Hari ini adalah hari paling menyedihkan sekaligus mengharukan bagi siswa kelas sembilan SMP 1.
Ada banyak hal yang mereka pelajari selama tiga tahun ini. Teman-teman dengan berbagai macam sifat. Para guru yang mendidik mereka dengan berbagai cara berbeda-beda. Serta para staff lain yang juga ikut dalam kisah hidup mereka selama bersekolah di sini.
Beberapa menit yang lalu, kalung kelulusan sudah terpasang erat di leher para siswa kelas sembilan. Simbol bahwa mereka sudah lulus dan resmi menjadi alumni SMP 1.
Butiran air mata dan kalimat-kalimat perpisahan yang menyayat hati menjadi menu utama dalam rangkaian acara hari ini. Tidak hanya siswa kelas sembilan dan para guru yang mengeluarkan air mata. Siswa tingkatan bawah pun juga ikut bersedih.
Berbagai macam kenangan yang sudah tercipta oleh kelas sembilan tahun ini. Membuat SMP 1 terasa berbeda dari biasanya. Dengan kekompakan kelas dan kekonyolan mereka, kelas sembilan tahun ini membuat sejarah yang berbeda di SMP 1.
Sesuatu yang akan menjadi sangat sulit untuk dilupakan.
"Setelah ini, kamu melanjutkan ke mana Sha?"
Keysha yang sedaritadi menangis menghapus pelan air matanya. Menatap orang yang menemaninya setiap saat selama tiga tahun di sekolah ini.
"Aku pengennya melanjutkan ke pesantren, Ra."
Tyara menatap Keysha. Mencoba mencari kebohongan dari ucapan Keysha barusan.
"Nggak salah denger nih?" tanya Tyara memastikan bahwa ia tak salah dengar perihal Keysha mau masuk pesantren.
Keysha mengangguk pelan. "Kenapa emangnya Ra?" tanya Keysha.
Tyara menggeleng, "Nggak. Aku cuma bingung aja." Tyara menatap Keysha dari atas sampai ke bawah. Membuat Keysha sedikit tidak nyaman dengan tingkah Tyara.
"Kamu ini cantik. Terus juga pintar dan selalu dapat rangking satu di kelas. Seharusnya 'kan itu bisa jadi modal buat sekolah di SMA favorit, bukan pesantren," kata Tyara.
Keysha menatap balik Tyara. Apa yang diucapkan Tyara menang benar. Dia selalu mendapat peringkat satu di kelas dengan nilai yang tinggi pula.
"Ucapan kamu emang bener Ra. Karena itulah aku pengen masuk pesantren."
Ucapan Keysha terlihat mantap. Membuat Tyara enggan menyahut. Lagipula Keysha memang benar-benar cocok jika berada di pesantren.
Keysha satu-satunya cewek yang menggunakan hijab syar'i di kelas sembilan. Sisanya hanya menggunakan kerudung biasa yang transparan, termasuk Tyara sendiri.
"Kalau kamu ke mana Ra?" tanya Keysha.
Ekspresi Tyara berubah seketika. Mimik wajahnya terlihat jelas bahwa ia sedih. Melebihi sedihnya saat acara tadi.
"Kami se keluarga akan pindah, Sha. Jadi kemungkinan aku akan sekolah di sana."
••••TBC••••
Share this novel