Part 7

Short Story Series 763

8 oktober.
yeahhhh my birthday, welcome 18 years.
'18 tahun aku bernafas. thanks God, hepi bes dey Icha' batin ku.
di meja sudah tersedia kotak kecil yang di bungkus rapi dengan kertas warna merah serta pita putih (udah kayak tema 17 agustus aja merah putih).
kado untuk ku? bukan itu kado aku siapkan untuk Witan si kembaran ku yang tanggal lahir nya sama.
dengan deg-deg an aku melangkah menuju kelas anak itu, berniat memeberikan kado itu pada nya.
yah ini adalah kali pertama aku memberi nya kado, karna 8 oktober tahun lalu kami lewati begitu saja, pura-pura gak tahu tanggal ulang tahun satu sama lain padahal udah saling tahu.
Tepat depan kelas Witan.
meja tuh anak sedang dibanjiri oleh siswa perempuan yang saling rebutan mau ngucapin hbd untuk nya.
aku mengurungkan niat dan memutar langkah ku untuk kembali ke kelas.
ada apa denga Witan? kenapa dia jadi kayak bad boy sekolah yang dikejar para wanita ?
*oh yaa hal itu bermula saat 17 agustus kemarin dimana team sepak bola Witan menjuarai turnamen sekabupaten sekadau dan saat itu si Witan jadi bintang lapangan.
yah udah 'ngganteng' jadi top score pula, dan dari situ lah nama Witan Arya Nugraha dengan nomor punggung 8 jadi melejit wajar saja ciwi-ciwi itu pada kesemsem.*
kecewa?? jujur iya sih..! Tapi sudah lah.
"yah, yah gue paham, dia sekarang udah bukan Witan yang dulu. oke Cha lu harus tau diri, sekarang bukan cuma lu yang cewek yang dia kenal tapi banyak yang lain" aku meneguhkan hati.
"Icha tunggu..!" tetiba Witan manggil dari belakang, aku menghentikan langkah.
"lu kenapa balik?" tanya nya begitu kami berhadapan.
"balik? emang gue mau kemana?" aku ngeles.
"lu gak usah boonG lah, lu pasti mau ketemu gue kan? mau ngasih kado ya?" duarr ucapan Witan tepat pada sasaran nya.
"ah eng... nggak kok apaan" aku coba memalingkan muka ke segala arah.
"huh bersembunyi di balik telunjuk" ujar nya.
"sini ikut gue" dia menarik tangan ku.
"aw... kemana Tan?" aku terseret ikut bersama nya.
dia tak mengindahkan pertanyaan ku.
sampai di taman sekolah.
disana terdapat bangku-bangku yang di cat warna warni biasanya di gunakan untuk duduk sambil membaca.
"ih ngapain sih ke sini?" tanya ku.
"lu mau ngasih apaan ke gue?" dia malah celingukan mengintip kotak yang aku pegang.
"ini buat gue kan..?" dia merebut nya.
aku biarkan saja.
"iya buat lu. selamat ulang tahun" ucap ku lalu berniat pergi. Tapi di tarik kembali oleh Witan.
"tunggu..!" cegatnya. aku menurut.
dia melepaskan tas ransel yang masih dikenakan nya lalu mengeluarkan kotak warna ungu dari dalamnya.
"ini juga buat lu" ujar nya memegang kotak itu.
"tapi sebelum nya gue mau ngomong dulu nih, punya waktu gak?" tanya nya serius.
aku mengangguk bimbang.
posisi kita sekarang saling tatapan dia menatap ku dalem banget.
dia diam sejenak namun tetap menatapku.
"Cha gue... gue...!" ucapannya menggantung.
"haa.. " aku melongo bingung.
"gue SUKA sama Lu !!" ucap nya cepat.
dan lagi-lagi melongo, sementara dia membalik kan badan nya membelakangi ku.
sejenak aku berdiri mematung.
"a-apa? tadi lu bilang apa? gu-gue gak denger" ucap ku agak gagu.
"GUE SUKA SAMA LU" Ucap nya lebih keras namun tetap membelakangiku.
aku berjalan perlahan menuju hadapannya.
"lu sadar gak dengan apa yang barusan lu bilang?" tanya ku. dia memegang tangan ku.
"Cha gue emang bukan tipe cowok romantis yang kalo nembak cewek dengan berjuta drama, bagi gue bisa bilang suka sama lu aja udah sesuatu banget, jadi gue gak ngerti harus bilang apa lagi ke lu, inti nya gue suka, sayang dan cinta sama lu" ujar nya.
aku tertegun senang bimbang ragu dan entah perasaan apa itu.
"lu serius? lu gak sedang bercanda kan?" tanyaku.
"lu tatap mata gue, lu liat. gue emang sering bercanda sama lu tapi itu beda waktu sekarang apa keliatan bercanda?" dia menatapku lekat.
"lu... kenapa harus ngungkapin itu sih Tan? gue berharap banget lu gak pernah ngomongin itu sama gue" aku tertunduk.
"kenapa Cha? apa lu gak suka gue? lu punya incaran lain atau gue gak pantes ya buat lu?" pertanyaan berderet itu terlontar.
aku menggeleng.
"trus apa?" tanya nya.
"gue, gue sayang sama lu, gue gak pengen nyakitin lu gue mau kita tetep kayak gini, gue..." aku terhenti.
dia menatapku.
"nyakitin gimana sih Cha? kita bahkan belum memulai, kami tuh aneh" ujar nya getir.
"gue gak mau lu terikat sama gue, biarin aja hubungan kita tetap sebatas teman, lu masih bisa bebas dekat dengan siapapun yang lu mau, gue gak apa-apa gue akan bahagia kalo lu bahagia" ungkap ku.
"lu tau nggak? semua yang lu bilang itu adalah bulshit..! pasti ada alasan lain kan?" kata nya.
aku menggeleng lagi.
"gue pengen nya lu tetep jadi temen gue, temen berantem gue" kata ku.
"ah serah lu lah, gue juga bukan tipe pemaksa!" dia mengibaskan tangan nya lalu pergi.
sementara aku tetap mematung memandangi langkah nya yang makin menjauh.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience