" Arash, Nissa ! Sini kejap. " Yusouf memanggil anaknya. Mereka yang berada di dapur berlarian mendapatkan ayah mereka.
" Kenapa daddy ? " soal Arash yang berumur lima tahun. Nissa yang berumur tiga tahun hanya tersenyum menampakkan lesung pipit di pipi kiri.
" Mummy tengah buat apa kat dapur tu ?"
" Mummy tengah muntah-muntah daddy..." jawab Nissa dalam pelatnya.
" Haah. Mummy tengah muntah." Sokong si abang bagi meyakinkan si ayah.
Yusouf melangkah ke dapur untuk melihat isterinya. Inara yang sedang menunduk di sinki mengalihkan pandangan setelah menyedari kehadiran Yusouf di dapur.
" Kenapa biy ?" Soal Inara lemah tak bermaya.
" Sayang okay ? Arash dan Nissa cakap sayang muntah-muntah. Why ? "
" Janganlah serius sangat. Takutlah. " Inara ketawa kecil.
" Kata takut tapi gelak, mana satu sayang biy ni ? Jawab dulu soalan biy... Okay ke tidak sayang oi.."
" Ermmm..biy..sebenarnya..emmm..sayang...sebenarnya..." Inara tersipu-sipu memikirkan cara untuk memberitahu suaminya.
" Are you...pregnant..sayang..?" Yusouf tersenyum.
" Seem yes biy.." Sekali lagi dia tertawa.
" Alhamdulillah..thank you sayang...thank you so much my lovely princess ! " Tubuh kecil isterinya diraih dan dipeluk sekuat hati.
" Sama-sama kasih wahai suamiku.." pipi Yusouf dikucup.
" Ehem, ehem..Arash pun nak tahu jugak.. Nissa pun nak tahu jugak kan.." Keduanya tersenyum nakal.
" Arash dan Nissa bakal dapat adik baruuuu !! Yeayyy !! "
Mereka sekeluarga tertawa bahagia.
Share this novel