6. Flashback

Romance Series 1176

Hallo semuaa... Assalammualaikum wr.wb
Maaf ya baru bisa update sekarang. Soalnya kemarin-kemarin aku lagi buntu??..
Maaf yaa..
H A P P Y R E A D I N G

>>>>

12 tahun yang lalu

Caca dulu mempunyai seorang kakak perempuan yang bernama Grita Marfela Wijaya. Usia mereka hanya terpaut 1 tahun saja. Tidak heran jika orang tua mereka selalu memberikan barang yang sama. Kalau tidak salah satu diantara mereka pasti akan cemburu.

"Mama..."

"Papa..."

Ucap dua orang anak kecil usia 3 dan 4 tahun dengan kompak dan dengan suara nyaring mereka. Mereka pun berlarian kearah papa dan mamanya.

"Jangan lari-lari sayang nanti jatuh" ucap sang mama mengingatkan.

Tetapi mereka tidak menggubris dan mereka berdua langsung berhamburan kepelukan mama dan papanya.

"Mama... oleh-olehnya mana ?"

"Iya ma oleh-olehnya mana ?" ujar mereka kompak kalau masalah oleh-oleh.

"Kalian ini kalau masalah oleh-oleh cepat banget. Nihh ini untuk Caca dan ini untuk Itee" ujar sang mama memberikan dua buah bingkisan.

"Horeeee... Makasihh ma pa" ujar mereka berdua kompak sambil mencium kedua pipi Papa dan Mamanya. Setelah itu mereka pun langsung kabur untuk membuka hadianya.

Papa dan mamanya hanya tersenyum melihat dua anaknya sebahagia itu.

"Eh.. Mama Papa udah pulang ? Oleh-oleh untuk Fandi apa ma ?" ucap Fandi yang juga tidak mau kalah untuk menagih mainan yang diimpi-impikannya sejak dulu.

"Nihh..Oleh-oleh untuk kamu. Karna kamu udah ngerawat adik-adik kamu dengan sangat baik dan tidak ada kekurangan sama sekali" ucap mama memberikan bingkisan kepada anak laki-lakinya.

"Iyaaa dong siapa dulu cobaa fandiii..." ucap Fandi bangga.

"Iya.Ya udah mama sama papa kekamar dulu ya. Kamu jagain mereka papa sama mama mau bersih-bersih dulu"

"Siapp pa"

Setelah itu papa dan mamanya meninggalkan Fandi untuk membersihkan diri. Fandi pun menghampiri adik-adiknya yang tengah sibuk dengan mainan barunya.

"Kaka..Kaka lihat dehh barbie aku cantikan ?" tanya Ite.

"Iya cantik" jawab Fandi seadaanya.

"Yaa gak lah kak cantikan punya Caca. Ya kan kak Fandi ?"

"Iya. Punya Caca juga cantik" jawab Fandi lagi.

"Iya gak bisa gitu dong kak. Cantikan punya ite!"

"Gak cantikan punya Caca!"

"Itee!!"

"Caca!!"

"Itee!!"

"Caca!!"

"It..."

"Diam! Punya kalian berdua itu sama-sama cantik,bagus. Udah ya jangan bertengkar lagi. Nanti papa sama mama marah. Kan papa sama mama baru pulang dari Amerika jadi jangan bertengkar. Mendingan Kalian berdua main sama-sama aja ya" ucap Fandi meleraikan pertengkaran antara kedua adiknya.

"Ga mau" ujar mereka berdua kompak.

"Ga mau ya ? Tapi kok ngomongnya kompak sihh.. Hayooo?? " Fandi pun menggoda kedua adiknya.

"Kamu yang ikutan" ucap Ite.

"Enak aja kamu tuh" balas Caca.

"Kamu"

"Kamu"

"Kamu"

"Kamu.."

HHAAPP

Mainan mereka berdua pun ditarik oleh Fandi.

"Yahh..yahh kak kok diambil sih mainan kita ?" tanya Caca.

"Iya kok diambil ?" balas Ite lagi.

"Kaka akan balikin mainan kalian asalkan kalian janji gak bertengkar lagi dan main sama-sama. Promise ?"

Mereka berdua pun saling tatap-tatapan dan akhirnya mereka berdua pun mengangguk.

"Promise" jawab keduanya kompak.
Setelah itu mereka berduapun bermain bersama dan sesekali ketiganya tertawa. Ya walaupun Fandi cowok,kadang Fandi ikut bermain atau lebih sering mengacaukan permainan kedua adiknya.

"Bentar ya kaka mau ambil minum dulu"

"Oke"

Fandi pun meninggalkan kedua adiknya yang tengah asik bermain bersama. Tidak berapa lama kemudian baju milik barbie mereka tertiup oleh angin dan menyebabkan baju itu terbang kearah kolam renang.

Caca yang mengetahui pertama kali pun langsung berusaha mengambil baju barbienya tersebut. Hingga tak terasa

BBYYURRRR...

Ite yang mendengar itu langsung berlari kearah kolam renang dan tanpa pikir panjang dia pun juga langsung melompat ke kolam renang tanpa menggunakan pelampung. Tapi hasilnya nihil keduanya malah sama-sama tidak pandai berenang.

Tidak berapa lama Fandi pun muncul sambil membawakan 3 cangkir minuman. Tapi ketika ia sampai ia tidak menemukan siapa-siapa.

"Caa..Tee.. dimana ?" Fandi pun berteriak untuk mencari kedua adiknya itu.

Fandi pun mendengar sesuatu dari arah kolam renang. Fandi langsung melihat keadaan disana. Ketika sampai Fandi terkejut dan berteriak.

"Maaaa...Paaaa...tolongg..." teriak Fandi sangat kuat.

"Mama...Papa..." teriak Fandi lagi.

"Astagfirullah paa.." ucap mamanya terkejut.

Tanpa pikir panjang lagi papanya pun langsung loncat dan membawa dua anaknya itu naik keatas.

"Caca..."

"Ite.."Panggil Papa dan mamanya.

"Udah pa kita bawa saja mereka kerumah sakit" ujar mama panik.

"Iya ma"

Dijalan Mama dan Fandi berusaha untuk membangunkan kedua anak kecil ini dengan menepuk pelan pipi keduanya. Papa mereka akan menyusul karna ia harus mengganti pakaiannya yang basah tadi.

"Ite..Caca.. bangunn"

"Sayangg...bangun dong"

"Mang Cecep cepatan bawa mobilnya. Anak saya sudah pucat gini" ujar sang mama yang panik.

"Baik bu" jawab mang Cecep seadanya.

Sesampainya dirumah sakit Caca dan Ite langsung dibawa keruang UGD. Keduanya pun diperiksa disana.

Mama dan Fandi menunggu keduanya dengan perasaan campur aduk.

"Maa..Maafin Fandi ya.. Ini semua gara-gara Fandi" ucap Fandi menyesal.

"Gak sayang ini bukan gara-gara kamu" ujar sang mama sambil mengelus kepala sang anak.

"Gimana ma keadaan Ite sama Caca ?" tanya Sang papa yang barusan tiba dirumah sakit.

"Mereka masih didalam pa"

"Mama tenang ya pasti anak-anak kita gak apa-apa mereka berduakan kuat" ujar sang Papa mengkuatkan sang Mama.

Mamanya hanya mengangguk dipelukan sang Papa. Sekitar 30 menit dokter pun keluar dari ruang UGD tersebut.

"Gimana dok anak saya ?"

"Anak ibu yang satunya sedang mengalami masa keritis dan yang satu lagi..." ucap dokternya menggantung.

"Yang satu lagi kenapa dok ? Kenapa ?" tanya sang Mama dengan menggoyang-goyangkan tubuh dokter tersebut.

"Maaf bu pak yang satu lagi kami tidak bisa selamatkan. Karna saat air mencoba masuk ke paru-paru tubuhnya, ia mempunyai refleks yang bernama refleks spasme laring. Refleks ini berfungsi untuk menutup saluran napas agar air tidak masuk paru-paru. Nah,gara-gara refleks ini pula saluran  menuju paru-paru benar-benar tertutup. Saat saluran napas tertutup, udara tidak bisa masuk, suplai oksigen ke otak menjadi terputus dan menyebabkan hilangnya kesadaran. Dan bahanya lagi jika suplai oksigen ke otak terputus lebih dari 6-8 menit, sel-sel di otak akan rusak dan mati. Matinya sel-sel otak inilah yang menyebakan anak ibu dan bapak tidak bisa kami selamatkan" jelas sang Dokter panjang lebar.

Setelah mendengar berita dari sang dokter mama nya pun langsung menangis sejadi-jadinya karna telah kehilangan salah satu putrinya. Papanya pun berusaha untuk menenangkan Mamanya yang terus saja menangis.

Sedangkan Fandi ia langsung saja masuk kedalam ruangan itu dan ingin mengetahui siapa yang telah meninggal dan siapa yang keritis.

Setelah Fandi berada ditengah-tengah adiknya. Ia menangis melihat kedua orang yang satu tengah mengalami masa keritis dan yang satu sudah tenang dialam sana.

"Maafin kaka de maafin kaka,, kalau saja kaka gak pergi ambil minum mungkin semuanya gak seperti ini.. Maaf in kaka..."

Fandi pun menyesal atas kejadian beberapa menit yang lalu.

"Marsha...Maafin kaka yaa.. Kaka emang gak bisa jadi kaka yang terbaik untuk kalian.. maafin kaka ya Marsha Paramita Wijaya..." ucap Fandi sungguh-sungguh menyesal. Dia pun beralih ke adik yang satunya.

"Grita Marfela Wijaya. Kamu selalu inginkan nama kamu kaka panggil dengan nama lengkap begini ? Ini kaka udah panggil nama kamu dengan nama lengkap. Kaka minta maaf ya.. karna kaka gagal untuk menjaga kalian. Kaka emang bodohh.. Jaga dua orang adik kaka aja kaka gak bisa.. Maafinn kaka yaa Ite,seharusnya kejadian ini tidak terjadi. Tapi karna kaka kamu jadi begini... Maafinnn kaka Ite.. Semoga kamu tenang disana ya..Selamat jalan adik aku Grita Marfela Wijaya " ucap Fandi dengan terus menyucurkan air matanya.

Setelah Fandi mengucapkan itu Papa dan mamanya pun melihat kondisi kedua putrinya. Mamanya langsung memeluk Ite dengan air mata terus bercucuran.

"Sayang...Jangan tinggalin mama.. bangun sayang..bangunnn" ucap sang mama sambil terus menepuk-nepuk pipi Ite.

"Maa..udah maa..udah...Ite udah tenang disana...udah ya ma.." ujar sang papa menenangkan istrinya dan membawanya keluar dari ruang tersebut.

Setelah keluar dari ruangan tersebut Papanya pun bergegas untuk mengurus jenazah Ite yang harus dikebumikan sore hari ini juga.

Setelah selesai pemakaman mereka pun kembali kerumah dengan keadaan masih berduka. Sedangkan Fandi ia memilih untuk kerumah sakit menjaga adiknya yang satu lagi.

Ketika ia tiba di rumah sakit Fandi langsung keruangan tempat adiknya dirawat. Fandi sangat sedih melihat adiknya itu berbaling lemah tak berdaya dengan banyak selang-selang menempel pada tubuhnya.

"Maafin kaka de..maaf..."

.
. .
. .

Hihihihihi...Semoga feelnya dapet yaa gusy..Jangan pada bosan baca ceritanya ya??. Intinya aku bakalan berusaha buat kalian tidak bosen sama cerita aku. Jangan lupa untuk tetap like,comment and share.
Karna like dari kalianlah yang membuat aku tetap semangat..

S y u k r o n

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience