Part 3

Short Story Series 763

Samar-samar ku dengar percakapan dibalik pintu itu.
"keadaan nya semakin memburuk, kita harus segera melakukan operasi itu" ujar suara seorang pria.
"tapi Dok, saya khawatir jika operasi nya gagal maka putri saya akan menjadi lumpuh" suara seorang wanita menjawab.
"itu memang resiko yang harus kita terima, tetapi jika tidak maka nyawa nya lah taruhan nya" timpal pria tadi yang kemungkinan adalah seorang Dokter.
"ah....akhir nya apa yang tidak ku ingini dimulai hari ini" aku membatin seraya kristal bening cair itu mulai turun dari mataku.
*****
Tiga hari dirumah sakit dan 2 hari istirahat dirumah membuat ku merasa tidak nyaman, akhir nya aku putus kan hari ini masuk sekolah.
"Icha yakin mau masuk hari ini?" tanya ibu ku.
"iya bu, Icha yakin. lagian Icha udah mendingan kok" jawab ku.
"Ya sudah, tapi kalau Icha ngerasa gak mampu mending istirahat aja" saran ibu.
"baik bu" jawab ku sambil memasang sepatu sekolah dan bersiap untuk berangkat.
dengan di antar Ayah menggunakan sepeda motor aku berangkat menuju sekolah.
*sampai sekolah.
Suasana nya heboh sekali, ternyata Band ternama Sekadau akan tampil di ruang aula sekolah dalam rangka memperingati ulang tahun sekolah.
"hhuufftt" dengusku tak bergairah dan langsung masuk kelas.
"Cha, ayuk ke aula ada penampilan Band tuh" ajak Miya teman sekelas ku.
"duluan aja, ntar gue nyusul" kata ku.
dan dia pun berlalu.
Aku juga tak tertarik dengan hal-hal seperti itu.
'wait.... dari tadi semua nya nggak ada yang bisa membuat ku tertarik?? iya memang aku tidak menyukai banyak hal !!
jadi aku memilih berjalan jalan saja sekitar sekolah, toh banyak juga anak-anak lain yang nggak menonton band itu berkeliaran di luar aula, kebetulan juga hari itu free jadi gak ada pelajaran.
"Witan...?" Ah aku kembali teringat padanya.
lima hari tidak masuk bukan berarti aku lupa pada nya.
biasa Witan selalu duduk nongkrong di meja bundar samping sekolah bersama teman-teman nya.
sengaja aku kesitu ternyata dia tidak ada, hanya ada beberapa teman yang biasa bersama nya saja yang disitu .
tanya dimana Witan? Ah untuk apa, lagipula aku ini siapa? toh teman-teman Witan mengenalku hanya sebatas teman biasa nya Witan.
tapi aku penasaran juga kemana tuh anak apa dia gak masuk sekolah hari ini.
Aku berniat mengunjungi kelas nya, namun saat melewati papan pengumuman sekolah aku membaca beberapa pengumuman .
salah satu nya yaitu tentang keberangkatan Witan ke pontianak untuk bermain sepak bola.
ya ternyata dia kemaren lolos dan terpilih menjadi anggota kesebelasan team kabupaten.
mereka akan bermain mewakili kabupaten sekadau dengan nama team Peniti fc.
"ah... berapa lama dia akan disana??" tanya ku pada diri sendiri
'kenapa? merasa kehilangan ya? nggak rela ditinggal sama Witan meski cuma sebentar?' huufftt fikiran jahil itu sering kali muncul ketika aku sedang gelisah.
Tapi sudah lah nggak usah di pikirin, setidak nya aku tahu bahwa Witan tidak hilang.
***
Hari senin, entah kenapa rasa nya kaki ini berat sekali untuk di bawa melangkah ke sekolah.
Tapi meski begitu tetap ku paksakan juga.
*tiba di sekolah.
seperti biasa tak banyak hal berkesan yang terjadi di SMA Karya Sekadau ini.
jam istirahat aku hanya duduk menyendiri di kursi panjang depan kelas sambil menatap bekal yang ku bawa dari rumah.
"Caby...." Tiba-tiba suara itu menelusup masuk dalam telinga ku.
"Witan..??" batik ku bersorak, ada semangat tersendiri kala ku mengingat nama itu.
Tapi suara itu lenyap begitu saja.
apa ini hanya halusinasi ku ?
"argh.... kenapa begini? " hati kecewa.
"Caby... kebiasaan deh kalo di panggil suka gak jawab" tiba-tiba saja pemilik suara itu sudah duduk disamping ku dengan membawa selembar kertas ditangan nya.
dengan semangat aku menoleh, memandang nya dengan tersenyum.
"Witan..." ucap ku.
"Iya ini gue, kenapa lu liatin gue gitu? kangen yaa" goda nya seperti biasa.
"hah? kangen? enggak tuh biasa aja" aku ketus.
"yeee gue baru balik juga, lu kasih perhatian kek apa kek ini malah di cuekin" gerutu nya
Aku hanya diam.
"eh enak tuk makanan" ucap nya melirik pada kotak bekal ku.
"mau..?" tawar ku.
" mau, mau!" katanya.
"nih ambil " aku menyodorkan tempat bekal itu padanya.
"suapin..!" rengek nya manja.
"iihh apaan sih lu" dengus ku.
"gue pegang kertas nih gak bisa suapin sendiri" dia memberi alasan.
"gak ah, malu tau di latin orang" tolak ku.
"dikit aja dikit" dia memaksa.
akhir nya dengan sedikit terpaksa aku menuruti keinginan nya.
setelah lirik sana lirik sini memastikan tidak ada yang akan melihat, aku baru menyuapi nya.
"gimana? enak?" tanya ku.
"enak banget" ucap nya sambil mengunyah makanan itu.
"eh itu apaan yang lu bawa?" tanya ku melongo pada kertas yang dipegang Witan.
"oh ini... sertifikat gue, yang artinya gue udah sah jadi anggota peniti cup keren kan gue" jawabnya.
"oh iya, kemaren main di pontianak 3 kali pertemuan gue udah nyetak 3 gol" ujar nya bangga.
"hhmm pamer..pamer..." celoteh ku.
dia tersenyum lebar.
"Caby ntar sore temenin gue latihan lagi ya" pinta nya.
"lah emang lu gak latihan sama team lu?" tanyaku.
"Ya karna berhubung hari ini kita baru sampai Sekadau jadi untuk dua hari kedepan kita istirahat dulu latihan bareng nya" Witan menjelaskan.
"trus lu ngapain latihan? gak mau istirahat aja dirumah?" lagi-lagi aku bertanya.
"suntuk Cha di rumah gue bosen" jawab nya.
"jadi gimana mau gak nemenin gue latihan" dia bertanya kembali.
"Ya baiklah, tapi kali ini gue gak bisa langsung, musti pulang dulu ke rumah" kata ku.
"ok gak masalah, jam tiga gue jemput lu" kata nyaa.
Aku mengangguk.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience