Bab 2

Other Series 35058

Esoknya balik dari kolej, Eshal tidak terus pulang ke villa melainkan dia bersama beberapa orang temannya pergi ke sebuah taman rekreasi.

" Ramai ke kat sini? " Tanya Eshal.

" Kat sini petang-petang nanti mesti ramai pasangan couple duduk santai-santai. " Kata Mikaila.

" Kaila, aku letak kat sini semua tau. Aku nak cari makanan jap. " Kata Rafiq.

" Hah yelah. " Balas Mikaila.

" Kau tak perlu risaulah. InsyaAllah, kami bantu mana yang mampu. Tapi Eshal, sampai bila kau nak hidup dalam neraka tu? " Tanya Mikaila.

" Sampai mana aku tahan Kaila. Rumah tu atas nama Mama aku. Aku ada hak dalam rumah tu. " Kata Eshal.

" Aku takut kalau makin teruk lagi Papa kau belasah kau. Tengoklah muka kau tu. Lebam sana sini. " Kata Mikaila.

" Aku okeylah. Kau jangan risau ye. " Balas Eshal.

" Aku takut kau mati je Eshal. " Kata Murni yang muncul dari arah belakang Eshal.

" Selagi aku mampu bertahan, aku akan bertahan. " Kata Eshal.

" Kau orang dengar tak, ada budak baru nak masuk dalam kelas kita esok. " Kata Murni.

" Aku dengar jugak tadi. Lelaki. " Kata Mikaila.

" Eshal??? " Panggil Mikaila.

" Hahh??? Ye. " Kata Eshal.

" Kau fikir apa ni? " Tanya Mikaila.

" Aku tengah fikir cukup ke duit ni nak beli peralatan welding yang cikgu Aziq nak tu. " Kata Eshal.

" Kau beli yang murah dulu. Ada duit nanti, baru beli yang jenama okey sikit. " Kata Mikaila.

" Ye lah. Dahlah aku kena beli buku lagi. Haihh, Kenapa lah hidup aku berubah 100 persen lepas Mama tinggalkan aku. " Kata Eshal.

" Eshal, semua ni caturan Allah. Terima dengan ikhlas hati ye. " Kata Murni.

" Ye. Tahun ni je. Lepas lulus dapat sijil SKM aku tahu hidup kau mesti akan lebih baik dari sekarang. " Kata Mikaila lagi.

Mereka menyediakan tempat untuk mereka buat busking. Melihat keadaan Eshal mereka semua nekad akan membantu mana yang mereka mampu.

Tapi disebalik itu, Khadim memerhatikan dari jauh apa yang dibuat oleh Eshal.

Dia mengambil beberapa keping gambar dan dihantar kepada Idham.

Selang seminit lepas dm gambar diterima Idham, Khadim menerima panggilan dari lelaki itu.

" Kenapa boss? " Tanya Khadim..

" Dia kat mana tu? " Tanya Idham.

" Kat taman rekreasi tak jauh dari kolej. " Kata Khadim.

" Dia nak buat apa? " Tanya Idham.

" Busking Boss. " Kata Khadim.

" Budak ni. Takpe, kau tunggu aku kat sana. Biar aku yang datang sana. " Kata Idham.

" Baik boss. " Balas Khadim.

Panggilan ditamatkan. Khadim tersengih-sengih tak percaya, bossnya kembali membuka hatinya selepas hampir 4 tahun menduda.

" Boss, boss. Memang serasi lah boss dengan adik tiri boss tu. Yang sorang ego, yang sorang lagi keras kepala nak ikut cakap dia je. " Kata Khadim.

" Tapi aku lihat Eshal ni baik budaknya. Cuma dia jadi sedikit memberontak selepas Mamanya meninggal bunuh diri. " Kata Khadim lagi sambil melihat Eshal dari jauh.

Khadim duduk santai sambil-sambil mendengar alunan muzik dan lagu dari Eshal dan kawan-kawannya.

" Boleh pergi jauh mereka ni. " Kata Khadim sambil melihat Eshal memetik gitarnya.

" Woww lagu kegemaran boss ni. Pelesit kota. " Kata khadim lagi sambil menggoyangkan kepalanya.

Semakin ramai pengunjung yang datang menghampiri ada yang membuat live sambil-sambil menghulur sedikit duit kedalam kotak yang disediakan.

" Mana mereka? " Tanya Idham termengah-mengahencari Khadim..

" Ehh boss. Tu hah yang kena kerumun tu. " Kata khadim.

" Lagu kesukaan boss tu. " Kata Khadim lagi.

" Jom. " Ajak Idham agar mendekat kearah mereka.

Dari jauh terlihat Eshal memetik gitar dibelakang penyanyi lelaki itu.

Terdengar banyak pengunjung yang bersorak. Sambil berhibur menghilangkan penat lelah balik dari bekerja dan sekolah.

" Tak sangka boleh tahan Eshal main gitar tu boss. " Kata khadim lagi.

" Kau bawak motor ke tadi? " Tanya Idham.

" Haah, kenapa boss? " Tanya Khadim.

" Kau bawak kereta aku. Biar aku bawak motor kau balik. " Kata Idham.

" okeyy. " Balas Khadim faham maksud Idham.

" Terima kasih kami ucapkan kepada pengunjung yang ada kat sini. Kami akan putarkan lagu last untuk hari ni. " Kata Rafiq.

" Nak request. " Kata Khadim dibelakang.

Rafiq mendengar teriakan dari arah belakang.

" Nak request apa bang? " Tanya Rafiq.

" Nak gadis tu berlagu. " Kata Khadim lagi.

" Kau bodoh ke apa? " Tanya Idham.

" Biarlah. Lagipun Eshal tak kenal saya boss. " Kata Khadim.

" Yang mana bang? " Tanya Rafiq.

" Yang pegang gitar biru. " Balas Khadim.

" Ooo Eshal. " Kata Rafiq melihat Eshal.

" Eshal? " Tanya Rafiq.

" Okey. " Balas Eshal.

" Baiklah bang. Permintaan abang kami tunaikan. " Kata Rafiq.

" Bismillahirrahmanirrahim, saya akan bawak lagu terakhir, bertajuk Bangkit semula yang dilagukan oleh Khai Bahar.. " Kata Eshal.

Eshal menyanyikan lagu dengan penuh perasaan hingga membuatkan pengunjung merasa kesedihan dalam lagu.

Idham mendengar setiap bait lagu yang dilagukan oleh Eshal.

" Tuhannnn... Mengapa sembunyikan mentari, datang ribut yang melanda tanpa henti. Rupanya betapa indah sang pelangi yang mengganti.. Engkau berjuang menahan oh derita, redup kan duka yang semakin gelora tangan yang menghulur dibiar rahsia, kerananya.." Ucap Eshal menahan sebak dalam hati.

Selesai membuat persembahan, mereka mengemaskan barang-barang itu dan duduk berehat sebelum balik kerumah masing-masing.

" Alhamdulillah, rezeki kau Eshal. Hari ni je kau join group kami, kita dapat hampir 500 ringgit. " Kata Rafiq.

" Alhamdulillah. Rezeki kita semua. " Kata Eshal.

" Nah untuk kau semua. " Kata Mikaila.

" Eh taknaklah. Aku nak 100 je. Cukup untuk aku beli buku. " Kata Eshal.

" Habis mesin welding tu? " Tanya Murni.

" Aku try minta kat Papa aku dulu. " Kata Eshal.

" Jangan Eshal. Kau ambik duit ni. Kau guna. " Kata Murni.

" Tak aku ambik satu ratus je. Okey. Aku gerak dulu. Terima kasih bantu aku. " Kata Eshal apabila baru sedar hari semakin gelap.

Dia berlari sambil membawa beg gitarnya ditangan. Baru nak melintasi jalan dia melihat sebuah motor menghampirinya.

" Naik... " Arah Idham..

" Mana awak tahu saya kat sini? " Tanya Eshal.

" Aku nampak live tiktok tadi. Kau kat sini. Kau ni memang menempah maut kan? " Tanya Idham.

" Habis kau nak aku buat macam mana nak dapatkan duit? Mencuri? Meragut? " Tanya Eshal.

" Dah naik cepat. Kau nak ke Papa marahkan kau dan belasah kau lagi. " Kata Idham..

Berfikir sejenak dan akhirnya Eshal bersetuju dan membonceng motor milik Idham balik ke villa.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience