Part 4

Short Story Series 763

"bu, jangan sekarang ya... nanti aja setelah selesai kelas 3, lagian sekarang aku masih kuat kok" aku merengek.
ibu terdiam, jelas sekali wajah nya menunjukan perasaan sedih namun coba ia sembunyikan.
"bu percaya Icha, Icha kuat kok Icha gak lemah" aku meyakinkan ibu.
Ibu tak menjawab, dia menatapku lirih dan memeluk ku.
***
jam 3 aku dan Witan berangkat menemani nya latihan.
*sampai lapangan.
Witan mulai memain kan bola nya,
jugling, passing, dribling, dan shooting beberapa kali ia memperagakan gerakan itu.
"Cha, sini..!" ajak nya. Aku menggeleng.
akhirnya dia menarik tangan ku dan kami berada di lapangan bersama.
"nih siap..!" seru nya mengoper bola pada ku.
Aku membalas menendang kecil bola yang di oper oleh Witan.
makin lama tendangan nya makin melaju.
sekali lagi dia menendang bola tinggi dan pas mengenai kepala ku.
"aw.. Tan gue kejedot..." pekik ku.
Witan langsung datang menghampiri ku.
"sakit?" tanya nya.
"gak sih hehe" aku cengengesan.
"Ah elu " dia mengacak rambutku.
akhir nya kami kembali larut dalam permainan itu.
"abis ini mau kemana Cha?" tanya Witan.
"pulang..! gak di bolehin sama ibu gue keluyuran lama-lama" jawab ku.
"Ah elah anak mami" ledek nya
Aku tersenyum tipis.
***
Pagi hari kembali ke sekolah.
baru masuk gerbang sekolah, hujan turun dengan sangat deras, meski pun baru sebentar namun baju ku sudah basah terguyur hujan.
tiba di kelas, kepalaku terasa pusing, aku memegang kepalaku yang terasa berputar hingga akhir nya aku jatuh tak sadarkan diri.
saat membuka mata aku sudah berada di ruangan UKS.
kepalaku masih terasa berat tapi aku mencoba bangun.
"Cha, udah sadar?" tiga orang teman sekelas ku datang menghampiri.
"eh..udah" jawabku.
"tadi lu pingsan jadi kita bawain kesini" ujar salah seorang dari mereka.
"thanks banget yah" kataku.
"lu kenapa bisa pingsan? sakit ?" tanya yang lain.
"nggak kok. Gak tau kenapa tiba-tiba aja kepala gue pusing" jawabku.
setelah merasa baikan, teman-teman ku kembali ke kelas sementara aku disarankan untuk tetap istirahat di UKS.
"Caby.. ah akhir nya lu sadar juga" Witan melepas kan sapu di tangan nya dan langsung berhambur menghampiri ku.
"Witan...?!" seru ku.
"kok lu di sini? ini kan lagi jam pelajaran?" tanya ku lagi.
"Iya gue di hukum bersihin ruang UKS ini gegara telat masuk kelas" jawab Witan.
"tadi gue tinggal sebentar nyapu sebelah sana pas lu masih belum sadar" sambung nya lagi.
"apa dari tadi lu nungguin gue disini?" tanya ku.
"hhmm iya" Witan mengangguk.
aku terdiam.
"ga ada ucapan makasih apa?" dia ngedumel.
"ups... iya makasih, lagian itu juga kebetulan pas lu di hukum disini kan " kataku.
Witan senyum nyengir.

****

beberapa hari belakangan ini aku gak ada ketemu Witan.
ah kenapa Witan mulu sih? iya karna cuma dia yang biasa nongol ngejahilin.
"oh apa dia ada kegiatan sepak bola itu lagi?" aku bertanya pada diri sendiri.
aku celingukan depan kelas nya Witan, mencari apa yang harus aku cari.
"lagi nyari siapa" sebuah suara mengejutkan ku dari belakang.
refleks aku membalik badan dan astaga!
"Witan...!" pekik batinku.
"Ugh.. kepergok lagi nyari gue kan" Witan mencondongkan wajah nya padaku.
"ah.. eng.. nggak lah nggak..!" bantah ku.
"kalo nggak ngapain lu celingukan depan kelas gue?" tanya nya penuh selidik.
"hhmm gu-gue cari Nisya satu kelas gak sama lu?" tanya ku ngasal
"hah Nisya? Nisya siapa coba?" aku membatin sendiri.
"Nisya? siapa sih? Ga ada tuh di kelas gue nama nya Nisya" jawab Witan bingung.
"oh ga ada ya? berarti gue salah informasi" aku cengengesan.
"alaa lu gak usah modus bilang aja mau nyariin gue yak kan, ya kan..?" dia menaik turun kan alis nya yang lebat.
"ah enggak..!" tegas ku meski jelas aku terlihat salah tingkah.
"tuh.. tuh.. pipi nya merah, kangen bilang aja kali ga usah kode gitu. anggap aja pacar sendiri" Witan makin besar kepala.
"GAK ih apaan sih kamu" salting ku makin menjadi.
"ga usah boong, lu kangen gue kan?" Witan memastikan kembali.
"gak kok gak kangen! ngapain kangen huh !" bantah ku.
"lu gak bisa boong sama gue" Witan percaya diri.
aku menunduk menyembunyikan guratan merah di pipi.
sementara Witan dengan senyum sumrigah terus melirik ku.
"gu-gue.. ke kelas ya pelajaran pertama bakal di mulai sebentar lagi" ungkap ku buru-buru pergi dengan langkah dua kali lebih cepat dari biasanya.
entah apa yang di lakukan Witan sepergi nya aku dari hadapannya inti nya aku bener-bener gak berani menatap matanya.
Jam istirahat.
aku cuma duduk-duduk di bangku depan kelas sambil baca buku ensiklopedia yang ku pinjam dari sekolah.
"hhuufftt kezel bet gue..!" tiba-tiba Witan datang dan langsung duduk di sebelah ku.
aku melirik nya dengan heran.
"ada apa sih anak cakep?" tanya ku seraya menghentikan kegiatan ku tadi.
"tadi kan pelajaran bahasa inggris trus sama guru nya gue di suruh ceritain tentang keluarga dalam bahasa inggris " ujar nya.
"terus..?" aku penasaran.
"masalahnya gue kan gak punya keluarga di inggris " celetuk nya.
aku malah ngakak.
"ah elaaah Tan.... Lu ngemil micin ya?" aku menahan tawa.
"ye emang gue kids zaman now apa" dia mendengus.
"ya lagian elu... ah gue gak bisa bilang deh" aku langsung masuk ke kelas meninggalkan Witan yang konyol.
"Cha gue lagi kezel nih, lu malah ninggalin gue" Witan nyusul ke kelas.
"ahh bodo amat itu urusan lu" aku cuek.
"Cha emang lu gak kezel apa?" tanya nya.
"enggak !" jawab ku enteng.
"ntar juga kezel lu" dia langsung pergi.
"iihh apaan sih tuh anak, Gaje" gerutu ku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience