Chapter 8

Romance Series 1826

"Bye Sofea..!!" Ucap Nana dengan wajah polosnya serta senyuman comel.

"Jumpa esok disekolah!" Balas Sofea sambil melambai dan berjalan pulang.

Seharian Nana dan Sofea menghabiskan waktu berjalan dimall, setelah itu keduanya berpisah dan kembali kerumah masing-masing.

Nana melangkah dengan senyuman dibibir, dulu dia jarang memiliki teman kerana sifatnya suka menyendiri, namun setelah berkenal dengan Sofea, dia mula memiliki keberanian mendekati yang lain. Sofea dan Judita menjadi rapat dengannya.

Namun gara-gara Sofea dia menjadi dekat dengan Rigan, Kego dan Denny, meskipun sering melakukan hubungan badan dengan Rigan dan Kego, Nana belum pernah disentuh Denny. Dia pernah sekali dicium Denny namun lelaki itu tidak tergopoh menikmatinya seperti Rigan dan Kego.

Langkah ringan sambil mengingat persahabatan mereka, tidak terasa Nana sudah tiba dirumahnya, Nana dibesarkan oleh ayahnya, sementara ibunya sudah bercerai dan menikah lagi dengan orang lain, ibunya langsung tidak pernah menjenguk ataupun mengambil tahu tentangnya.

"NANA!!" satu suara keras kedengaran, wajah ayahnya menyinga dihadapan pintu.

"A..ayah?" Nana menjawab dengan gugup.

"Kemana saja kamu? kamu tahu ayah balik awal dan tidak menyiapkan makanan?" jerkah ayahnya dengan tegas.

Ayahnya mengenakan singlet dan seluar pendek, wajah garang ayahnya segera membuat Nana menciut.

"Aku keluar dengan teman tadi, beli alat sekolah!" jawab Nana sambil menundukkan muka.

"Kamu tiap hari jalan-jalan saja kerja, kadang-kadang kamu lupa menyiapkan makanan untuk ayah!" Suara ayahnya tegas. "Ayah harus beri pelajaran kepada kamu!" tangan ayahnya segera mencengkam lengan Nana.

Nana hanya terdiam, dia mengikuti saja tarikan ayahnya, dia sering menerima hukuman jadi sudah lali dengan perangai ayahnya.

Badan mungil Nana ditolak ke ranjang, ayahnya menyingkap skirtnya keatas, melorot celana dalamnya. Nana hanya terbaring menutup mulut.

"Sepertinya, kamu menjaga milikmu dengan baik!" ucap ayahnya, memasukkan jemari kedalam gua milik Nana.

"Um...aku selalu membersihkannya!" Jawab Nana, nada suaranya bergetar saat ayahnya mulai memainkan jemari didalam dirinya.

Segera beberapa minit, ayahnya membasahkan pintu masuk dengan lidah, juluran lidah ayahnya bermain dengan inten dihadapan pintu masuk, nafas Nana turun naik akibat permainan dari lidah ayahnya.

Sementara itu, dirumah Ethan, Amy dengan manja duduk di pangkuannya sambil memegang kontrol mainan game. Dia sengaja mengosok belahan bawahan yang hanya ditutupi celana dalam ketempat intim Ethan.

Ethan merasa sentuhan itu merasa ghairah yang luarbiasa, sentuhan lembut dari daerah milik Amy meskipun hanya bersempadan dengan kain, membuat Ethan menarik nafas.

"A..a...Amy..." suara Ethan tersekat-sekat.

"Hm?" Amy menjeling manja, dia meletakkan kontrol gamenya dan jemarinya turun ke daerah intim milik Ethan dan mengelus sesuatu yang menonjol disebalik seluar Ethan.

"Ja...Jangan...."ucap Ethan, suaranya tersekat.

Namun Amy tidak menghiraukan ucapan Ethan, dia terus mengelus lembut bahagian tersebut, wajah Ethan memerah menahan ghairahnya, dia mengetap bibir. Sensasi yang tidak pernah dia rasa terus menusuk ke setiap tubuhnya.

"Abang...tahan ya, jangan buat suara, nanti mak cik dengar!" ujar Amy menunjuk yang ibunya Ethan masih dirumah.

"t..ta...tapi, ini...salah!" jawab Ethan cuba mengalihkan tangan Amy.

Namun Amy tetap degil, dia terus mengelus tempat tersebut, Ethan menahan nafasnya dan tiba-tiba terdengar bunyi suara kaki naik ke tingkat atas.

Amy segera mengatur duduknya dan mencapai kontrol game, ibu Ethan menjenguk.

"Ethan, ibu keluar sekejap ya! nak beli barang dapur, kamu jaga rumah sebentar okay!" pesan ibunya.

"Baik bu!" jawab Ethan, mengatur kembali emosinya.

"Amy, kalau perlu apa-apa beritahu Ethan ya, jangan keluar sorang-sorang!" tambah ibunya lagi.

"Baik mak cik!" jawab Amy dengan senyuman manis.

Amy sebenarnya menginap dirumah itu untuk beberapa minggu atas alasan dia tidak mahu bersendirian dirumah, ibu dan ayahnya balik kampung kerana ada masalah, dan dia perlu ke sekolah dan kebetulan rumah Ethan dekat dengan sekolahnya dia memilik untuk menginap dan mendapat kebenaran dari ibu dan ayahnya.

Bunyi deruman enjin kereta pergi kedengaran, Amy menjenguk dan melihat mak ciknya sudah pun pergi, senyuman terukir dibibir.

"Abang! kita lanjut Okey?" ujarnya mendekat kearah Ethan.

"Lanjut?..."Wajah Ethan masih kemerahan.

Amy duduk disamping Ethan, dia menarik zip Ethan kebawah dan kelihatan sesuatu sedang membengkak di balik seluar dalamnya.

"Abang, bisa lepas seluar dalamnya?" soal Amy merenung Ethan dengan penuh mengoda.

"Se..seluar..da..dalam..." Ethan terketar-ketar namun melorotkan seluarnya bersamaan seluar dalamnya sekali, kejantanan terpampang dihadapan Amy.

Amy yang melihat hal tersebut, tersenyum kecil, tangannya lantas menggapai kejantanan milik Ethan, dengan mulus dia mula menggoyangkannya.

"Er..er...ehem..." desahan terlepas dari mulut Ethan, permainan tangan Amy menaikkan nafsu Ethan, wajahnya jelas menikmati hal tersebut.

Amy yang melihat Ethan mulai jatuh kedalam permainannya tersenyum penuh makna, dia menghampiri Ethan dan menujah lembut bibir mungilnya ke bibir Ethan.

Ethan yang merasa hal tersebut tersentak, namun dia tidak menolak malah membalas kecupan Amy, bibir mereka bertaut dan perlahan Ethan membungkus lengannya ke badan Amy.

"Abang...mau rasa yang lebih nikmat tak?" Soal Amy, dia menunduk kebawah tempat kejantanan perkasa milik Ethan yang masih belum goyah.

"B..bo...leh..."Ethan menyahut.

Amy membuka mulutnya, perlahan hujung senjata masuk sedikit demi sedikit kedalam mulut Amy, dia mulai memaju-mundurkan kepalanya sambil jemarinya meremas dibebola dibawah.

Ethan mengeram keenakan, tiba-tiba telefonnya berbunyi, tentera nama yang membuat Ethan tersentak.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience