BAB 4

Drama Completed 492

Aku tak berani terus bertanya dan bertanya lagi tentangmu. Bahkan, aku takut menegaskan siapa namamu yang sebenarnya. Kau suruh aku memanggilmu: Mas Gagah! Maka, aku pun memanggilmu Mas Gagah. Kau ternyata tidak hanya gagah raga, tapi juga gagah dalam menuntunku jalan hidupku ke titik lebih baik. Kau suruh aku menutup Warung Sumeh, mengganti pekerjaan: jualan kain di pasar. Kau pinjami aku duit untuk menyewa kios dan sisanya kugunakan kulakan kain. Bahkan kau menambah modalku berupa berlusin-lusin kain batik cap dan daster yang kau datangkan dari Pasar Klewer Solo. Katamu, kau ambil dari seorang sahabatmu. Sayangnya, kau tak pernah mau memperkenalkanku dengan sahabatmu itu. Yo wis. Aku mengalah. Tapi, perasaanku tak enak. Kau terlalu baik padaku. Maka, aku pun memutuskan, menyerahkan diriku untuk menghiburmu. Ya, menghibur ragamu…raga yang ternyata begitu hangat dan membakar keperempuanku. Kegagahanmu membuatku ingin senantiasa lekat dengan dirimu, dalam kehangatan yang membakar tapi aman. Aku pun jadi larut, tak sadar berkubang dosa. Aku dalam kelam.

Kau, Mas, Lelaki-ku..
Kau tak pernah datang lagi setelah menyerahkan duit yang kusebut sak gunung jumlahnya. Padahal surat nikah itu telah kuurus. Pelaksanaan pernikahan, sesuai dengan tanggal yang kita sepakati bersama. Usia kandunganku memasuki minggu ke 15, lekukan pinggangku pun menghilang. Tubuhku yang langsing mulai menggemuk, benihmu menumbuh subur dalam rahimku. Aku sedih, kau tak juga muncul. Tapi, aku tidak marah – apalagi dendam padamu. Ya, kecewa tentu. Juga, aku takut pada Tuhan. Aku makin terpuruk dalam kubangan dosa.

Kutinggalkan rumah Mbok Sinar, aku ke Jakarta. Aku menyerahkan diri pada sebuah panti, yang diasuh oleh seorang biarawati. Kuceritakan siapa aku dan janin yang kukandung – dengan sejujur-jujurnya tanpa ada yang kututupi. Kuserahkan pula dua-pertiga uangmu untuk panti yang bersedia menampungku dan menolongku saat bersalin. Bahkan, juga merawat bayi kita. Bayi itu lelaki dan kunamai Lanang Buwana, seperti yang perrnah kau bisikkan padaku saat aku memberitahumu bahwa aku mengandung benihmu. Nama Putri Rembulan kusimpan, karena itu nama yang kau persiapkan jika aku melahirkan bayi perempuan, benihmu yang kukandung. Mas…Mas…engkau di mana?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience