Elya memandang Denny yang berusaha menyelesaikan masalah soalan yang diajarkannya, Denny tidak perasaan dan terus mencuba, namun satu pun tidak masuk dalam otaknya,
"Susah ni!!" ujar Denny menyandarkan belakang ke birai katil.
"Awak masih tidak faham lagi Ker?" tanya Elya.
"Ya! sepertinya sulit untukku!" ujar Denny, matanya menjeling, namun tatapannya kearah dada Elya.
"Mata dijaga!" ujar Elya yang perasaan akan jelingan tersebut.
"Memang dijaga pun, cuma sesuatu yang sangat menarik hingga tidak bisa menahan pandanganku!" jawab Denny tersengih.
Wajah Elya seketika memerah, dia melipat tangannya untuk menyembunyikan gunung kenyalnya.
"Alah! kenapa dilindung! itukan permandangan bagus?" ujar Denny mendekat.
"Awak!..." bahang panas menjalar diwajah Elya, dia menatap Denny. Ada perasaan lain yang sedang menganggu.
"Kenapa?" Denny bingung, namun dia tetap menghampiri Elya.
Elya menatap dan tidak berganjak, perasaannya bercelaru, jemari Denny sudah menjalar kepahanya serta mengelus lembut, Elya menatap Denny. Seketika nalurinya goyah membuat dia mendekatkan wajah dan mencium bibir Denny.
Denny terperanjat dengan tindakan Elya, namun dia membalas kembali ciuman itu. Denny memaut leher Elya dan memberi kecupan demi kecupan, desahan suara keduanya mulai kedengaran.
"Tunggu...."Elya menarik kecupannya, nafasnya tersengal-sengal, dia menatap Denny, mata Denny sudah dipenuhi nafsu yang bergejolak.
"Kenapa..." Denny masih memaut leher Elya, Elya menarik nafas dan menatap Denny, pipinya memerah dan gelora nafsu sedang menjalar, dia cuba menahan namun ingatan tentang peristiwa hari itu masih membenak.
Denny mengecup sekitar leher Elya, rangsangan demi rangsangan diterima, Elya tidak mampu menahan gejolak lagi, dia memaut leher Denny dan mengecup bibir lelaki itu.
Denny senang dalam hati melihat Elya membalas permainannya, jemarinya lantas menjalar ke gunung kenyal, menyelinap di balik baju dan sampai ditujuan.
"Denny...!!" mata Elya terbeliak saat Denny mulai meremas lembut kedua gunungnya, dia mendesah, sentuhan dari Denny membuat fikirannya bercelaru.
"Kita pemanasan dulu, nak tak?" soal Denny, dia menunduk sedikit, mengangkat baju Elya keatas dan melepas bra yang dipakainya, dua gunung kenyal melantun seketika.
Denny tersenyum, dia memaut pucak gunung dengan mulutnya, menghisap puncak warna pink itu dan diatas kedengaran suara Elya mendayu menahan keenakan.
Jemari Denny tidak tinggal diam, mengembara ke taman larangan dibawah, menyelak pelindung dan mengusap batu kecil dimuka gua.
"Aaaahhh..." Elya mendesah, dia menongkatkan lengannya kebelakang, menahan posisi dari jatuh.
Melihat Elya mula menikmati permainannya, Denny menarik seluar dalam yang digunakan Elya menampakkan permukaan pink yang mulai ditumbuhi rumput halus.
"Kamu merawat kebunmu dengan baik!" ujar Denny memandang Elya.
"Jangan cakap macam itu! itu memalukan!" bentak Elya, wajahnya memerah dan dia memberi senyuman lembut.
Denny yang melihat senyuman itu mulai bersemangat, dia membuka lebar kedua kaki Elya, merapati gua tersebut. Lidahnya menjulur dan bermain di pintu gua, Elya tidak mampu menahan gejolak lagi dan rebah sambil menikmati permainanan Denny.
Sementara itu dirumah Nana, ayahnya mencapai satu kotak, menarik keluar satu paket dan mengoyakkannya, dia memasang getah pengaman di senjata lelakinya.
"Kita mulai sayang!" ujar Ayah Nana dengan lembut.
"Ermmm..." jawab Nana, bibirnya lebam akibat dihisap oleh ayahnya dari tadi, ayahnya menikmati sekali bibir mungilnya.
Perlahan ayahnya memposisikan senjata dihadapan pintu masuk, Nana menahan nafasnya.
SLURRP...
Senjata masuk dengan mudah kerana permukaan memang sudah basah akibat permainan awal tadi, dua kali air nikmat terpancur keluar, dan itu sudah cukup membasahi sekitar dan dalamannya.
"Dalammu masih sempit, punyamu juga pandai menelan milik ayah!" ujar ayahnya mulai bergerak perlahan setelah menyesuaikan pengukuran didalam milik Nana.
"Sudah pasti, berapa kali ayah memasukiku selama ini, milikku sudah mengenal milik ayah selama itu!" jawab Nana tersenyum polos.
"Hehehe..." ayahnya menyeringai, memautkan tangannya di pinggang Nana dan mulai bergerak mengikuti rentak.
Plak! Plak! Plak!
Daging lembut berlaga kedengaran memenuhi kamar Nana, suara desahan mulai berkumandang, ayahnya menikmati seluruh daging pink milik Nana, keduanya hanyut dalam permainan.
Mereka berdua mencoba pelbagai posisi, Nana menikmati milik ayahnya, ianya memenuhi seluruh ruangan dan menyentuh hujung saluran milik Nana.
Desahan Nana semakin menjadi saat milik ayahnya menyentuh penghujung saluran milik ayahnya, dia merasa kenikmatan yang berbeza dari bermain dengan Rigan dan Kego.
"Ayah! biar aku memimpin!" ujar Nana.
"Baiklah sayang!" ujar Ayahnya berbaring di katil, Nana bangkit dan duduk diatas ayahnya.
"Milik ayah lumayan besar, milikku yang sempit sepertinya terbuka lebar!" ujar Nana tersenyum dan memasukkan milik ayahnya disaluran miliknya.
Saat keseluruhannya masuk dan menujah hingga ke hujung saluran, Nana mendesah seketika, dia kemudian mulai bergerak turun naik, ayahnya menikmati pergerakan Nana.
"Rupanya, kamu sudah pintar ya, kamu pasti banyak belajar untuk memuaskan ayahmu ini!" ujar Ayahnya.
"Hehehe...ayah fikir ayah saja bisa, aku pun bisa" Nana mencondong kehadapan, dia memberi ciuman yang mendalam sambil mengerakkan pinggangnya dengan laju.
Ayahnya memaut pinggang ramping Nana, dia juga menujah dari bawah, pergerakan mereka menjadi seirama.
"Sayang, ayah nak keluar!!" ujar ayahnya sambil memegang erat pinggang ramping Nana.
Mendengar itu, Nana terus melajukan pergerakan pinggangnya, ayahnya menyentap pinggan Nana dengan erat dan menujah dengan keras.
Nana juga menghamburkan pancuran deras untuk kali ketiganya, dia rebah ke dada ayahnya, nafasnya tersengal-sengal begitu juga dengan ayahnya.
"Ayah, sepertinya aku lelah! makan malamnya mungkin terlambat!" ujar Nana tersenyum manis.
"Tidak mengapa, nanti ayah yang masak! kamu rehat dulu!" ujar ayahnya mengusap rambut Nana.
"Terima kasih ayah!" Nana membaringkan diri kesamping, dia melelapkan mata, ayahnya bangkit dan membersihkan kesan pertarungan mereka berdua sebelum beredar keluar.
(Bersambung....!!)
Share this novel