3

Romance Series 488

Perjalanan selama delapan jam di dalam mobil tidak begitu membosankan bagi Keysha. Bahkan cukup menyenangkan.

Abi Keysha bercerita panjang lebar tentang dunia islam yang Keysha belum tahu. Membuat Keysha betah. Sementara Umminya juga ikut menambahkan.

"Ilmu tidak hanya bisa kita dapat di pesantren. Di mana pun kita bisa mendapatkan ilmu," ucap Abi Keysha.

Ucapan abinya memang benar. Toh selama ini Keysha hanya dididik kedua orangtuanya di rumah tentang ilmu agama ditambah mendatangi pengajian rutin di mesjid. Hasilnya? ya seperti Keysha sekarang.

Mobil yang dikemudikan sendiri oleh Reza—abi Keysha mulai melambat. Kemudian berbelok masuk di rumah bernomor 21 dengan gerbang yang sudah dibuka satpam.

Mobil berhenti sepenuhnya di garasi. Ketiga orang di dalamnya langsung turun. Sementara itu datang dua orang yang langsung menawarkan diri untuk membantu mengangkat barang-barang ke dalam rumah.

Keysha cukup kagum melihat rumah yang bakalan ditempatinya selama lima tahun ini. Rumah ini lebih mewah dari rumah Keysha sebelumnya. Walaupun tidak ada bunga kesukaan Keysha yang tumbuh di halaman rumah nan luas ini.

Melihat umminya melangkah masuk ke dalam rumah. Keysha langsung bergegas mengikuti. Irama sang angin membuat ujung  jilbab panjang Keysha melambai-lambai dan berhenti saat ia sudah masuk ke rumah.

Tujuan utama yang pertama bukan mencari di mana kamar yang akan ditempatinya. Melainkan ke halaman belakang.

Untuk kedua kalinya dalam hari ini, Keysha kagum. Bagian belakang rumah ini benar-benar indah di mata Keysha.

Sebuah gazebo berukuran sedikit lebih besar daripada di rumahnya. Di samping gazebo itu terdapat kolam ikan hias. Halamannya yang hijau ditambah kebun bunga dengan jenis beragam menambah kesan lebih indah.

Keysha melangkah pelan. Mendekati bunga-bunga yang di atasnya terdapat para kupu-kupu sedang beterbangan mencari bunga yang ada madunya.

Mawar. Lagi-lagi Keysha memetik bunga itu. Entah kenapa dia merasa mawar adalah bunga terbaik di hidupnya. Walaupun memiliki duri di tangkai, tapi keindahan kelopak merahnya membuat semua orang akan terpana.

Membawa setangkai mawar, Keysha berjalan ke arah gazebo. Duduk di sana sambil menyaksikan ikan hias berenang kesana-kemari. Saling mengejar satu sama lain seakan tengah bercanda.

Maha suci Allah telah menciptakan mereka.

Pikiran Keysha melayang, seakan terbawa angin dan terbang menembus cakrawala.

Niatnya masuk pesantren ... kembali gagal.

Entah kenapa ia merasa tidak siap sekolah di SMA yang kemarin abinya katakan.

Bagaimana jika di sana ia tidak bisa beradaptasi karena dianggap aneh gara-gara memaki jilbab panjang. Sama seperti waktu ia di SMP 1 dulu.

Astagfirullah.

Keysha dengan cepat mengucap istigfar. Seharusnya ia tidak berpikiran buruk yang hanya akan menambah sesuatu menjadi lebih rumit.

*
* *
* *

Lima hari lagi, kegiatan membosankan Keysha di rumah akan segera berakhir. Ia akan masuk SMA dan akan disibukkan dengan kegiatan sekolah.

Kedua orangtuanya juga sudah mulai kembali bekerja sejak tiga hari yang lalu. Dan yeah, Keysha lagi-lagi sendirian di rumah. Walaupun tak benar-benar sendirian, karena masih ada Bi Nilam. Tetapi dia tak cukup membantu karena kesibukannya sebagai pembantu terbilang sangat padat.

Keysha kini tengah melakukan rutinitas hariannya sebelum sekolah tiba. Membaca novel di kamarnya sambil mendengarkan syair-syair maulid habsy dari para penyair maulid terkenal. Sesekali ia menghentikan bacaannya dan ikut mengiringi lantunan sholawat yang didengarnya.

Sungguh indah suara mereka. Apalagi bibir mereka mengucap sholawat kepada baginda Rasul.

Terkadang, Keysha akan menangis tanpa air mata saat mendengar sholawat yang dibawakan para penyair itu. Suara mereka yang merdu ditambah penghayatan di setiap ucapannya benar-benar membuat hati Keysha bergetar menuai rindu.

"Sayang."

Suara umminya membuyarkan lamunan Keysha tentang indahnya sholawat. Entah kapan umminya masuk kamar, Keysha sama sekali tidak menyadari itu.

"Ada apa ummi?' tanya Keysha sembari menutup novel yang sudah ia tandai sampai halaman berapa tadi ia membaca.

Ummi Keysha tersenyum simpul. Kemudian mengeluarkan sebuah amplop dari belakang yang sedaritadi disimpannya. Diserahkannya amplop itu ke tangan Keysha dan menyuruh untuk membukanya.

Selembar kertas HVS yang masih terlipat dua. Itulah isi dari amplop itu. Dibuka Keysha lipatan kertas itu secara perlahan. Tangannya sedikit gemetar ketika membukanya saking penasaran apa isi kertas itu.

Surat dari Paman Anton 'kah? Paman yang paling dekat dengan Keysha dan selalu memanjakan dirinya. Ia begitu berharap itu terjadi. Karena sudah lama ia tak mendengar kabar tentang paman Anton.

Seketika tubuh Keysha menjadi lesu ketika matanya menangkap tulisan yang pertama ia lihat di kertas itu.

MOS

Keysha kemudian membacanya mulai atas. Tak ada satu kata pun yang ia lewatkan. Selesai membaca Keysha merasa kehilangan semangatnya lalu tertunduk lesu.

"Ada apa sayang?" tanya umminya ketika melihat putrinya tiba-tiba menjadi lesu. Kemudian diambilnya kertas di tangan Keysha dan membacanya.

Umminya langsung tersenyum setelah selesai membaca isi kertas itu. Pantas saja Keysha mendadak lesu dan terlihat hilang semangat. Kertas itu berisi tentang MOS yang akan diadakan lima hari kedepan. Dan hal yang membuat Keysha  mendadak lesu adalah tentang penampilan sewaktu MOS nanti. Semua murid baru disuruh berpakaian sesuai aturan yang sudah tertulis di sana.

Keysha tidak suka itu.

***TBC***

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience