Menikahi Pria Jelek 4

Romance Series 1217

#Menikahi_Pria_Jelek
#FiksiUmum
#Chapter4

Aditya Wisnu Priatmaja, putra dari pengusaha tersuses yang ada di kota J putra sulung dari Lalita Angelika Priatmaja dan Wisnu Priatmaja. Aditya tidak pernah menampakkan dirinya dipublik apalagi mengetahui bagaimana putra tunggal dari Priatmaja itu. Tidak ada yang mengetahuinya. Kecuali kondisi bahwa putra dari Priatmaja itu cacat dan juga jelek. Dia cacat saat mengalami kecelakaan diwaktu remaja. Namun, tidak ada bantahan dari pihak keluarga mengenai berita itu mereka seakan menutup telinga dan menebalkan muka. Publik semakin yakin bahwa rumor yang beredar itu benar adanya.

"Dit, Mamah sama Papah akan menikahkanmu dengan anak rekan bisnis Papah," ujar seorang wanita setengah baya yang masih sangat cantik 'Lalita'.

"Adit tidak mau, pasti dia hanya mengincar harta kita saja. Dan paling parah dia akan mengejek Adit, karena kondisi Adit saat ini," kata pria tampan yang duduk di kursi roda. Namun, jika dilihat - lihat ia tidak seperti orang lumpuh kebanyakan. Duduknya tegap tidak seperti pria cacak malah seperti orang normal kebanyakan.

"Mamah sudah menyelidiki semua tentang gadis itu, dia adalah gadis dari teman Mama dulu waktu SMA, tapi temen Mamah itu sudah meninggal. Pokoknya kamu tidak akan menyesal, dan Mama sangat prihatin pada gadis itu ...," tutur Lalita menjelaskan dan menggantung ucapannya.

"Hn, priahatin karena apa, Mah?" tanya Aditya datar. Namun, nada penasaran kentara diperkataannya.

"Dia dibenci oleh Ayahnya sendiri dan tega menukarkanya demi kekuasaan," ucap Lalita geram di akhir katanya.

Aditya tidak menimpali ucapan sang Mamah dia hanya mencerna ucapan tersebut.

'Hmm, menarik, boleh dicoba.'

"Sebentar malam kita akan bertemu dengannya," ujar Lalita sambil mengusap tangan sang putra.

"Terserah Mamah, tapi Adit tidak mau bertemu dengan keluarganya. Cukup dengan gadis itu saja. Mamah saja yang bertemu dengannya," ujar Aditya datar setelah itu meninggalkan sang Mama diruang baca.

"Baiklah, Mamah yang urus," ucap Lalita.

"Gimana Mah, Adit setujuh," tanya Papah Adit 'Wisnu'.

"Iya Pah, Adit setujuh tapi dia tidak mau bertemu dengan keluarga gadis itu. Katanya cukup gadis itu yang menemuinya," ujar Lalita sambil menyandarkan tubuhnya dibahu sang suami.

"Itu tidak masalah Papah bisa atur," ucap Wisnu.

"Kasian Yasmin, ya Pah," kata Lalita.

"Iya sayang, tapi sebentar lagi dia tidak akan seperti itu. Yasmin adalah gadis yang kuat," ujar Wisnu.

"Papah, sudah mencari tau semua tentang Yasmin. Dia adalah anak yang sangat cerdas," tutur Wisnu melanjutkan.

"Bagaimana bisa, bukanya Yasmin masih kuliah di Universitas X," ucap Lalita menerangkan.

"Tidak, Yasmin telah menyelesaikan jenjang pendidikan kedokterannya sekarang dia melanjutkan kuliahnya di bidang menajem bisnis," jelas Wisnu tersenyum atas apa yang ia temukan.

"Bukannya Yasmin itu dicab sebagai anak bodoh tidak mempunyai bakat seperti Kakak tirinya itu?" tanya Lalita penasaran.

"Entahlah, mungkin Yasmin hanya tidak ingin jadi sorotan publik. Dan kamu tahu Yasmin punya klinik prakterk sendiri, butik, serta restoran yang saat inuberekembang pesat atas usahanya sendiri," ujar Wisnu menerangkan.

Lalita dibuat termanggu. Dia tidak salah memilih menantu. Ternyata Yasmin adalah gadis yang sangat cantik dan juga cerdas.

"Hahaha, kita beruntung, Ya Pah, pasti orang di luar sana menyebut Yasmin sebagai sampah masyarakat, tapi nyatanya dia adalah berlian di balik jerami. Berbeda dengan si krikil di balik lumpur," ucap Lalita tertawa dan menekan tiap katanya di akhir.

"Sabar Mah, mereka pasti akan mendapatkan akibatnya jika masih mengganggu Yasmin," tutur Wisnu.

Lalita hanya mengangguk didekapan suaminya.

* * *

Saat ini Yasmim berada di kelasnya. Semua teman kelasnya telah pergi kekantin dan perpustakaan. Yasmin hanya melamun memikirkan masalah pernikahan itu. Dia tidak ingin memikirkanya tapi, hufttt sudahlah.

Dorrrr!

"Astagfirullah," ujar Yasmin kaget.

"Kenapa si Yas?" tanya seseorang di depanya yang tadi sempat membuatnya kaget.

"Kamu tuh yang kenapa, untung aku enggak punya riwayat jantung," ujar Yasmin kesal.

"Kamu kenapa Yas?" tanya seorang lagi yang baru duduk di depanya.

"Aku kenapa? Aku baik-baik aja kok, kalian tuh yang kenapa?" tanya balik Yasmin.

"Ya udah deh, kalau enggak mau cerita," ucap orang itu menghela nafas.

"Maaf Ra," sesal Yasmin.

"Enggak papa kok Yas santuy aja, Ya enggak Frans," kata gadis yang bernama Hera dan menyikut teman di sebelahnya.

"Kamu kenapa malah nyikut aku sih," kesal pria yang dipanggil Frans.

"Serah kamu deh," pasrah Hera dan duduk didekat Yasmin.

"Eh, pulang kampus kita nonton yuk, udah lama nih kita enggak nonton," celetuk Frans tiba-tiba.

"Di traktir 'kan?" tanya Hera memastikan.

"Iyalah, emang aku orang kere, duit aku enggak bakal habis kalau cuman traktir kalian berdua," jelas Frans sombong.

"Sombong amat," ucap Yasmin jengah.
Kemudian mereka tertawa bersama.

Yasmim di kampus mempunyi dua orang sahabat yaitu Heranjani Pitaloka dan Frans Maxiwilliam. Kehidupan Hera jauh lebih baik dari Yasmin walaupun bukan dari orang kaya raya, tapi berada Hera sangat disayang oleh keluarganya. Sedangkan Frans katanya dia adalah putra dari salah satu pengusaha sukses di Indonesia, tapi mereka tidak tau benar atau tidak karena mereka malas menanyakannya kepada Frans, tapi jika dilihat dari cara berpakaian Frans jelas kalau dia dari keluarga berada.
. Saat ini mereka telah berada disalah satu Mall. Mereka hari ini akan nobar atau nonton bareng.

"Eh, kita nonton film apa?" tanya Frans.

"Terserah kamu aja deh," ucap Yasmin.

"Tapi jangan nyesel ya, kalau gitu aku mau beli tiket dulu," ujar Frans misterius.

"Kita mau beli minuman sama cemilan dulu, yuk her," ajak Yasmin sambil menarik tangan Hera tanpa menyadari akan apa yang akan dilakukan oleh Frans.

Mereka keluar dari tempat mereka menonton dengan tertawa minus Yasmin yang pucat pasih.

"Sialan kamu Frans," ujar Yasmin kesal.

"Siapa suruh nyuruh aku buat pilih filmnya," kata Frans tidak mau disalahkan sambil tertawa.

"Tapi aku enggak nyangka kamu pilih film horor," ucap Yasmin.

"Hahaha, pasti entar malam Yasmin enggak bisa tidur, duhh kasian," sahut Hera memimpali sambil tertawa.

Ya, memang benar jika Yasmin itu takut dengan film horor. Dia tidak akan bisa tidur malam jika sudah menonton film yang satu itu.

"Huuu, entarr malam awas loh di belakang kamu ada mayat," tutur Frnas menakut - nakuti.

"Sialan kalian berdua, malas ah sama kalian berdua," kesal Yasmin sembari berlalu dari hadapan mereka yang masih asik tertawa.

"Ok, kita minta maaf. Sebagai permintaan maaf kamu bisa pesan apa aja yang kamu mau, tapi kita cari resto dulu," ujar Frans.

"Seriusan?" tanya Yasmin berbinar.

"Iyalah masa enggak sih," jawab Frans bangga.

"Nanti uangmu habis," cetus Hera tiba-tiba.

"Enggak bakal kalau cuman kalian berdua," ucap Frans.

"Tapi, aku yang pilih restonya ya dijamin makannya enak - enak loh," tutur Yasmin.

" Ok, itu terserah kamu," kata Frans.

Plihan mereka jatuh pada restoran khas Jepang. Tidak jauh dari area Mall tadi.
Sebenarnya restoran itu milik Yasmin tapi tidak ada yang tau kecuali dirinya.

"Pesen aja aku yang bayar," ucap Frans setelah mereka memilih tempat duduk.

"Iya-iya bawel," ujar Hera dan Yasmin bersamaan.

Frans memanggil salah satu pramusaji untuk mencatat pesanan mereka. Tak berapa lama pesanan mereka pun samapai.

"Wahh, kayaknya enak bangett ni mengugah selerah," ucap Hera berbinar.

"Aku enggak bohong 'kan," kata Yasmin bangga.

"Ya, kamu bener Yas," tutur Frans menimpali.

Saat mereka sedang makan tiba-tiba handfone Yasmin bergetar tanda panggilan masuk.

Dertt ...! Dertt ...! Dert ...!

'Tumben Ayah nelfon,' batin Yasmin heran, tapi dia tetap mengankatnya.

"Assalamualaikum, Yah," ujar Yasmin.
" ... "

"Ya, Yah, Yasmin akan segera pulang," kata Yasmin.

Setelah itu, dia menaruh kembali ponselnya pada tas yang ia bawah.

"Ada apa Yas?" tanya Hera.

"Ayah nelfon Ra, tapi enggak tahu mau apa lagi," jawab Yasmin lesuh.

"Kamu yang sabar ya," ucap Hera karena dia tahu bagaimana sikap Ayah Yasmin terhadap putri kandungnya itu.

"Aku antar," tawar Frans.

"Enggak usah Frans, aku naik taksi aja, kamu antar Hera pulang aja. Aku deluan Ya, Assalamualaikum," pamit Yasmin tanpa dicegah.

"Wa'alaikumsalam."

Mereka hanya berharap semoga Yasmin tidak disakiti lagi.


. .
. Tbc.....
Next.or stop. vote and coment.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience