PART 11

Romance Completed 16096

11 Januari 2018, London

Januari mungkin musim salju yang menyamankan di Kota London namun menjadi cuaca yang sulit buat family di Indonesia. Barusan sebentar tadi Abby bervideo call dengan mama dan papanya di Indonesia yang nga habis-habis mengadu cuaca hujan dan rebut taufan sering saja melanda negara kelahirannya sehingga membuat jadual mereka kaotik. Abby hanya lucu melihat leteran dan rintihan mereka.

Usai video call, Abby bangun dan segera ke kasir melunaskan bayaran kopi latte dan croissant yang dijamahnya tadi. Aktiviti hari ini sudah selesai, tiada lagi kuliah tinggal lagi dia mahu berjalan-jalan di taman berdekatan untuk mengambil angin, merehatkan mindanya. Setelah dua tahun di kota London, ini seakan ritual harian wajib baginya. Berjalan-jalan berehat dari kesibukan dan memerhatikan warga kota London meneruskan aktiviti mereka sambil Abby mencari-cari ilham untuk membikin lagu.

Ada satu sudut di taman ini yang sunyi dan sepi, sebuah tempat duduk yang ditimbuni pokok-pokok rending, meski dalam kesejukan Abby tetap mahu duduk barang seminit dua, mungkin kerana berasa sedikit letih.

Namun alangkah hampanya Abby tatkala melihat ada sesosok tubuh sudahpun duduk di kerusi tersebut.

‘’Ah berani dia duduh di bangku favourite ku,’’ getus hati Abby yang sudah semakin hampir ke arah sosok itu namun langkahnya perlahan berpusing ke belakang semula, coba untuk mencari ruang lain. Namun langkahnya mati tiba-tiba. Petikan gitar dari sosok tersebut memecah kehampaannya. Dia seakan terpukau dengan bunyian mengasyikkan itu sehingga nga sedar langkahnya berpatah semua ke arah sosok yang sedang memetikkan gitarnya.

Abby benar-benar terpukau, hilang dan tanpa sedar dia duduk benar-benar di sebelah sosok tersebut.

‘’Did you like this song?” tanya pria tersebut.

Abby kaget, malunya. Bagaimana bisa dia duduk sebelah sosok itu padahal dia merancang untuk mendengar sekejap petikan gitar itu dan akan segera pergi sebelum sosok itu sedar keberadaannya.

‘’Yes, it’s very fascinating, kinda sad song but give some hope towards the end of the song, and I don’t know why, this song reminds me of my home, and all the people and the memories I leave behind.’’ Balas Abby.

‘’And where is that place you called home?’’ tanya pria rambut ikal, bermata biru gelap, senyumannya manis dengan gigi putih indah tersusun kemas.

‘’Jakarta, Indonesia.’’ Jawab Abby melemparkan senyuman, dia ngak lagi janggal seperti tadi. Hatinya beransur senang berbicara dengan pria tersebut.

‘’Wah, aneh! Kecil betul ya dunia ini! Saya juga berasal dari Indonesia cumanya sudah menetap di sini sejak 10 tahun yang lalu ikut nyokap dan bokap aku. Aduh rasa terubat rindu pada kampung halaman bila bertemu orang dari negara yang sama kamu tau ngak! Aku rasa senang sekali kayak happy bila dapat makan leleh sambal lado!’’ tutur pria tersebut penuh gembira dan dibalas dengan gelak tawa dari Abby.

‘’Kamu ini lucu banget ya! Oh ya, nama aku Abby, sedang lagi menyambung pengajian dalam bidang music di salah satu universitas di sini. Selamat berkenalan. Kamu?” tanya Abby sambil bersalam dengan pria tersebut.

‘’Eh nama pun lebih kurang sama ya! Namaku Abraham, tapi kamu boleh panggil ku Abe, aku lagi senang kalau kamu panggil aku dengan nama itu. Aku composer, tukang buat lagu mendamaikan hati-hati yang gundah. Justeru aku di sini sedang cari ilham bikin lagu dan pas pas lalu di bangku ini aku dapat ilham, ya iya langsung aja aku petik gitar dan record di hp, takut lupa’’ Balas Abe.

Abby sekali lagi kaget, kenangan lama dan ingatannya pada kekasih lama bermain semula. Pertemuan apakah yang aturkan ini tuhan? Kau ambil Abraham dan kau utuskan Abraham yang satu ini peneman ku hari ini.
‘’Hello, Abby kamu kenapa termenung?’’ tanya Abe.

‘’Eh, maaf, aku lagi terkenang teman lama. Nama kamu itu sama dengan teman aku itu. Aneh betul ya, nyata banyak persamaan.’’ Jawab Abby.

‘’Cuaca bertambah sejuk, kamu sudah dinner? Yuk kita dinner di Warung Padang restaurant? Kamu mahu? Sekalian kita ngobrol. Ayuh! Kamu free kan? Ayuh kita celebrate pertemuan pria dan gadis dari Indonesia, Abby dan Abe di restoran Indonesia!’’ tuturnya penuh girang, mana mungkin Abby mampu menolaknya.

Dan saat ini, Abe dan Abbyjalan beriringan penuh canda dan tawa yang memecah kesunyian taman itu.

Aneh hari ini, tapi nyata rasa ini indah buat mereka berdua.

Tamat

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience