Bab 5

Romance Series 4452

Pak Udin yang di utus oleh perusahan untuk memberi kabar tentang keadaan Boni menjadi bingung harus bilang apa. Dirinya tidak tega harus bilang yang sejujurnya. Mina yang sudah menangis itu menjadi penasaran dengan apa yang terjadi pada suaminya
"Pak, tolong bilang, apa yang terjadi pada suami ku pa, apa?" tanya Mina sambil menangis
"Itu Bu, itu, aduh bagaimana ya," gumam pak Udin
"Maaf Bu sebelum nya, kami sudah berusaha tetapi takdir berkata lain, suami ibu sudah meninggal di kecelakaan kebakaran yang terjadi di gudang tempat pak Boni bekerja Bu,"
"Apa, tidak, tidak mungkin, bang Boni tidak mungkin meninggal, bapak pasti bohong, kalian pasti bohong," tangis Mina
"Tidak Bu, kami sudah mencoba menghubungi ibu tetapi panggilan kami tidak di angkat,"
"Tidak, Om Boni tidak mungkin meninggal, tidak," tangis Siti di balik tembok di mana dirinya menguping pembicaraan bibi dan pak Udin.
"huhuhu, bang Boni, bang, kenapa kau tega ninggalin Mina bang," tangis Mina histeris
"Bi," ucap Siti gemetaran dan sambil menangis.
"Kau, ini semua pasti gara gara kau, kau memang anak pembawa sial," tunjuk Mina sambil melotot marah kearah Siti.
"Jika saja kami tidak mengangkat mu sebagai anak angkat, bang Boni pasti masih ada di sini, kau memang pembawa sial, kau pembunuh, pembunuh kau," teriak Mina
"Bi, Siti bukan pembunuh bi, Siti tidak membunuh om Boni bi, tidak," tangis Siti.
Para tetangga yang mendengar teriakan dan tangisan Mina menjadi terbangun dan mereka bersama sama menuju ke rumah Mina. Mereka melihat bagaimana Mina dan Siti menangis histeris. Mina pun berteriak menuduh Siti sebagai pembunuh Boni.
"Istighfar Bu, istighfar, pak Boni meninggal karena kecelakaan bukan karena di bunuh anak itu," ucap pak Udin bingung.
"Tidak, dia memang anak pembawa sial, dia itu pembunuh, tidak puas puasnya dia membunuh orang tua nya kini dia membunuh suami ku juga, huhu bang Boni, bang, kenapa kau harus mengangkat anak setan ini bang, kenapa,"
"Tidak bi, tidak, bukan aku bi, bukan," tangis Siti gemetar
Tubuh Siti kecil itu pun di peluk oleh Bu haji, dirinya tidak menyangka Mina akan menyalahkan anak sekecil Siti atas meninggalnya Boni. Banyak warga yang menyesali perkataan Mina itu. Pak Udin menjelaskan pada pak RT apa yang terjadi pada Boni, para warga pun menjadi sedih atas musibah itu.
"Bang pulang bang, pulang, jangan tinggalin aku bang, jangan, huhuu," tangis Mina
"Dasar anak setan pembawa sial, kau harus ingat ya, aku tidak akan memaafkan kau anak sial," teriak Mina sambil menunjuk Siti yang menangis.
Tiba tiba Mina bangkit dari duduknya dan dengan ganas nya. Dirinya menarik tubuh kurus Siti yang sedang dalam pelukan Bu Haji. Mina memukul, menendang dan menjambak rambut Siti dengan kejam
"Ya Allah Mina, berhenti Min, berhenti,"
"Mina, berhenti Min, jangan kau siksa Siti," teriak para warga
Bu haji meminta pak RT dan pak Doni untuk menarik tubuh Mina yang sedang menginjak kaki Siti kuat. Siti sudah merintih meminta ampun. Hati nya sangat hancur kenapa dirinya harus menderita seperti ini.
"Ampun bi, ampun, sakit bi, huhuhu, sakit,"
"Anak setan, kembalikan suami ku, kau anak setan sialan, kau apa kan suami ku, kau apa kan, sialan kau," teriak Mina saat dirinya di tarik oleh pak Doni dan pak RT.
"Jangan Bu, kasihan Siti Bu," ucap pak RT
"Lepas, lepaskan saya sialan, kalian semua sialan, huhuhu,"
"huhu, ampun bi, ampun, Siti minta ampun bi, maafin Siti bi, maaf,"
"Kau anak sial, pergi kau ke dapur, siapkan dagangan ku, lalu kau jual dagangan ku itu, jangan pulang jika kau belum menghabiskan dagangan itu, kau tidak perlu melihat mayat om mu itu, pergi kau anak setan," bentak Mina.
Siti yang mendengar perkataan Mina itu bergegas menuju dapur untuk melanjutkan pekerjaan nya itu. Para warga menggeleng mendengar ucapan Mina itu, mereka menilai Mina sudah sangat kelewatan pada Siti. Bu haji yang merasa kasihan pada Siti itu bergegas menuju Siti ke dapur.
"Ya Allah, Mina, Mina keterlaluan sekali kau itu," gumam Bu haji saat melihat Siti yang sedang memasang sambil menangis.
"Nak," panggil bu haji pelan
Siti menengok ke arah Bu haji sambil menangis. Bu haji mendekati Siti yang masih sibuk memasak itu. Siti yang tidak bisa menahan rasa sedih nya itu menangis pilu.
"Ya Allah Bu, aku sangat sedih Bu, huhuu, apa memang salah ku Bu om Boni meninggal, apa memang anak setan dan pembawa sial Bu, huhuhu,"
"Ya Allah nak, tidak nak, tidak, jangan kau dengarkan Mina nak, kau itu anak baik," ucap Bu Haji.
"Nak sudah nak, ayo ibu bantu kau masak, apa selama ini kau yang memasak semua nya?" tanya Bu haji sambil melihat apa yang sudah di lakukan oleh Siti.
"Ya Bu, saya yang sudah menyiapka semua nya, huhuhu, Bu kenapa nasib ku seperti ini, kenapa bi Mina tidak bisa menyayangi ku Bu, apa salah ku Bu?" tangis Siti.
"Ya ampun Mina, kau memang kelewatan, kau memanfaatkan anak sekecil ini untuk kepentingan mu sendiri, aku tidak menyangka kau tega Min," batin Bu haji menangis saat melihat betapa beratnya hidup Siti.
"Bu, saya ingin melihat jenasah om Boni untuk terakhir kalinya, apa bisa aku lihat om Boni ku Bu?" tanya Siti penuh harap.
"Bisa nak, nanti kau lihat bersama ibu ya, kau harus sabar dan kuat, kau tidak boleh menangisi om mu seperti ini lagi, kasihan om mu nak, doa kan saja om mu itu,"
"Ya Bu, saya akan doa om Boni Bu, hanya om Boni yang sayang pada ku Bu, tidak ada yang lain," tangis Siti.
"Kau jangan bicara seperti itu nak, ibu yakin masih banyak yang sayang pada mu nak,"
"Tidak Bu, tidak, bukti nya aku seperti ini Bu, setiap hari aku harus bangun pagi untuk menyiapkan ini semua, harus di tampar dan di pukul oleh bibi Mina, kenapa Allah jahat pada ku Bu, kenapa Allah mengambil kedua orang tua ku dan om Boni, apa Allah tidak ingin melihat ku bahagia Bu seperti yang lainnya," tangis Siti.
"Aku hanya ingin di sayang Bu, tidak apa apa aku tidak sekolah pun, dan harus menyiapkan semua ini setiap hari, aku ikhlas Bu, asal aku di sayang Bu," tangis nya lagi.
Bu haji memeluk tubuh kurus Siti. Dirinya dapat ikut merasakan betapa menderita nya Siti selama ini. Siti yang malang yang hidupnya harus tersiksa setiap hari

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience