Rate

#4

Romance Series 1763

Gue merebahkan tubuhku di ranjang.kembali terlintas di pikiranku wajah bagas."gue ngak akan pernah benci ma loe gas"batinku.
pintu kamar gue dibuka dan ternyata hanna .aku bangun dari tidurKu dan duduk di pinggir ranjang.Ia kelihatannya ikut merasakan apa yang gue rasakan.
"kamu ngak apa-apa kan?tanya hanna penuh kawatir.
"ngak apa-apa.Seperti yang loe lihat"cetusku mencoba senyum.
Hanna lansung memeluk gue.
"kamu ngak nangiskan Han?tanyaku dan membuat hanna semakin terisak.
gue melepas pelukan hanna dan menatap wajahnya.
"gue yang di buly aja ngak nagis ko malah loe sih"
"loe itu sahabat gue tar.Bahkan sudah kayak saudara gue"ucapnya semakin terisak.
"gue ngak terima kalo loe digituin."lanjutnya
"Tara...Loe masih tetap mau perjuangin cinta loe ini?tanya hanna bergebu-gebu.Aku mengangguk.
"kenapa harus bagas sih?masih ada tuh cowo diluar sana yang jauh lebih keren dari dia"cetus enjel
Gue hanya tersenyum mendengar ucapan enjel dan menatapnya.
"tapi gue rasa bagas adalah cowo yang bisa ngejaga gue han"cetusku.
"terserah loe tar,asal loe bahagia gue juga bahagia"cetus hanna tersenyum.

Sudah sekitar satu jam gue dan hanna bertukar cerita dan waktu sudah menunjukan pukul 03.30.
"aduh gue lupa....."tara memukul dahinya sendiri
"ada apa tar?tanyaku kepo.
"ada arisan di rumah tar,dan loe tahu sendiri nyokap gue Kaya gimana"cetus tara sambil memakai sepatunya kembali.

Dengan terburu-buru hanna menuruni anak tangga menuju lantai satu.
"kenapa kok terburu-buru si han?tanya tanta sinta yang sedang makan,hingga mengalihkan pandangan gue dan tara bersamaan.

"tante....Ini soalnya di rumah ada acara"jelas hanna.
Tanta sinta mengangguk.Hanna langsung menyalami tanta sinta.
"Hanna balik dulu "
"hati-hati ya han"pesan tanta sinta.
"tante Gue anterin haan ke depan"cetusku.

Hanna menstartert matic kesayangannya.
"gue balik ya tar...."pamit hanna.Perlahan motor matic milik hanna berlalu dari pandanganku.

Hampir semenit gue telat tapi dengan sekuat tenaga gue berlari dari halte sehingga bisa mencapai sekolah tepat pada waktunyam.Sebelum ke kelas gue ke perpus membawa kembali buku yang gue pinjam dua hari lalu sebelum di denda.

"hei cupu...."suara bagas membuatku berbalik ke arahnya.
Aku tengangah melihat penampilan bagas .
"Apa gue mimpi ?"batinku.Hari ini bagas benar-benar tampan.Rambutnya yang acak-acakan dan kacingnya Yang sedikit terbuka membuat dia benar-benar sempurna.
"hei.....Kenapa bengong?Bagas membuyarkan lamunanku.
"oh......Ng....ak k..O"ucapku mengantung
"mana tugas kimia gue"tanya bagas.

"tung....U ya gue am...bil dulu"
saat gue sedang membongkar bangkir tas gue mencari buku tugasnya bagas,pak somad memangil .
"bagas....Tara ...Ngapain kalian di situ?tanya pak somad tak ramah.
"mau bolos terus pacaran?lanjut pak somad yang sudah berad di hadapan gue dan bagas.
Spontan bagas kaget"apa gue pacaran sama loe?
"ngak pak tadi gue....."omongan gue terpontong dengan sambaran kata pak somad.
"udah jangan banyak alasan.....Sekarang hukuman buat kalian adalah mengepel aula "ucap pak berkumis lebat ini.
"apa pak....Dia aja yang bersiin pak.Gue ngak mau"cetus bagas dan hendak berjalan pergi.
"ehehh ...Loe mau kemana?
"ke kelas lah pak,masa ke hutan sih"
"ngak ada.....Sekarang cepatan ambil kain pel dan bersiin tu aula

***
"lagian loe kenapa pake terlambat segala sih"cetus bagas,tapi aku tak menghiraukannya.
"hei cupu gue lagi bicara ma loe!
Dengan sekuat tenaga gue membanting alat pel ke lantai.
"ia gue tahu gue cupu,gue kampung tapi gue punya harga diri"cetusku kesal.
"oh sekarang loe udah berani ya sama gue"
Bagas mengankat telapak tangannya hendak menapar gue.Tapi,tanganya terhenti di udara.
"untung loe cewe,kalo cowo......"
"kenapa kalo gue cowo....Kenapa ngak loe tampar pipi gue?itukan yang loe mau."air mata sudah tak bisa kubendung
bagas hanya diam mematung dan menatapku tajam.Ia mengangkat kedua tangannya dan menyapu air mata yang membasahi pipiku.
gue mengankat wajahku dan membalas tatapnya.Aku tak tahu apa aku sedang bermimpi atau tidak tapi sekarang yang berada di depanku adalah bagas.gue tak menyangka kalo akan bisa bersamanya tanpa ada yang mengganggu.

Perlahan bagas mendekatkan bibirnya ke arahku.Aku tak berkutik.Tubuhku terasa kaku dan jantung berdetak dua kali lebih cepat.Gue dapat merasakan aroma meskulin dan nafas bagas yang hangat.Tepat Bagas, mendaratkan bibirnya di bibirku.Walaupun ciuman yang bagas berikan tak lama,tapi aku baru saja di cium dan ini merupakan ciuman pertamaku.Mataku melebar tak percaya Bagas akan melakukan ini padaku.Setelah melepaskan ciumannya Bagas langsung meninggalkanku tanpa berkata apapun,meninggalkanku yang diam mematung.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience