PART 1

Romance Completed 16096

Rasa apa yang sering mengetuk dinding hatiku ini, membuat aku sering rasa penasaran dan lemas memikirkannya. Kadangkala hariku berjalan normal namun tiba-tiba meledak penuh energy saat terpandang dirimu. Dan paksi duniaku berputar 360 darjah apabila seharian tidak melihat kamu. Eh rasa apa ini yang menyebalkan ya? Aneh! Aneh! Aku rasa aneh! Apa kamu juga rasakan yang sama?

****

Tangisan syahdu sang langit deras membasahi bumi. Segala aktiviti yang sudah dirancang secara total tertangguh. Abby hanya duduk termanggu di kamarnya, sedari tadi hanya memerhatikan rintik hujan dari jendela kamarnya mengharapkan agar tangisan langit ini akan redah dan pelangi akan muncul. Betapa gadis 20 tahun ini berharap, keindahan sang pelangi akan mengisi panorama petangnya, untuk menatap garisan warna-warni ciptaan Tuhan dari balik kaca ini di petang hari pasti dapat mengubati jiwa-jiwa yang runsing.

Sesosok bayangan munculdari arah jendelanya, terlihat seorang pria turun dari motornya dengan keadaan basah kuyub, Abby melihat pria itu seperti berteduh di depan rumahnya tampak kedinginan. Ia memperhatikan pria itu dengan cemas melindungi sebuah tas kulit gitar yang ia lindungi, tampaknya tas itu lebih berharga dari tubuhnya.

Naluri Abby tergerak melihat pemandangan itu , ia memutuskan untuk menghampiri pria itu walau ia tidak mengenal jelas siapa pria itu. Hatinya ibah, segera ia keluar dari rumahnya. Dengan sebuah payung ia mendekati pria dengan tinggi 175cm . Kemudian membuka pintu gerbangnya.

“ Silakan masuk, daripada kehujanan basah baiklah masuk..” Tawar Abby dan pria itu menatapnya dengan tersenyum kedinginan .

“ Benar ngapapa.. ?.” ujar pria itu sopan.

“ Serius.. Dirumah ini aku tinggal sendirian, Ayo..!!.”

Pria itu pun luluh, ia memarkirkan motornya ke dalam halaman rumah Abby yang sederhana. Kemudian Abby mengajaknya duduk diruangan teras, Abby kembali ke dalam rumah untuk Mengambilkan sebuah handuk kering. Pria itu tidak menolak handuk berwarna pink tersebut Namun, pria itu lebih memilih membersihkan gitarnya kebanding dirinya. Abby hanya tersenyum kecil memperhatikan tingkah pria berkulit putih dan bermata sipit tersebut. Timbul pertanyaan mengelitik.

“ Kok gitarnya dulu yang di keringin. Bukannya kamu ?.”

“ Iya, gapapa. Ini nyawa pertama aku. Jadi penting juga!.”

“ Wow.. emang gitar itu buat apa, kok dibilang nyawa kedua..”

“ Aku Abraham Volarie, seorang gitaris band amatiran namanya Carame.”

“ Oh. gitu ya. Pantesan. Denger denger, Seorang pemusik selalu menganggap alat musik sebagai nyawanya. Aku pikir tadinya Cuma rumor, dan ternyata benar ya!.”

“ Hehehe. Gitulah.. emang kamu bisa main alat musik juga?.”

“ hm..” Abby terdiam menatap gitar klasik yang dimiliki Abraham .

“ Sedikit bisa main piano, dulu sempat les tapi sekarang uda bodoh kali ya.!! tapi gitar ga bisa deh... pengen belajar sih! tapi ga ada waktu , sibuk kuliah hahaha!.”

“ Oh gitu ya.. emangnya kamu kuliah dimana?.”

“ STIKOM.. deket sini. Aku perantauan dari Malang. Rumahnya ini kontrak. Makanya jangan heran kalau aku sendirian !.”

“Hm. gitu ya..”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience