Rate

BAB 5

Mystery & Detective Completed 397

“Iya, benar, saya melihat kejadian itu saat bertugas di meja kasir, kalau Ilham keluar dari ruangan itu mengenakan jaket hitam. Seingat saya, ia hanya memakai seragam pegawai dan memegang sebuah buntalan pakaian di tangan kanannya.” Jawab Jordi tanpa menunjukkan wajahnya di depan para tersangka dan para petugas polis.
“Dingin… Iya di ruangan itu sangat dingin, kebetulan badan saya juga tidak begitu sehat hari ini, jadi saya meminjam jaket Adrian ketika berada di ruangan itu. Dan jaket itu terbawa olehku saat keluar ruangan.” Dengan cepat Ilham membalas, setetes keringat terlihat keluar dari dahi kanannya dan turun mengalir ke pipinya.
“Itu hanya akal-akalanmu saja! Lebih baik kamu mengaku jika kamulah pelaku pembunuhan ini! Kamu juga kan yang mengirim chat kedua ke ponsel Evanka menggunakan ponsel Adrian dan kamu pula yang menaruh barang bukti pembunuhan kedalam loker Tora agar lebih banyak tersangka yang dicurigai sebagai pelaku!” Kali ini emosi mulai terlihat dari nada tinggi Adam.
“Jangan asal menuduh tanpa mempunyai bukti yang jelas hanya kerana aku memiliki kesempatan paling besar dalam membunuh Adrian ! Lagi pula, untuk apa aku membunuh sahabatku sendiri!?” Bentak Ilham diikuti dengan senyum kemenangan.
Adam memang belum memiliki bukti yang kuat untuk membuktikan analisis sebelumnya itu, ia hanya boleh menundukkan wajahnya kebawah dan berfikir keras apakah ada sebuah kejadian penting yang terlewatkan. Tanpa adanya bukti yang cukup jelas, Pak inspektor tidak boleh melakukan apa-apa. Analisis Adam sebelumnya hanya membuat kecurigaan terhadap Evanka semakin besar.
“Saya minta kerja sama kalian berdua, Saudara Tora dan Saudari Evanka untuk memberikan penjelasan kalian berdua dengan kami di kantor…” Ketika Pak Inspekur hampir selesai memberi arahan dan menyiapkan borgol kedua untuk mengunci tangan Evanka , tiba-tiba terdengar sebuah suara samar dari belakang pintu loker yang sudah terbuka sejak tadi.
“Cakar.. Iya, luka cakaran tangan.” Terdengar seseorang mengucapkan kalimat yang cukup aneh.

Semua orang yang berada di Kedai Buku Samuel benar-benar melupakan keberadaan tokoh utama pemecah misteri pembunuhan ini, terkecuali Adam. Suara parau Mars sebelumnya menggema perlahan di ruang loker itu, Apa cakar yang Mars maksud itu? Darimana saja ia selama panggung sandiwara ini berlangsung? Dari dingin hingga ke panas, aura suasana yang kian terus bergantian sebelumnya dilewatkan Mars begitu saja.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience