"Keysha ... bangun sayang, sudah subuh. Sholat dulu."
Suara ummi Keysha terdengar pelan. Keysha membuka mata pelan. Matanya bertemu dengan mata ummi-nya yang sedang tersenyum. Kemudian Keysha mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang tengah menunjukan pukul 5 tepat.
"Ummi, jamnya nggak rusak 'kan?" Keysha langsung bangkit. Menunggu jawaban dari ummi-nya yang malah tersenyum.
"Nggak sayang. Cepat ambil air wudhu terus sholat subuh. Ummi mau ke dapur dulu."
Setelah umminya keluar dari kamar. Keysha langsung turun dari tempat tidur menuju tempat wudhu.
Tidurnya malam tadi benar-benar nyenyak. Sampai-sampai ia tidak terbangun saat alarm hp-nya yang disetel setiap hari pukul 3.30 berbunyi. Jika saja umminya tidak membangunkan hari ini, sudah pasti ia akan ketinggalan sholat subuh.
Menurut perkiraan Keysha, tidurnya terlalu nyenyak dan tidak bangun untuk sholat malam sudah pasti karena ia terlalu lelah kemarin. Setelah acara kelulusan, ia tidak langsung pulang ke rumah. Ia menghabiskan waktunya bersama teman-temannya sampai sore. Karena kemungkinan besar mereka akan melanjutkan ke sekolah yang berbeda-beda dan jauh harapan untuk bisa bertemu lagi dan berkumpul.
Padahal kemarin Keysha sudah tidur lebih awal. Bahkan tidak sempat ikut makan malam bersama. Tapi tetap saja karena efek lelah ia jadi kesiangan.
Keysha sudah selesai berwudhu. Kemudian ia memasang mukena dan berdiri di atas sajadah yang sudah terhampar.
"Allahu akbar," ucapnya seraya mengangkat kedua tangan setelah mengucapkan niat sholat subuh.
Keysha sholat dengan tenang seperti biasanya. Mengabaikan godaan-godaan setan yang terkadang muncul di pikirannya.
•
•
•
•
Matahari sudah tinggi. Memancarkan cahaya terangnya ke segala penjuru bumi. Menerangi para hamba-Nya yang tengah melakukan aktivitas.
Keysha pernah berpikir. Bagaimana seandainya jika Allah swt. tidak menciptakan matahari? Sudah pasti manusia akan kesulitan menjalani kehidupannya di muka bumi. Jadi, sudah sepatutnya kita sebagai hambaNya bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan secara gratis.
Seandainya saja Allah swt. memberikan tarif harga yang harus dibayar untuk cahaya matahari, oksigen dan kesehatan serta hal-hal kecil lainnya yang jarang terpikirkan oleh akal kita. Sudah pasti kita tidak mampu membayarnya. Walaupun kita memiliki banyak harta. Jadi, bukankah kita harus benar-benar bersyukur? Lantas nikmat Allah apalagi yang engkau dustakan?
Tak terasa air mata Keysha jatuh ke lembaran buku yang sedang di bacanya. Saat ini, ia membaca buku Kumpulan Cerpen Islami bab tentang tiga orang dari Bani Israel berpenyakit yang diuji oleh Allah swt.
Rasulullah menceritakan kepada para sahabatnya sebuah kejadian yang terjadi di tengah-tengah kaum Bani Israel. Rasulullah menyatakan bahwa ada tiga orang Bani Israel berpenyakit sopak atau kusta, rambut rontok, dan buta yang akan diuji oleh Allah swt.
Kemudian Allah swt. mengutus seorang malaikat kepada mereka. Malaikat itu mendatangi orang yang punya penyakti kusta, rambut rontok, dan buta lalu mengajukan pertanyaan tentang keinginan mereka di dunia ini.
Orang yang berpenyakit sopak (kusta) menjawab bahwa ia ingin memiliki kulit yang halus, indah, dan bagus sehingga orang tidak jijik kepadanya. Selain itu, ia juga ingin memiliki harta berupa unta. Orang yang berpenyakit rambut rontok pun didatangi malaikat dan diberi pertanyaan yang sama dengan orang yang berpenyakit sopak (Kusta). Jawaban dari orang yang berpenyakit rambut rontok bahwa ia ingin memiliki rambut yang bagus dan hilang penyakitnya. Ia juga ingin memiliki harta berupa sapi. Ketika malaikat mendatangi orang yang buta dan bertanya hal yang sama, orang yang buta menjawab bahwa ia ingin agar Allah mengembalikan penglihatannya sehingga ia dapat melihat manusia. Ia juga ingin memiliiki harta berupa seekor kambing.
Setelah masing-masing orang tersebut menjawab pertanyaan dari malaikat, malaikat mengabulkan permintaan orang-orang tersebut dan memberikan harta berupa unta, sapi, dan kambing. Sapi, unta, dan kambing dari ketiga orang tadi beranak-pinak dan menghasilkan hewan gembalaan yang sangat banyak. Dari satu unta tadi, lahir unta yang sangat banyak. Dari satu sapi tadi, lahir sapi yang sangat banyak. Dan, dari satu kambing tadi, lahir kambing yang sangat banyak.
Setelah mereka semua menjadi orang kaya, malaikat kembali mendatangi mereka. Malaikat mendatangi dalam bentuk keadaan ketiga orang yang berpenyakit itu, yaitu menjadi berpenyakit sopak atau kusta, rambut rontok, dam buta.
Ketika malaikat berkata kepada masing-masing dari mereka dan meminta pertolongannya, orang yang berpenyakit kusta dan berambut rontok mengatakan bahwa kekayaan yang mereka dapatkan adalah hasil jerih payah mereka. Malaikat pun berkata, “jika kamu berbohong, Allah akan mengembalikan keadaanmu seperti dulu.”
Saat malaikat mendatangi orang buta dan menyatakan hal yang sama, orang itu menjawab, “dulunya aku adalah orang buta, kemudian Allah mengembalikan penglihatanku. Ambilah yang kamu inginkan dan tinggalkanlah yang kamu inginkan. Demi Allah aku tidak akan meminta ganti darimu apa yang hari ini kamu ambil dariku.”
Mendengar jawaban orang itu, malaikat berkata, “simpanlah hartamu, sesungguhnya aku hanya ingin mengujimu. Allah telah ridha kepadamu, dan murka dengan kedua sahabatmu.”
Keysha mengusap air matanya. Dia benar-benar bersyukur tidak terlahir sebagai orang cacat atau berpenyakitan. Entah bagaimana ia menjalani hidupnya jika salah satu saja anggota tubuhnya cacat. Ia tidak bisa memikirkan itu. Apakah ia akan menjadi seperti orang yang berpenyakit kusta dan rambut rontok yang tidak tahu terima kasih kepada Allah? Atau bisa menjadi seperti si buta yang tidak lupa bahwa kesehatan dan harta yang dimilikinya merupakan titipan Allah padanya?
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti adzab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim: 7)
Ayat itulah yang sering Abi Keysha bacakan sewaktu dulu sambil mengajari Keysha untuk selalu bersyukur dengan nikmat yang Allah swt. berikan. Baik itu sedikit ataupun banyak.
"Kamu kenapa sayang?"
Suara Umminya menyadarkan Keysha dari lamunan. Dengan cepat ia menyapu pelan air mata. Kemudian menatap umminya dengan ekpresi sedih.
"Keysha sedih ummi," ucapnya sambil memperlihatkan judul bab dari cerita yang ia baca.
Ummi Keysha mengerti. Lalu ia menarik Keysha ke dalam pelukannya.
"Kamu sudah besar ya sayang. Ummi dan Abi bangga padamu. Semoga kamu menjadi putri yang sholehah dan selalu bersyukur tiap waktu."
"Amiin Ummi," sahut Keysha sambil mempererat pelukan pada umminya. "Keysha sayang sama ummi," katanya.
•••TBC•••
Selamat berpuasa ?(^?^)?
Share this novel