BAB 2

Drama Completed 143

“Cik , besok bangunin aku pagi, ya? Soalnya bajuku belum kering. Jadi besok harus disetrika.” Kata Nimas yang membuka pintu bilik Purnawa Dwi tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Purnawa Dwi terlihat gelagapan mendengar suara Nimas.
“Iya. Lain kali kalau masuk bilik cik , ketuk pintu dulu, Nimas.” Nasihat Purnawa Dwi . Nimas hanya tersenyum malu.
“Iya, Cik .” Jawabnya yang kemudian menutup kembali pintunya.

Purnawa Dwi bergegas berdiri dari atas kasur, dan mulai menyiapkan keperluannya untuk mengantarkan Adiknya ke Bandung esok hari. Satu hal yang tidak boleh lupa dan ketinggalan. Yaitu alamat kontrakan Jalal . Jangan sampai, ia sudah jauh-jauh ke sana dan tidak bertemu dengannya. Ia berusaha membuka kembali tasnya dan mengecek barang bawaannya, agar tidak ada yang ketinggalan. Setelah semuanya siap, ia langsung membaringkan tubuhnya untuk beristirahat. Kerana esok hari ia harus berangkat pagi.

Tepat jam lima pagi, Purnawa Dwi dan Nimas sudah berada di halte. Ia menunggu bus dari Madiun yang akan ke Bandung . Ia harus naik bus sampai ke Jombang, kemudian mencari bus mini yang menuju daerah Bandung , terminal Landung Sari. Setelah bus berhenti menghampirinya, Purnawa Dwi dan Nimas segera naik dan mencari tempat duduk. Dalam perjalanan, mereka hanya diam dan sedikit sekali terlibat dalam perbincangan. Nimas terlihat sibuk mempelajari kumpulan soal-soal. Purnawa Dwi mengambil secarik kertas bertuliskan alamat dari dalam tasnya. Ia mengamatinya. “Aku sangat merindukannya. Aku ingin bertemu, bercanda, dan melepaskan kerinduanku padanya. Kerinduan yang teramat besar ini sudah bersarang lama pada diriku. Aku ingin menumpahkan semuanya. Apakah kamu juga merindukanku, Mas?” Tanya Purnawa Dwi dalam hati.

“Satu pesan dariku, Fit. Bicarakan masalah kalian dengan baik dan kepala dingin. Kalian sudah dewasa. Apapun keputusannya, yakinlah bahwa itu yang terbaik untuk kalian berdua.” Kata-kata Soleh masih terngiang di telinga Purnawa Dwi .
“Aku tidak boleh memikirkan yang bukan-bukan.” Kata Purnawa Dwi menenangkan hatinya yang tengah gundah memikirkan kata-kata itu. Masalah, ya.. masalah. Ia tak merasa memiliki masalah dengan Jalal . Atau mungkin masalah tentang pernikahan itu. Itu memang kerana mereka belum memebicarakannya secara mendalam. Purnawa Dwi berusaha mengalihkan perhatiannya dan melupakan kegelisahannya.

Setelah sampai di Bandung , Purnawa Dwi harus mencari penginapan yang dekat dengan tempat pelaksanaan tes Nimas, Yaitu di STIE Bandung Kucecwara. Kerana , jika dekat dengan tempatnya, Nimas akan dengan mudah saat berangkat dan tidak ada perasaan was-was kerana takut terlambat. Akhirnya mereka menemukan tempat penginapan, sebuah kos yang memang sedang kosong. Mereka berdua pun beristirahat setelah melakukan perjalanan jauh.

Hawa dingin mulai menyergap tubuh mereka. Sebuah jaket yang melekat di tubuh mereka pun, enggan mereka lepaskan. Nimas terlihat tidur pulas saat tubuhnya ia rebahkan di atas kasur. Lagi-lagi, Purnawa Dwi dibayangi keinginannya untuk segera bertemu dengan Jalal . Ia merasa jiwanya sudah dekat dengan Jalal . Dirinya yang sudah menginjak bumi Bandung , membuatnya tidak sabar ingin bertemu dengan Jalal . “Aku ingin sekali bertemu denganmu sekarang juga, Mas. Aku tak peduli dengan rasa cape dan kantuk. Aku ingin bertemu.” Kata Purnawa Dwi . Matanya menerawang jauh, dengan tatapan kosong penuh harapan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience