BAB 3

Drama Completed 669

Di samping menebus dosa leluhur, tambah lagi dosa semasa para bayi ini mulai hidup dan terus beranjak dewasa. Entah itu tujuh dosa besar, sepuluh pelanggaran pada kebajikan Tuhan, atau dosa-dosa lain yang tak terhitung jumlahnya. Bagaimana harus menjalani kehidupan untuk menebus dosa di kubangan dosa? Sulitnya memang minta ampun. Namun, sekali lagi, ini adalah konsekuensi dan para bayi tak bisa memilih untuk tak hidup. Apakah harus menyalahkan orang tua? Padahal orang tua pun berasal dari bayi, yang juga sedang dalam proses menebus dosa leluhur, jauh dalam lubuk hati mereka yang tidak diketahui dan tidak tersentuh. Ini seperti siklus yang begitu menyeramkan. Selalu berputar sama, tak ada ujung. Inilah kodrat manusia yang awalnya hanya jatuh dari paruh unggas-unggas kahyangan.
Seiring waktu, ada satu bayi yang telah menuju dewasa. Ia doyan mengeluh hebat. Ia merasa, hidup begitu monoton. Hidup begitu membosankan dan semuanya membuat dia depresi. Salah satu bayi ini, terus-terusan mengeluh hingga lelah. Ia malas hidup. Ia hanya mengurung diri dalam rumah, tetapi terus terjangkiti dosa. Entah dari mana asalnya dosa-dosa yang menumpuk bagai utang ini, ia juga tak tahu.
Suatu waktu, ia melihat benda berkilat-kilat dari pojok kamar mandi. Rupanya itu pelicin ubin. Baru dibeli ibu, bayi yang telah renta. Wangi pelicin itu macam pinus. Terlihat enak pula jika ditenggak.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience