Rate

BAB 2

Mystery & Detective Completed 397

“Hentikan drama kalian, menurutku bukan Tora pelaku pembunuhan ini.” Ucap Adam sambil berjalan mendekati para tersangka dengan posisi tangan dimasukkan ke dalam kantung depan celana jeansnya.
“Apa maksudmu berkata seperti itu sobat? Bolehkah kamu menjelaskan secara rinci alasan ucapanmu barusan?” Tanya Mars keheranan.
“Aku setuju dengan kawanmu!” Tambah Evanka .
Senyum Adam keluar dari mulutnya, terlihat jelas jika ia sudah yakin telah memecahkan salah satu fakta atau lebih dalam misteri kasus pembunuhan ini. Tanda tanya besar terlahir pada tiap benak orang-orang yang berada di ruang loker toko buku ini. Bagaimana boleh inspektor Polis dan Mars boleh melewatkan sebuah kunci jawaban dari misteri ini? Apakah Adam hanya berspekulasi saja? Ataukah memang benar jika pelaku pembunuhan ini bukan Tora Ali?

Sebelum Adam menguak salah satu misteri ini, ia meminta inspektor Polis untuk mengumpulkan para tersangka lagi tepat di hadapannya agar lebih mudah melihat tingkah laku mereka ketika nanti ia menjelaskan faktanya. Daya analisis Adam memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Mars dan anak-anak sepantarannya. Ia juga membisikkan beberapa hal yang harus Mars lakukan nanti ketika Adam mulai berbicara di depan inspektor Polis dan para tersangka pembunuhan ini.

“Menurut data yang telah saya dapat dari Mars setelah ia melihat rekaman CCTV yang berada di lorong kecil yang berada di pojok Kedai Buku Samuel tepat di depan ruang staff (Lensa mengarah ke pintu masuk ruang staff) sebelumnya, ternyata ada tujuh orang yang memasuki ruangan itu pada hari ini. Tetapi, saya akan memperkecil pencarian pelaku pembunuhan ini dengan waktu. kerana sebelumnya Adrian terbunuh pada pukul 13:00, maka saya hanya bertanya pada Mars siapa sajakah yang memasuki ruang staff mulai pukul 12:00 sampai pukul 12:30 waktu setempat dan hanya ada satu orang yang berada di ruangan itu.” Adam berkata dengan angkuhnya sambil bersandar di dinding.
“Siapa orang itu nak!?” Tanya inspektor tegang dengan mimik muka yang cukup lucu terlihat di wajahnya.
“Orang itu adalah, Evanka Perry!!” Jawab Adam dengan lirikan tajam ke sang kekasih korban.

Semua mata tertuju pada satu-satunya wanita yang masih berada di TKP saat ini, dan untuk sesaat tak ada seorangpun yang mampu mengucapkan sebuah kata atau satu suku katapun. Evanka pun hanya boleh terdiam seribu bahasa kerana tak menduga sedikitpun jika Adam akan berkata seperti barusan. Suasana sunyi sebelumnya sangat mendebarkan, jika ruangan itu lebih terutup rapat lagi, mungkin detakan jantung Evanka akan terdengar sedikit.

“ Adrian sendiri yang memanggilku untuk menemuinya sebelum dan sesudah waktu kematiannya, dan hal itu pula yang membuatku penasaran setengah mati hingga sekarang. Jika kalian tidak percaya padaku, Pak inspektor boleh melihat sendiri chat-ku dengan Adrian di dalam ponsel saya.” Jelas Evanka dengan ringkas dan cukup mengejutkan.
“Sebelum dan sesudah waktu kematian!? Apa maksudmu itu!?” Tanya inspektor heran sebelum mengambil dan melihat isi chat dari Adrian dengan mata kepalanya sendiri.
Isi dari chat yang pertama, terkirim pada pukul 12:15 “Sayang, ada beberapa berkas yang harus kamu lengkapi di ruang kantorku, Love you..” Setelah menerima chat dari Adrian , Evanka langsung menemui Adrian di kantornya, dan terlihat di CCTV jika Evanka memasukki ruangan itu mulai pukul 12:17 dan keluar ruangan pukul 12:30 waktu setempat.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience