BAB 2

Drama Completed 492

Naning Pranoto

Namaku sangat singkat, hanya terdiri dari lima huruf: Mirah. Entah itu nama asliku atau nama pemberian Ibu Kardinah, Kepala Panti Asuhan Sekar, tempat di mana aku tumbuh hingga keluar panti – bekerja sebagai pelayan di Warung Sumeh milik Mbok Sinar. Warung Sumeh yang artinya warung yang selalu tersenyum itu berlokasi di wilayah Pantura yang menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Warung Sumeh berada di antara jajaran puluhan warung lainnya yang dikenal dengan julukan : warung remang-remang. Sesuai dengan sebutannya, lampu yang menerangi warung-warung tersebut hanya temaram. Itu kabarnya, atas permintaan para pelanggannya, hampir semua lelaki, menginginkan atmosfir rileks. Maksudnya, menikmati makanan sambil bercengkerama dengan para pelayan warung yang umumnya terdiri dari perempuan muda yang sumeh pula. Tapi kata sumeh, ditafsirkan tidak hanya murah senyum, tapi lebih dari itu – memberi pelayanan asmara.

Tapi, Mbok Sinar tidak pernah sekalipun menugaskanku jadi perempuan sumeh. Ia mempekerjakanku sebagai pelayan murni dan pagi hingga siang menyuruhku melanjutkan sekolah hingga tamat SMA. Ia juga sering mengajakku pulang ke rumahnya, rumah yang sekarang ini kutempati, agar aku tidak tidur di warung. Mbok Sinar menginginkan, suatu saat aku bisa bekerja ngantor – jadi karyawati. Cita-citanya, aku bisa diangkat sebagai pegawai negeri. Ia rajin menabung, katanya untuk membiayaku jadi pegawai negeri alias untuk nyogok. Maka upahku bekerja darinya kuminta agar ia simpan saja. Sejak itu, Mbok Sinar mengangkatku sebagai anak dengan ditandai bubur putih-bubur merah dibagikan pada para tetangga warung. Kala itu, usiaku memasuki 19 tahun.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience