat.
"Ampun bi, ampun," rintih Sari di subuh itu.
"Hai tolol, apa kau tidak bisa lihat jam hah, lihat ini masih jam 3 pagi, aku itu baru tidur tahu," bentaknya sambil menghempaskan tubuhnya sari sampai terjatuh
"Aduh," rintih Sari yang kesakitan
"Sekarang cepat katakan mau apa kau pagi pagi buta seperti ini, membangunkan ku, hah," bentak Mina lagi
Suara bentakan Mina yang kuat itu sampai terdengar keluar dan di dengar oleh pak Udin. "Ya ampun, suara siapa itu yang marah marah, apa itu suara istri nya pak Boni ya?"
"Ampun Bi, itu di luar ada tamu bi," ucap Siti gugup
"Tamu siapa, pagi pagi buta bertamu, kau sudah stress apa?" tanya Mina dengan nada tinggi sambil mengangkat tangannya ingin memukul Siti.
"Ampun bi, jangan pukul saya lagi bi,"
"Cepat katakan tamu siapa?" tanya Mina tak sabar
"Itu bi, kata nya teman om Boni bi," jawab Siti takut
"Hah teman om mu, mana orang nya?" tanya Mina
"Mau apa dia pagi pagi buta seperti ini ke rumah, apa ada yang terjadi pada bang Boni ya?" gumam Mina bingung.
Mina tanpa mengganti baju nya terlebih dahulu. Berjalan menuju ke ruang tamu tetapi dirinya tidak menemui satu orang pun ada di sana. Mina yang merasa di bohongi oleh Siti memanggilnya lagi.
"Siti, kemari kau," panggil Mina pada Siti yang sudah kembali ke dapur lagi .
Siti yang tergopoh gopoh menghampiri Mina yang sudah bertolak pinggang di ruang tamu. Dirinya melotot marah melihat kedatangan Siti itu. Tanpa tending eling, Mina menjambak rambut Siti lagi.
"Ampun bi, ampun," rintih Sari sambil menahan rasa sakit di kepala nya.
"Hai anak setan, coba kau lihat mana tamu nya, mana, mata kau buta apa?" bentak Mina.
"Ya tuhan, istrinya pak Boni ini keterlaluan masa anak sekecil itu di siksa nya, tidak menyangka saya," gumam pak Udin yang mengintip perbuatan Mina pada Siti lewat kaca jendela.
"Ampun bi, sakit bi, itu bi tamu nya ada di luar bi," Jawa. Siti sambil meringis sakit.
"Goblok kau kenapa kau tidak mengijinkan dia masuk hah, tolol kok di pelihara,"
"Maaf bi, Siti takut bi karena Siti belum kenal bapak itu,"
"Ya susah sana, pergi kau ke dapur lagi, masak yang benar, masak yang enak," seru Mina sambil mendorong tubuh Siti.
Siti yang terdorong itu pun tersungkur lagi. Dirinya merasa kesakitan karena perbuatan Mina itu. perlahan lahan dirinya bangun dan berjalan ke arah dapur dengan tertatih tatih.
"Dasar anak lemah, baru begitu saja, sudah pura pura kesakitan, dasar tukang sandiwara kau itu," ujar Mina saat melihat Siti yang kesakitan itu.
Mina membuka pintu rumahnya dan memasang wajah ramah nya. Pak Udin sampai melongo tak percaya bertapa cepatnya Mina berubah dari sangar ke ramah. Pak Udin pun mengenalkan dirinya pada Mina
"Oh ya pak Udin, mari masuk, maaf pak keponakan saya tadi tidak mengijinkan bapak masuk,"
"Tidak apa apa Bu, apa yang di lakukan anak itu benar, karena dia belum kenal saya,"
"Oh begitu ya pak, lalu apa tujuan bapak ke rumah kami ya, suami saya sedang bekerja pak?" tanya Mina dengan tatapan selidik.
"Begini Bu Mina, saya harap ibu dapat tabah dan sabar ya, saya ngin memberi kabar jika suami ibu mengalami kecelakaan,"
"Apa bang Boni kecelakaan, lalu bagaimana keadaan nya pak, bagaimana dia?" teriakan Mina itu terdengar sampai dapur.
Siti yang sedang masak itu pun ikut mendengar teriakan Mina. Siti menjadi makin takut, entah perasaan apa yang ada di dalam hati nya. Siti yang penasaran perlahan lahan menuju kearah ruang tamu untuk dapat mengetahui apa yang terjadi.
"Ada apa ya, om Boni kenapa ya?" gumam Siti takut

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience