Rate

bab 4

Romance Series 1303

Zie berangkat ke kantor setelah ia mengantarkan kedua anaknya. Zie berjanji pada Yanyan bahwa ia akan menjemput ke sekolah tepat waktu dan menemaninya bermain di taman bunga dekat dengan sekolah mereka.

Ia bergegas naik tangga untuk mencapai ruang absen. Namun, di tengah perjalanannya Zie mendengar bahwa akan ada direktur datang ke perusahaannya. Tanpa berpikir panjang pun Zie langsung melanjutkan perjalanannya.

"Hah, lelah sekali," lesunya menyeka keringat dibagian kening.

"Eh, Zie? Baru sampai?" tanya teman seruangan dengan Zie, Sam.

"Oh, Sam. Kau juga ya!" serunya.

"Haha gak, aku udah datang dari tadi."

"Terus? Kenapa kau di sini?" tanya Zie bingung.

"Ada direktur dari Jepang akan datang kesini untuk mengambil saham perusahaan ini 60% lho," ujar Sam berbisik.

"Hah, kok banyak banget? Bangkrut kah perusahaan ini?"

"Aku juga kurang tahu, yang jelas direktur kita pun akan di ganti."

Seusai Zie mendengar bahwa direkturnya akan di ganti, ia bingung karena hari ini Zie ingin mengambil cuti besok. Bagaimana jika direktur itu di ganti dengan yang lebih galak dari pada Pak Toriq?

***

Istirahat...

Chen mengambil bekal makanan yang di siapkan oleh maminya, begitu juga dengan Yanyan. Tetapi bekal makanannya tidak sama, Yanyan mendapatkan roti bakar sedangkan Chen nasi goreng.

Yanyan merasa bahwa mami telah mulai membedakan selera makanan anaknya sendiri, dengan akal liciknya Yanyan mencoba untuk menggoda Chen.

"Chen, eh.. Kakak! Kau begitu tampan hari ini, ya.. kan?" tanya Yanyan merapikan dasi milik Chen.

"Ada apa? Katakan saja adik," jawab Chen mulai curiga.

"Aku sangat lapar!" serunya melirik bekal milik Chen.

"Aku tahu, jika kau mau. Kita tukeran saja bekalnya. Kalau sampai mami tahu, kau jangan salahkan Aku! Mengerti?" tegas Chen menyerahkan bekal makanannya.

"Kyaa, kakak kau yang terbaik!" rayunya memeluk Chen.

Siapa sangka bahwa Chen akan mengerti kode dari Yanyan, kecerdasannya tidak akan mengalahkan Yanyan.

Mereka akhirnya makan bersama disebuah taman bermain, Chen dan Yanyan tidak menyukai ruangan berAC ketika sedang makan. Kebiasaan mereka berdua ketika waktunya untuk makan, mereka mengambil tempat yang sangat segar udaranya.

Sikap mereka hampir sama, tetapi selera makanan mereka berbeda. Chen lebih menyukai makanan yang mewah sedangkan Yanyan menyukai makanan yang sederhana seperti maminya.

Chen memiliki alergi debu dan sangat sensitif terhadap tempat yang begitu kotor. Beda dari Yanyan, ia sangat pemalas terhadap lingkungan disekitarnya.

"Achuu! Ssstt.. Ahh!"

Chen mulai bersin, Yanyan yang sedang asyik menikmati makanannya pun terganggu olehnya.

"Jorok sekali."

"Siapa? Aku alergi debu tau!" jawab Chen mengeryitkan dahi.

"Ya,ya,ya..," kata Yanyan mengiyakan.

Ketika Yanyan mulai memakan nasi goreng yang diberikan oleh Chen, teman salah satu kelas Chen duduk disampingnya sembari memegang bekal berwarna pink.

Chen menatap gadis kecil itu, dia terlihat ragu untuk memakan makanannya sendiri. Chen mencoba untuk bertanya kepada gadis kecil itu. Namun, Yanyan menahannya.

"Untuk apa kau melihatnya?" tanya Yanyan memegangi lengan Chen.

"Aku kasihan," jawabnya.

"Biarkan saja."

Yanyan merasa kesal ketika sang kakak lebih peduli terhadap orang lain. Yang ada dalam pikiran Yanyan hanya Chen dan maminya. Tiada satupun seseorang selain mereka dalam otak kecilnya.

Chen sifatnya hampir menguasai maminya, bersikap peduli terhadap orang lain, ramah itu adalah suatu kebaikan yang perlu ia pelajari. Tapi Yanyan tidak menyukai ramah-tamah. Yanyan lebih menyukai menyendiri atau dekat dengan sang kakak. Bahkan Yanyan jauh lebih sulit dipahami oleh maminya, tetapi Chen mengerti Yanyan yang sebenarnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience