Rate

BAB 5

Drama Completed 684

Seminggu kemudian.

Malam ini adalah malam dimana hatiku hancur berkeping-keping. Jiwaku serasa melayang dan hilang ditelan awan. Aku menangis kerana Tuhan sepertinya tidak mengizinkan aku mencintai dan memilikinya. Di saat aku ingin berterus terang padanya akan rasa cintaku yang mendalam. Irwan akhir-akhir ini malah terlihat dekat dengan Neesa . Tetangga baru kami yang tinggal satu lantai dengan Irwan. Mereka dekat. Dekat sekali. Semenjak kehadiran Neesa , aku merasa Irwan menjauhiku. Malah aku dengar Neesa dan Irwan berpacaran. Ya Allah, Engkau pasti tahu ‘kan? Hatiku sakit.

Jam delapan malam Irwan SMS. Dia ingin menemuiku di taman apartemen. Aku tidak menggubrisnya. Aku merasa dia menyakiti dan mempermainkanku. Ia menelfon tapi aku malas mengangkat telefonnya. Kata mbak Fia dia datang ke apartemen. Kebetulan malam itu aku memang sedang di Rumah Maya. Aku menangis setelah curhat padanya.

“ Sabar Nis. Kalau jodoh, nggak kemana? Mana Nisa yang dulu. Yang kuat, yang tabah, yang selalu anggun jika tersenyum. Ini malah cemberut. Jelek tahu.” Kritik Maya tanpa menghiburku. Aku masih menangis.

Tepat jam sepuluh malam mas Reno, Kakak Maya mengantarku pulang. Maya memeluk dan memberiku semangat. Aku mencoba tersenyum meski hatiku masih sakit. Mobil mereka pun berlalu. Aku menuju halaman apartemen.

“ Nisa tunggu!” teriak seseorang dari kios di seberang jalan. Aku menolehnya.

Irwan?! Ia berlari mengejarku. Aku mempercepat langkah.

“ Nisa!” teriaknya di tengah-tengah halaman. Ku percepat langkah. Ia semakin mendekat di belakangku. Tappp. Irwan meraih tanganku sontak membuat tubuhku berbalik melihatnya.

“ Tunggu Nis. Kamu kenapa?” tukasnya menatapku. Aku diam. Hatiku miris hendak menangis. Hanya mataku yang berkaca-kaca.

“ Kenapa selama ini kamu menjauhiku? Apa salahku?”

Aku masih diam.

“ Nis. Ngomong dong, jangan diam aja.”

“ Aku capek Irwan. Aku mau masuk. Mbak Fia sudah menungguku.” Tanpa banyak bicara aku langsung meninggalkanya seorang diri. Air mataku tumpah.

“ Nisa. Ka-kamu.” Suara Irwan tidak terdengar lagi. Aku segera masuk kedalam bilik dan menangis sejadi-jadinya. Hatiku sedih Irwan. Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kamu meninggalkanku. Apa kerana Neesa ?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience