Bab 3

Other Series 35058

Sampai saja di Villa, Eshal dengan cepat turun dari motor milik Idham. Nasib mereka baik kerana tiada trafik saat mereka pulang dengan keadaan Eshal tidak mengenakan helmet.

Dia baru hendak masuk kedalam rumah dan menolak pintu utama, namun pintu itu telah dibuka dari arah dalam.

Akibatnya tudung sekolah Eshal direntap kuat oleh Dato Ghani.

" Papa sakit papa... Lepaskan rambut Eshal Papa. Sakit. " Rayu Eshal.

" Sakit? Tahu sakit. Habis yang kau terpekik terlolong kat taman tu tak sakitkan hati aku? Hah???? " Tanya Dato Ghani.

" Eshal hanya cari duit untuk beli buku je Pa. Bukannya Eshal mencuri dan memalukan Papa. " Kata Eshal.

" Kau menjawab!!! " Herdik Dato Ghani melayangkan penumbuk diwajah Eshal.
0

" Papa!!! " Tengking Idham tak mampu menahan diri daripada masuk campur.

" Salah ke dia buat perkara tu? Bukannya dia mencuri pun. Dia hanya nak cari duit agar dia tak kacau sesen pun duit Papa. " Kata Idham berpihak kepada Eshal.

" Qadr, kamu menangkan dia? Kamu berpihak pada dia? " Tanya Azizah.

" Qadr tak berpihak mana-mana. Qadr hanya cakap apa yang Qadr nampak. " Kata Idham.

" Oo jadi sekarang, along berani lawan Mama? " Tanya Idlya.

" Kamu diam Lya. Ingat rumah yang kau duduk sekarang ni, Arwah Mama Eshal yang punya. Jadi jangan berlagak. Silap-silap haribulan syarikat tu pun Eshal yang punya. " Kata Idham.

" Mama.... Lihat along tu. " Rengek Idlya.

" Siapa cakap kat Idham macam tu? Budak ni? " Tanya Dato Ghani menampar wajah Eshal lagi. Tubuh Eshal ditekan ke tanah membuatkan Eshal tertiarap menahan kesakitan.

" Papa. Sakit Papa.. Lepaskan Eshal, Eshal merayu. " Tangis Eshal teresak.

Mendengar rayuan Eshal, Azizah bereaksi menendang kuat perut Eshal beberapa kali hingga Eshal mengarang kesakitan.

" Ya Allah, sakitnya.. " Kata Eshal.

" Mama!!! Mama nak bunuh dia ke hah? " Tanya Idham berang.

" Kenapa kalau mama nak bunuh dia pun, mama okey je.. Dia ni hidup menyusahkan orang je. " Kata Azizah.

" Ya Allah, sakitnya. " Erang Eshal lagi.

" Sakit? " meh sini aku tambah lagi sakit kah tu. " Kata Dato Ghani lalu s memijak leher Eshal dengan kakinya.

" Papa!!! " Teriak Idham tak berpuas hati Eshal diperlakukan begitu.

" Bunuh Eshal Pa, kalau tu boleh buatkan Papa bahagia. " Kata Eshal masih mampu bersuara walaupun sukar untuk dia mengatakan.

" Lepaskan dia Papa. Dia takde salah apa pun. " Kata Idham..

" Kau masih nak pedulikan dia Qadr? " Tanya Azizah.

" Sebab dia juga manusia. Sama macam kita. " Kata Idham.

Tubuh Dato Ghani ditolak kuat oleh Idham. Tak mampu menahan lagi amarah dalam hati apabila melihat cecair merah keluar dari hidung Eshal.

" Kau jangan sampai Mama halau sekali dari rumah ni. " Kata Azizah.

Beg pakaian Eshal yang memang telah disediakan dilempar keluar dari rumah.

" Kau bukan anak aku. Aku haramkan kau jejak kaki kau dalam rumah ni. Faham!!! Kau bukan anak aku!! " Kata Dato Ghani.

Pintu Villa ditutup rapat dan dikunci. Eshal tak mampu nak buat apa lagi. Hanya mampu tersengih sambil menahan sakit yang teramat di perutnya. Dia sudah dihalau dari rumah itu.

Dengan kudrat yang sisanya sedikit, dia cuba berdiri. Tiba-tiba Eshal merasa sesuatu hingga dia memuntahkan segala yang dimakannya tadi bercampur dengan darah.

" Ya Allah Eshal, kau okey tak? " Tanya Idham mulai risaukan Eshal.

" Aku dah nak mati kot. " Guraunya.

Namun dalam dia bergurau, Tiba-tiba dia pitam hingga tak sedarkan diri.

" Eshal... " Teriak Idham lalu menyambut tubuh Eshal kedalam pelukannya.

" Eshal.. Bangun, heyy bangun Eshal.. Jangan takutkan aku.. " Panggil Idham. Sambil menampar-nampar pipi Eshal.

Namun tiada respon dari Eshal langsung, hingga dia mulai mengangkat tubuh Eshal dan membawanya naik motor itu kembali.

Tubuh Eshal dirapatkan ke belakangnya. Lalu, beg yang masih kemas terlilit dipinggang dibuka dan talinya dipanjangkan.

Tali beg itu di lilitnya kearah Pinggang Eshal di dan pinggangnya agar Eshal tidak jatuh.

Akhirnya Idham pergi bersama Eshal kembali ke apartment yang baru saja dibelinya tadi semasa waktu lunch.

Sampai saja diapartment, dia terus menghubungi khadim dan meminta lelaki itu membawa doktor Sofea datang ke tempatnya dengan kadar segera.

" Eshal, kau kena bertahan. Bertahan demi aku. " Kata Idham.

Memakan waktu hampir setengah jam barulah Khadim datang bersama dengan Doktor Sofea kesana.

" Boss?? Kenapa ni? Sampai-sampai mintak Doktor Sofea datang kesini? " Tanya Khadim.

" Betul tu Qadr, kenapa kau minta aku untuk datang kesini.

" Tolong aku selamatkan dia. " Kata Idham..

" Siapa? " Tanya keduanya serentak.

" Eshal.." Balas Idham lemah.

" Eshal? Kenapa dengan dia boss? " Tanya Khadim.

" Nanti aku ceritakan. " Kata Idham.

Sofea dibawa ke bilik utama rumah itu. Masuk sahaja kedalam bilik itu, dia terbau bau hamis darah dan melihat sekujur tubuh terbaring kaku diatas katil.

" Qadr, siapa ni? " Tanya Sofea melangkah laju mendekati Eshal yang terlihat parah.

" Kau rawat dia dulu Fea. Aku akan ceritakan kemudian. " Kata Idham.

Sofea mengikut apa yang dimahukan lelaki itu. Jika dia tak melakukan silap haribulan gunung berapi boleh meletus hebat.

Selang 45 minit Sofea berada didalam bilik memeriksa Eshal, dia keluar mendekati Idham dan Khadim yang ada diruang tamu.

" Macam mana dengan Eshal? " Tanya Idham. Terlihat raut kerisauan diwajahnya.

" Dia jatuh ke? " Tanya Sofea.

" Kenapa? " Tanya Idham mulai risau.

" Aku sarankan kau bawak dia ke hospital. Aku suspek yang dia mengalami luka dalaman. " Kata Sofea.

Mendengar kata-kata Sofea, dia terduduk lemah di atas sofa.

" Boss... " Panggil Khadim risau melihat Idham.

" Qadr, kau kena bawak dia. Aku takut nanti kau terlambat. " Kata Sofea.

" Baiklah. " Balas Idham.

" Kalau macam tu aku call Ambulans. You stay here. " Kata Sofea.

Idham masuk kedalam bilik utama dan melihat Eshal yang terbaring pucat diatas katil.

" Maafkan aku Eshal. Aku tak dapat nak lindungi kau. " Kata Idham. Kelopak matanya mulai panas. Hidungnya mula berair.

" Kau kena kuat Eshal. kuat demi aku. " Kata Idham menggenggam jemari Eshal.

Dia tahu Eshal adalah adik tirinya namun perasaan itu mulai mekar dan tumbuh indah didalam hati.

Dia tak mampu nak menolak perasaan itu yang hadir secara tiba-tiba disaat melihat wajah Eshal yang sentiasa dalam keadaan muram.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience