“Yah, kok begitu sih, penampilannya?” gerutu Voda ikut kecewa setelah melihat penampilan wakil singgasananya. “Apa mungkin dia sedang ada masalah?”
“Mungkin juga, Voda. Tapi setidaknya penampilan kita nanti boleh lebih baik daripada penampilannya meskipun kita tidak tampil mewakili singgasana kita masing-masing.” Exora tersenyum melihat Geo yang mulai melemparkan senyumannya kepada mereka berdua. Geo terlihat lebih sumringah sekarang, seolah-olah menemukan kepercayaan dirinya kembali.
“Kita mungkin boleh mengalahkan Hydro, Tetapi mustahil kita boleh mengalahkan Aria atau paduan suara Singgasana Cahaya tadi yang tampil sangat bagus. Aku jadi pesimis.”
“Jangan begitu, Voda. Ayo kita bangkit!” Kata-kata itu terlontar dari mulut Geo. Pari-pari tanah itu membuat kedua kawannya terkejut dan bingung.
“Geo?” Kemudian terdengarlah sorak-sorai dari ketiga sahabat itu. Mereka melonjak-lonjak kegirangan seolah-olah menemukan kembali sesuatu yang telah lama hilang.
“Sudah! Tenang! Aku punya ide,” cetus Geo.
Share this novel