BAB 4

Drama Completed 143

“Kamu anak pertama, dan aku anak ketiga. Aku juga tidak tahu bahwasanya aku adalah anak ketiga dari kedua orangtuaku. Kerana , ternyata ada Kakakku yang nombor dua, dan ia meninggal. Aku baru mengetahuinya, setelah aku mengutarakan keinginanku untuk melamarmu. Tapi, kedua orangtuaku terutama Bapakku, melarangku melanjutkan hubungan kita sampai pernikahan. Kerana anak pertama tidak boleh menikah dengan anak nombor tiga. Kerana jika semua itu tetap dilakukan, kita akan memperoleh musibah. Bapak pernah berkata padaku, ‘Jika kamu masih ingin Bapak hidup dan tertawa bahagia melihat cucu-cucu Bapak, jangan menikah dengannya.’ Itu kata Bapak yang masih aku ingat, Fit. Aku tidak berani melawannya.” Jawab Jalal .

Purnawa Dwi hanya bisa tertunduk sambil menangis. Ia tak kuasa menahan kesedihannya. Ia begitu sangat mencintai Jalal . Selama ini, ia menyangka bahwa Jalal akan menikahinya setelah ia lulus. Dan ternyata, ia sudah menikah. ‘Kenapa ibu dan bapak tidak mengatakan padaku bahwa Mas Jalal adalah anak ketiga dari kedua orangtuaya. Aku pasti tidak akan menyimpan perasaan dan harapan yang besar terhadapanya. Purnawa Dwi diam, tertunduk dan terus mengusap air matanya dengan sapuan yang tidak tertaur.

Purnawa Dwi menatap wanita yang berdiri di samping pintu bilik . Dia adalah istri Jalal . Purnawa Dwi melihat wanita itu tengah mendengarkan perbincangannya dengan Jalal . Purnawa Dwi bisa melihat, bahwa wanita itu menangis. Saat ia mengetahui Purnawa Dwi menatapnya, ia langsung masuk ke dalam bilik , dan menutup pintunya. Purnawa Dwi bisa merasakan apa yang dirasakan oleh istrinya Jalal . “Sungguh, aku tak berniat mengambil Mas Jalal darimu, Cik . Dia sudah menjadi milikmu. Aku sudah tidak berhak lagi. Kalau pun dia belum menjadi suamimu, aku juga tidak akan bisa bersamanya. Maafkan aku telah memebuatmu sedih.” Kata Purnawa Dwi dalam hati.

“Baiklah..” Purnawa Dwi beranjak dari tempat duduknya. “Mungkin, ini memang yang terbaik untuk kita, Mas. Aku tidak akan mengusik lagi kehidupanmu dan juga istrimu.” Purnawa Dwi terus menitikkan air mata. Ia berusaha mengusapnya dengan sapuan yang kasar dan tak beraturan. Hidungnya memerah dan matanya sembab. Jalal semakin tak tega menatapnya.
“Sampaikan maafku pada istrimu, Mas.” Kata Purnawa Dwi yang kemudian langsung pergi.

Jalal berusaha meraih tangan Purnawa Dwi . “Maafkan aku, Fit.” Kata Jalal pelan dengan mengusap air mata yang mengalir dari pipi Purnawa Dwi . Purnawa Dwi merasakan ada sentuhan hangat merasuk dalam jiwanya. Tangannya lemas dan berusaha menikmati genggaman Jalal . “Aku ingin sekali memelukmu, Mas. Aku sangat merindukanmu. Aku sangat mencintaimu. Melebihi cinta istrimu padamu.” Kata Purnawa Dwi dalam hati. Ia melihat Istri Jalal berdiri menatapnya dengan mata memerah, berlinangan air mata. Purnawa Dwi tak tega menghancurkan hati istrinya Jalal . Ia kemudian melepaskan genggaman Jalal , dan pergi.

Saat perjalanan pulang, Purnawa Dwi hanya bisa terdiam tak mengeluarkan sepatah kata pun. Nimas terlihat lelap dalam tidunya kerana lelah. Purnawa Dwi terus menatap pemandangan dari kaca bus yang melaju dengan perlahan kerana jalan yang berkelok-kelok dari Bandung menuju Jombang. Tatapannya kosong dan penuh dengan beban yang ia bawa. Hatinya hancur dan berusaha untuk menerima dengan ikhlas. “Rasanya, aku tak ingin kembali ke bandar itu. Bandar yang hanya menyisakan sedih, sesak dan sakit. Bandar memori yang membuatku enggan untuk menginjakkan lagi kakiku ke sana. Semua itu hanya akan menyisakan luka dan membuka lembar kesedihan dalam hidupku.”

“Aku harus bisa melupakan semuanya. Sikap kedua orangtua abang Jalal terhadapku, lebih baik aku tak peduli saja. Aku ingin pergi dari bandar kelahiranku. Aku malu. Aku malu kerana mas Jalal sudah bernikah dengan orang lain. Apa kata jiran tetangga? Aku seperti tak mempunyai keberanian untuk hidup dan menghadapi kata-kata orang, terutama kedua orangtua abang Jalal . Ya, Allah… berikan aku kekuatan untuk menjalani semua ini.” Purnawa Dwi terus menitikkan air mata. Ia tak mempedulikan orang di sekitar tempat duduknya yang menatapnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience