BAB 3

Drama Completed 143

Purnawa Dwi memutuskan untuk bertemu esok hari. Kerana , ia tak mungkin mencari dan mengunjungi kontrakan Jalal di malam hari. Selain itu, Purnawa Dwi juga tak mengetahui seluk beluk bandar Bandung . Rasanya sulit jika mencari di malam hari. Dan ia pun memutuskan mencarinya esok hari, saat Nimas menjalani tes tulis. Kerana , usai tes mereka akan segera meninggalkan bandar Bandung untuk pulang. Mereka tak akan berlama-lama, kerana tujuan utamanya adalah mengantarkan Nimas Mengikuti tes STAN. Tapi, di balik itu ada tujuan Purnawa Dwi , yaitu bertemu dengan Jalal .

Keesokan harinya, Purnawa Dwi langsung pergi untuk mencari alamat kontrakan Jalal . Hatinya begitu senang setelah ia menemukan alamat tersebut. Purnawa Dwi tak menyangka bahwa ia sudah berada di depan rumah itu. Ia sudah tidak bisa menahan kerinduannya. Ia ingin bertemu, memandang wajah orang yang sangat dicintainya, berbicara mengenai rencana pernikahan, dan tertawa bersama. Ia sudah membayangkan saat romantis dalam kebersamaannya dengan Jalal .

Ia masih berada di depan dengan menikmati lamuannnya, sembari tersenyum. Tiba-tiba pintu di depannya terbuka, dan muncul sosok wanita. Purnawa Dwi sempat tercengang dan terkejut melihat ada wanita di kontrakan Jalal . Namun, ia tak menghiraukan hal itu. Ia lantas berjalan cepat menghampiri wanita itu.
“Apakah Maz Jalal ada? Apakah saya boleh bertemu dengannya?” Tanya Purnawa Dwi pada Wanita itu.
“Iya, ada. Mari silahkan masuk.” Wanita itu mengajak Purnawa Dwi masuk ke dalam dan menyuruhnya duduk.

Beberapa saat kemudian, Jalal muncul. Mata Purnawa Dwi mulai berkaca-kaca. Ada perasaan senang, sedih dan haru. Semua tumpah jadi satu.
“Mas Jalal . Aku sangat merindukanmu, Mas. Aku sudah lama menunggu kabar darimu. Kenapa kamu tidak memberi kabar padaku, Mas? Kenapa kamu membuatku cemas dan gelisah. Aku sudah lama menahan kerinduan padamu. Apakah kamu tidak merindukanku, Mas?” Purnawa Dwi mengeluarkan semua pertanyaannya. Pertanyaan yang ingin ia dengar sendiri jawabannya dari Jalal .
“Maafkan aku, Fit. Aku sengaja tidak memberitahu kabar dan juga keberadaanku padamu.” Jawab Jalal dengan wajah tertunduk. Ia tak berani menatap wajah Purnawa Dwi .
“Kenapa? Aku selama ini gelisah memikirkanmu, Mas. Aku khawatir memikirkan keadaanmu. Aku cemas memikirkan hubungan kita. Aku sangat mencintaimu, Mas. Aku ingin menagih janji Mas Jalal padaku.” Kata Purnawa Dwi .

Kata Purnawa Dwi membuat Jalal berani mendongakkan kepalanya untuk menatap Purnawa Dwi .
“Janji apa, Fit?” Tanya Jalal .
“Janji Maz Jalal untuk menikahiku setelah aku lulus. Aku sudah menyelesaikan pendidikanku di perguruan tinggi. Kapan kita akan menikah, Mas? Aku ingin membicarakan semua ini. Agar pernikahan kita dapat segera dilaksanakan. Semua tetangga sudah mengetahui hubungan kita. Aku akan malu jika hubungan yang sudah lama dijalin ini tidak sampai ke jenjang pernikahan. Rumah kita juga dekat. Bagaimana kata orang nanti, Mas?” Jawab Purnawa Dwi , panjang.

Purnawa Dwi sudah mulai kehilangan kesabaran. Matanya sudah berkaca-kaca. Perkatannya yang panjang ke sana kemari, hanya dibalas dengan kata yang pendek, dengan nada cuek dan sedikit diacuhkan oleh Jalal . “Maafkan aku, Fit. Sekali lagi maafkan aku. Aku sudah menikah dengan wanita lain. Aku dikenalkan oleh budeku. Dan wanita tadi yang menemuimu adalah istriku.” Jawab Jalal . Seketika, air mata mengengucur deras dari kedua matanya. Dadanya sesak menahan tangis. Hatinya hancur, bagai dihantam godam. Hancur berkeping-keping tak bisa tergambarkan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience