Langit telah memperlihatkan pesona dari raja siang yang dapat menyilaukan mata. Burung-burung bertebangan membentuk suatu formasi yang begitu indah. Angin pun tidak henti-hentinya berhembus untuk membawa segenggam udara segar. Semuanya bertasbih, memuji keagungan Allah yang telah menyiptakan mereka semua dengan keajaibannya.

Entah kenapa hari-hari terakhir ini, aku jadi semakin dekat dengan Fadza l. Mimpi-mimipi itu pun seakan terajut kembali dengan sisa-sisa benang lalu yang mulai rapuh. Aku tidak tau, rencana apa yang sedang di susun sang Khalik terhadap jalan cintaku. Aku hanya bisa memasrahkan semua ini padaNya.
“Aisyah, bagaimana kuliahmu?” tanya Fadza yang sedang duduk di taman bersama denganku
“Alhamdulillah baik Fad. Kamu gimana? ” balasku
“Alhamdulillah aku juga baik. Emm..Arini , apa kamu tidak keberatan jika kita memulai kisah cinta kita dari awal lagi?” tanyanya yang begitu membuatku bahagia.
Aku hanya mengangguk pelan. Rasanya mimpi-mimpiku semakin kuat untuk menjadi nyata. Ya Robb inikah jalan takdirmu untuk kisah cintaku? Sungguh aku tak menyangka. Begitu indah jalan takdirmu.

Kini aku dan Fadza telah bertaaruf. Dan jum’at esok insyaallah kami akan melangsungkan akad nikah. Ya, momen yang paling aku tunggu-tunggu sepanjang hidupku. Mimpiku menjadi nyata. Selama ini ternyata Allah selalu mendengar doa’doaku. Terimakasih ya Robb atas semua ini. Maafkan hamba kerana sempat berputus asa atas jalan takdir yang telah kau tetapkan. Tapi ternyata, di balik itu semua kau telah menyiapkan kejutan indah bagi hambamu ini.