2

Romance Series 488

"Sebaik-baik rencana adalah rencana Allah."

***KEYSHA***

Beberapa hari ini, Keysha selalu sendirian di rumah.

Abinya yang berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit di kotanya, selalu lembur dan pulang ke rumah  larut malam.

Pernah ketika ada waktu sebentar, Keysha menanyakan pada abinya. "Mengapa abi selalu pulang larut malam?" tanya Keysha waktu itu. Kemudian dijawab abinya seraya tersenyum, "abi sibuk berjuang menyelamatkan nyawa pasien. Walaupun abi tahu hidup dan mati berada di tangan Allah. Tapi setidaknya abi punya ikhtiar dengan melaksanakan tugas abi sebagai dokter."

Sementara umminya juga sibuk akhir-akhir ini. Sebagai perawat di rumah sakit yang sama, ummi Keysha juga harus ikut lembur karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Terakhir berdiam diri di rumah dengan tenang, hanya sehari setelah acara kelulusan Keysha.

Niat Keysha sudah positif ingin masuk pesantren. Hanya saja ia belum memberitahu abi dan umminya. Saat keduanya ada waktu luang sedikit saja, ia pasti akan membicarakan ini sebelum masa pendaftaran ditutup.

Memang sudah sejak lama Keysha ingin masuk pesantren. Tapi ada saja sesuatu yang membuatnya batal.

Contoh saja saat ia lulus SD. Waktu itu ia sangat tertarik dengan yang namanya pesantren. Karena kata abinya, di pesantren akan banyak teman serta para kyai, ustadz dan ustadzah. Begitu antusiasnya ingin masuk ke sana, tiba-tiba saja harapannya yang tinggi itu langsung terhempas jatuh.

Neneknya meninggal dan berwasiat pada abi dan umminya untuk memasukan Keysha ke sekolah umum saja dulu. Karena usianya terlalu muda berada di pesantren. Juga neneknya sudah berjanji pada kepala sekolah SMP 1 yang notabene adalah 'teman masa tua'nya untuk menyekolahkan Keysha di sana.

Awalnya Keysha menangis dan mengurung diri di kamar karena harapannya masuk pesantren hilang begitu saja ditambah kepergian nenek tercintanya. Tapi akhirnya ia sadar, yang dilakukannya adalah hal yang salah.

Abi dan umminya tidak pernah mengajarkan Keysha untuk menjadi seperti itu. Di mana ketika harapannya tidak terkabul, ia menjadi seperti bukan Keysha lagi.

Keysha beranjak berdiri dari duduknya. Berjalan pelan menuju pintu depan.

Udara hangat menyambutnya saat ia membuka pintu. Taman bunga yang ada di halaman rumahnya bergoyang pelan mengiringi irama sang angin. Beberapa pasang kupu-kupu terlihat beterbangan di antara bunga-bunga. Mengabaikan cuaca yang lumayan panas.

Langkah Keysha berhenti di antara kumpulan bunga mawar. Tangannya terulur pelan. Kemudian memetiknya setangkai dengan hati-hati.

Mawar. Salah satu dari tiga bunga kesukaannya.

Terkadang Keysha memikirkan tentang siapa jodohnya di masa depan. Ia sangat berharap jodohnya itu nanti akan memberikannya setangkai mawar sebagai salah satu bukti cinta.

Bosan berada di halaman rumah. Keysha kembali masuk ke dalam dengan setangkai mawar di tangan kanannya. Menuju kamar dan mengambil salah satu novel kesukaannya, Keysha kembali melangkah menuju belakang rumah.

Keysha tidak diperbolehkan abinya membaca novel jika ia belum membaca al-Qur'an. Awalnya Keysha bingung dengan keputusan yang dibuat abinya. Tapi sekarang ia paham. Bacaan utamanya bukan novel, melainkan al-Qur'an.

"Pegangan hidup kamu itu semuanya ada di dalam al-Qur'an. Jadi yang kamu baca juga harus al-qur'an.  Di sana banyak kisah menarik yang ibrahnya bisa diambil dan dipelajari. Di sana ada sesuatu yang tidak ada pada novel. Al-qur'an adalah sebaik-baiknya bacaan." Itulah yang dulunya abi Keysha katakan.

Kata abinya pula, walaupun novel yang dibaca Keysha adalah novel islami, tapi tetap saja jangan sampai lupa membaca al-qur'an karena terlalu asyik dengan novel itu. Setelah memberikan nasehat itu, abi Keysha membuat keputusan untuk tidak membaca novel jika belum membaca al-qur'an. Waktu ditanya Keysha kenapa harus seperti itu? Umminya yang membantu menjawab.

"Seperti yang abi bilang padamu tadi. Al-qur'an adalah sebaik-baik bacaan." Begitulah yang diucapkan Ummi Keysha.

Karena didikan kedua orangtuanya itulah Keysha menjadi seperti sekarang. Hobinya membaca novel masih berjalan lancar tanpa melupakan bacaan utamanya, yaitu al-qur'an.

"Assalamu'alaikum Keysha sayang."

Suara umminya bagaikan air segar di tengah-tengah orang yang sedang kehausan. Dengan cepat Keysha melangkah turun ke lantai bawah. Di sana, tidak hanya umminya yang datang. Abinya juga ikut serta.

Keysha langsung mencium tangan keduanya bergantian. Memasang wajah cerianya karena tidak biasanya abi dan umminya pulang secepat ini.

"Kamu sudah sholat isya, sayang?" tanya abi Keysha.

Keysha mengangguk mantap, "alhamdulillah sudah abi."

"Alhamdulillah kalau sudah," sahut ummi. Kemudian duduk di sofa.

"Ummi dan abi pulang cepat ya hari ini," kata Keysha masih memasang wajah bahagianya.

Bukannya menjawab, keduanya saling berpandangan satu sama lain. Membuat Keysha bingung.

"Abi? Ummi?" panggil Keysha.

Umminya menjawab seraya tersenyum. Kemudian bertanya Keysha akan melanjutkan pendidikannya di mana.

Keysha dengan cepat langsung menjawab bahwa ia ingin masuk pesantren. Dan mengatakan hal lainnya.

"Maafkan kami sayang." Suara abi dan pandangan sendu umminya ke arah Keysha membuatnya menatap bingung keduanya. Biasanya, jika seperti ini, ada sesuatu hal penting yang akan dibicarakan kedua orangtuanya.

"Kenapa abi dan ummi minta maaf?" tanya Keysha heran sekaligus penasaran.

Keduanya kembali berpandangan satu sama lain. Kali ini seakan menyuruh 'kamu saja yang jelaskan'.

Mengalah, abi Keysha menarik napas pelan kemudian membuangnya perlahan. Menatap putri satu-satunya dengan tatapan ... kasihan.

Putrinya sangat ingin masuk pesantren. Dan ia tahu jika putrinya melanjutkan ke pesantren, itu akan membuatnya jarang bertemu. Tapi sekarang bukan itu masalah utamanya.

"Mungkin Keysha masuk pesantrennya nanti saja ya. Soalnya kita akan pindah ke kota lain karena abi dan ummi dipindah tugaskan ke sana. Dan pihak rumah sakit tempat abi dan ummi bekerja sudah mendaftarkan Keysha di salah satu SMA favorit di sana."

Penjelasan abinya barusan kembali membuat hati Keysha teriris sama seperti beberapa tahun yang lalu. Bedanya, kali ini Keysha sudah bisa menerimanya.

"Tak apa, abi, ummi. Karena ini sudah yang terbaik dari rencana Allah. Bukankah sebaik-baik rencana adalah rencana Allah?" ucap Keysha. Membuat kedua orangtuanya meneteskan air mata haru.

Ternyata didikan mereka selama ini tidak sia-sia.

***TBC***

Di sini ada yang punya akun ? Kalau ada, yuk di follow saya @Caraameell

Di sana update-an Keysha lebih cepat. Makasih.

Oh ya, satu lagi. Boleh saya minta komentarnya? Walaupun isinya hanya "lanjut." "Next." atau lainnya.

Syukran.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience